Suara.com - Dua mobil andalan Datsun, Go Panca dan Go+ Panca, melanglang buana di pasar otomotif Indonesia dengan hanya mengandalkan varian transmisi manual selama hampir tiga tahun. Akhirnya, di tahun ini, keduanya akan memiliki varian transmisi otomatis.
Hal itu dipastikan oleh Head of Datsun Indonesia, Indriani Hadiwidjaja, saat berbicara di sela-sela pertemuan awal tahun Datsun dengan media massa, 26-27 Januari di Bandung, Jawa Barat. Varian transmisi otomatis Go Panca dan Go+ Panca bakal pula diikuti oleh peluncuran model ketiga Datsun yang mengacu pada sport utility vehicle (SUV) Go-Cross Concept.
Sayangnya, soal kapan waktu peluncuran tersebut, masih ditutup rapat-rapat. "Belum bisa kami bocorkan. Tapi model ketiga nanti juga pasti sudah ada varian transmisi otomatis," ucap Indri menambahkan keterangannya.
Datsun pertama kali hadir di segmen low cost green car (LCGC) Indonesia melalui mobil tujuh penumpang Go+ Panca pada Mei 2014. Tak lama berselang, masih di tahun yang sama, hatchback Go Panca menyusul.
Belakangan, kompetitor-kompetitor Datsun satu-persatu memperkenalkan varian transmisi otomatis. Namun, Datsun masih bertahan dengan transmisi manual hingga 2017.
"Sekarang ini kami hanya bermain di 70 persen pasar LCGC, yaitu segmen manual. Tapi, dengan adanya varian otomatis nanti, kami akan mendapatkan tambahan dari yang 30 persen. Bisa bermain di 100 persen segmen LCGC. Jadi, pastinya akan ada penambahan (penjualan)," papar Indri.
Penjualan Datsun sepanjang 2016, menurut Indri dalam presentasinya, mencapai sekitar 26 ribu dengan pangsa pasar 12 persen di segmen LCGC. Adapun transaksi jual-beli pada 2015, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mencapai 29.358 unit.
Dengan hanya bermodalkan transmisi manual, pasar terbesar Datsun, kata Indri, masihlah di luar kota besar yang konsumennya semakin menggemari mobil-mobil dengan girboks otomatis. Makanya, wilayah pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) menyumbang 30 persen dari penjualan di 2016.
"Jakarta sendiri 17 persen. Bodetabek masih cukup kuat dibanding kota besar Jakarta," kata dia.
Sementara sebanyak sekitar 30 persen lainnya disumbangkan oleh Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali dan Lombok.
"Sumatera bersama Sulawesi memberikan kontribusi sekitar 13-15 persen. Yang paling kecil Kalimantan dengan 4 persen, karena diler kami memang masih sedikit di sana dan pengembangan kami memang tak sekuat di Pulau Jawa," papar Indri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
Terkini
-
Bahaya Membiarkan Mesin Mobil Menyala Tanpa Pengawasan Bisa Berujung Sanksi Pidana
-
5 Rekomendasi Mobil Sedan Bekas Irit dan Bandel, Perawatan Semudah Avanza Sejuta Umat
-
Pameran Otomotif Bantu Dongkrak Penjualan Mobil Baru Sepanjang 2025
-
5 Rekomendasi Motor yang Kuat Bawa Barang Banyak, Cocok Buat Kurir
-
7 Mobil Bekas Matic MPV Harga Rp70 Jutaan, Paling Bandel Minim Perawatan
-
5 Rekomendasi Motor Manual untuk Keluarga 2 Anak, Jok Panjang dan Irit Perawatan
-
Yamaha Diam-Diam Siapkan Jagoan Baru di Segmen Motor Sport 200 cc Isi Celah R15 dan R25
-
5 Mobil Bekas Sedan Dibawah Rp25 Juta Masih Laik Dibeli, Biaya Perawatan Murah!
-
Rahasia di Balik Murahnya Harga Mobil China Bekas Rasa Baru di Pasar Otomotif
-
Desain Mobil China Dinilai Hanya Bisa Plagiat dan Minim Inovasi