Suara.com - Meroketnya jumlah kasus Covid-19 di Jakarta membuat petugas Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta seperti Defri Tiansah makin bekerja ekstra untuk mengevakuasi pasien ke rumah sakit. Bahkan, Defri pun mengakui jika kondisi Ibu Kota tidak sedang baik-baik saja.
Suara.com berkesempatan mewawancarai Defri di tengah kesibukannya untuk mengevakuasi warga yang terpapar Covid-19 ke rumah sakit.
“Saya hanya bisa mengelus dada,” kata Defri membuka perbincangan saat ditemui Suara.com di Gedung ADG Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (8/7/2021), siang
Ucapan itu terlontar saat kami meminta tanggapan Defri tentang masih banyaknya masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan.
Defri kemudian terdiam sesaat, menarik napas panjang, “Saya hanya tenaga medis, pekerjaan saat hanya menolong pasien. Dan saya hanya bilang, Mas maskernya dipakai ya, hanya bisa bilang gitu,” ujarnya.
Tanpa berbasa-basi, pria 29 tahun itu menjelaskan situasi Ibu Kota yang kini sedang dikepung virus Covid-19. Bahkan, Defri mengaku kondisi Covid-19 di Jakarta lebih parah, dibanding awal tahun 2020 lalu
“Saat ini jauh lebih parah,” kata Defri kepada kami, sambil merapikan seragamnya.
Seiring melonjaknya kasus Covid-19, kerja sif para petugas juga ditambah.
“Sekarang masing-masing petugas tiga sif per hari,” ucap Defri.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Masih Tinggi, Pemkot Solo Siapkan Lahan TPU Khusus Covid-19
Menurutnya, penambahan sif terjadi sejak pertengahan bulan lalu, bersamaan dengan angka kasus Covid-19 di Jakarta yang melambung tinggi. Padahal sebelumnya mereka hanya bekerja dalam dua sif per hari.
Menjadi petugas AGD Dinkes DKI (sopir ambulans sekaligus perawat), membuat hari-harinya berdekatan dengan pasien Covid-19, tentu saja dalam kondisi yang sedang tidak baik-baik saja.
“Karena pasien yang kami jemput adalah mereka yang kondisi OTG sebelumnya kemudian dalam situasi darurat,” kata Defri.
Dalam situasi tersebut, mereka harus berjibaku dengan waktu, menembus jalanan Jakarta untuk sampai menuju rumah sakit yang dituju.
Namun, kondisi sekarang tidak semudah keadaan sebelumnya. Setiap pasien yang mereka bawa belum tentu langsung mendapatkan pertolongan pertama. Mereka harus ikut mengantre dengan pasien lainnya.
“Walaupun rumah sakit sudah ok, kami (bersama pasien) harus tetap mengantre. Karena yang harus ditangani banyak,” imbuh Defri.
Berita Terkait
-
Kasus COVID-19 Menggila, Nakes Kewalahan, Satu Orang Tangani 15 Pasien
-
Pecah Rekor! Kasus Harian Covid-19 Kaltim, Nyaris Sentuh 1.000 Orang, Meninggal 26 Kasus
-
Kasus Covid-19 di DIY Makin Tinggi, Kadin Laksanakan Percepatan Vaksinasi
-
Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Balikpapan Disebut yang Tertinggi Se-Kalimantan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?