Suara.com - Mobil autokemudi Google, yang tak dilengkapi setir, pedal rem, dan pedal gas, selalu dipuja-puja sebagai masa depan industri otomotif. Tetapi menurut MIT Technology Review, masih banyak kelemahan pada mobil mungil tersebut.
Kelemahan pertama, mobil nirawak Google itu belum bisa dikemudikan di semua jalanan. Teknisi dan komputer harus memetakan jalan yang akan dilalui oleh mobil itu.
Seperti penghafal yang baik, mobil Google baru bisa melalui sebuah jalan jika data seperti peta atau rambu-rambu di lintasan itu sudah dimasukkan ke dalam pusat datanya.
Jika ada perubahan di sebuah jalan dan informasi itu belum diterima oleh Google, maka bisa menyebabkan kecelakaan. Misalnya di sebuah jalan tiba-tiba dipasang tanda larang, karena ada perbaikan jalan, mobil Google tidak akan menggubrisnya.
Meski demikian, sensor pada mobil itu akan tetap berfungsi dan membuat mobil secara otomatis mengerem.
Tetapi sensor pada mobil Google sendiri belum begitu mumpuni, tulis MIT Technology Review. Misalnya saat melintas di perempatan jalan, sensor mobil belum bisa berfungsi dengan sempurna.
Cuaca juga salah satu masalah yang sukar dihadapi Google. Mobil tanpa pengemudi itu belum bisa melaju di tengah salju atau hujan deras. Mobil itu juga tidak bisa mendeteksi lampu lalu lintas jika sinar matahari tepat menerpa lensa kamera sensornya.
Selain masalah teknis, mobil otomatis Google juga masih didera masalah hukum, dilema moral, dan kerisauan soal privasi.
Sebuah studi yang digelar oleh Alliance of Automobile Manufacturers menunjukkan bahwa hampir tiga perempat responden mengaku khawatir mobil Google akan merekam informasi-informasi pribadi mereka. Sementara 70 persen lagi mengaku jika informasi mereka akan dirampas oleh pemerintah.
Mobil otomatis Google juga dikhawatirkan bisa dimanfaatkan oleh peretas, yang bisa mencuri kendali sistem komputer mobil tersebut. Peretas bisa saja mengatur kecepatan, pengereman, atau arah mobil sesuka hati mereka.
Ada juga pertanyaan, siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan? Produsen mobil, Google sebagai penyedia sistem operasi, atau pemilik mobil?
Google sendiri selalu mengatakan bahwa teknologinya, selain ramah lingkungan, juga bisa secara drastis mengurangi kecelakaan lalu lintas yang memang pada umumnya disebabkan kesalahan pengemudi. (Aol.com)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bongkar Rahasia Perusahaan, Ini yang Terjadi pada Motor Baru Honda sebelum Dikirim ke Rumah
-
Mitsubishi Fuso Jamin Biaya Kepemilikan Fighter X Tractor Head 4x2 Lebih Murah
-
Wuling Motors dan Pos Indonesia Hadirkan Mitra EV Sebagai Solusi Kendaraan Logistik
-
Suzuki Meluncurkan New XL7 Hybrid Alpha Kuro: SUV Tangguh dengan Tampilan Lebih Elegan
-
Kakorlantas Sudah Tak Pakai Strobo, Pejabat Lain Kapan?
-
Rocky Hybrid Catat 500 Pemesanan, Konsumen Baru Terima Unit November
-
Mitsubishi Fuso Luncurkan Fighter X Tractor Head 4x2 Pertamanya di Indonesia
-
Rocky Hybrid Pecahkan Rekor Efisiensi BBM 47 km/L, Terbukti Super Efisien
-
Federal Oil Edukasi Konsumen Agar Terhindar dari Peredaran Oli Palsu
-
MAKA Motors Resmikan Showroom Pertama di Bali Perluas Jaringan Motor Listrik Nasional