Suara.com - Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI, Ahmad Yani, mengatakan pihaknya tidak mengetahui sebelumnya apa yang dilakukan M Usman membentangkan kain kafan dengan tulisan "Pak Jokowi, tolong turunkan harga minyak goreng". Aksi itu dilakukan saat rombongan Presiden Joko Widodo selesai meninjau Pasar Bedug di Kota Jambi, Kamis (7/4/2022).
"Nggak-nggak, kita nggak tahu sebelumnya," kata Yani saat dihubungi, Jumat (8/4/2022).
Kendati begitu, Yani mengatakan apa yang dilakukan Usman tersebut merupakan bagian dari apa yang memang diperintah oleh organisasi. Hal itu diatur dalam makmulat.
"Itu sesungguhnya bagian dari dia melaksanakan maklumat KAMI menyuarakan rakyat," ungkapnya.
Di sisi lain, Yani menyayangkan perilaku aparat hukum yang melakukan pengamanan terhadap Usman. Menurutnya, tugas TNI hingga Polri bukan untuk menangkap atau mengamankan para demonstran.
"Jadi saya kira saya minta kepada aparat apalagi TNI. TNI tidak boleh seperti itu, itu bukan tupoksinya TNI. Sebaiknya TNI kalau TNI itu mengamankan wilayah di Papua bukan mengamankan rakyat yakan penangkapan," tuturnya.
"Dan polisi tugasnya jangan halangi orang demontrasi mengawal orang menyampaikan unjuk rasa itu menunjukkan perasaannya protes agar tindakan-tindakan itu tidak berubah menjadi anarkis. Nah karena merubah jadi anarkis baru boleh ditindak," sambungnya.
Yani mengatakan, kekinian memang banyak masalah dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Mulai permasalahan minyak goreng, harga pertamax naik hingga persoalan isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Jadi berbagai semacam problem yang benar-benar besar berdampak langsung suka atau tidak suka sudah berdampak langsung. Ditambah utang membumbung tinggi itu kan tanggung jawab semua ditambah hal-hal ditambah dengan isu bagaimana ada penggalangan model-model orde baru," tandasnya.
Baca Juga: Mahasiswa Bakal Geruduk Istana 11 April, Polisi Belum Terima Pemberitahuan Aksi Demo Jokowi
Diamankan
Sebelumnya seorang warga Jambi bernama Muhammad Usman diamankan aparat TNI dan Paspampres saat membentangkan kain kafan dengan tulisan "Pak Jokowi, tolong turunkan harga minyak goreng" di depan rombongan Presiden Joko Widodo selesai meninjau Pasar Bedug di Kota Jambi, Kamis (7/4/2022). Ternyata, Usman merupakan perwakilan dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia/KAMI bentukan mantan panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo.
Usman menerangkan kalau dirinya menjabat sebagai Komite Eksekutif KAMI Provinsi Jambi. Aksi solonya tersebut merupakan bagian dari aksi KAMI untuk membela emak-emak yang tengah kesulitan akibat naiknya harga minyak goreng dan harga kebutuhan pokok lainnya.
"Sebagian besar anggota KAMI Provinsi Jambi adalah emak-emak yang merasa sangat terdampak oleh kenaikan harga minyak goreng. Selain ada juga yang ingin menyampaikan pendapat mengenai penolakan wacana tiga periode jabatan presiden, penundaan pemilu, kenaikan harga BBM, dan sebagainya," terang Usman kepada Suara.com.
Berita Terkait
-
Titik Aksi Mahasiswa Hari Ini di Kota Makassar, Demo Tolak Presiden Jokowi 3 Periode
-
Usman Ditangkap saat Demo Jokowi Sambil Bentangkan Kain Kafan, Petinggi KAMI: Itu Ekspresi Dijamin UU!
-
Mahasiswa Bakal Geruduk Istana 11 April, Polisi Belum Terima Pemberitahuan Aksi Demo Jokowi
-
Pembangunan Infrastruktur Adil dan Merata Kunci Sukses Jokowi Rawat Kebhinekaan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri