Daihatsu New Ayla 1.2 l resmi diluncurkan di Sunter, Jakarta, Jumat (7/4/2017). [suara.com/Insan]
Daihatsu mengeluhkan tingginya tingkat kredit macet tahun ini yang membuat penjualan mereka menjadi lebih sulit. Pasalnya, lebih dari 80 persen penjualan Daihatsu didapat lewat kredit.
Marketing Director PT. Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra mengatakan, pada tahun ini mereka menargetkan angka penjualan yang lebih rendah dibanding tahun lalu yaitu 180 ribu unit.
Adapun penjualan Daihatsu pada tahun lalu, menilik data wholesales milik Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ialah 189.683 unit.
"Iya (target kami tahun ini) turun. Kami melihat tahun ini pasar agak berat karena kredit itu menjadi faktor penentu pergerakan pasar mobil Indonesia. Kalau melihat (pasar mobil secara keseluruhan) tiga bulan pertama tahun ini, wholesales memang naik 5 persenan, tapi retail turun 5 persenan," kata Amelia, Jumat (7/4/2017) kemarin di Jakarta.
Hal ini, lanjut dia, disebabkan oleh tingkat Non Performing Loan (NPL/kredit macet) yang tinggi. Risiko kredit pun, sebagai dampaknya, menjadi lebih besar sehingga perusahaan-perusahaan leasing lebih ketat dalam memberikan persetujuan kredit mobil.
"Di Daihatsu sendiri 83 persen itu penjualan lewat kredit. Kalau leasing approval terpengaruh, penjualan kita juga terpengaruh," ungkap Amelia.
"Kalau lihat dari Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) saja, SPK Daihatsu bagus, di atas 19 ribu unit. Tapi, realisasi penjualan bulan lalu itu 15.300-an unit. Jadi jauh banget realisasi penjualannya karena perusahaan leasing hati-hati banget," sambung dia.
Amelia mengklaim bahwa penjualan Daihatsu di tiga bulan pertama 2017 masih lebih besar dibanding tiga bulan pertama 2016. Akan tetapi, ia mengkhawatirkan kondisi sembilan bulan ke depan dengan tingkat kredit macet dan ketatnya persetujuan dari perusahaan leasing.
"Agak susah bicara strategi karena ini karena faktor eksternal. Yang bisa kita lakukan sekarang cuma berdiskusi sama leasing company untuk melihat apa solusi win-win supaya kita sama-sama ruginya tak terlalu besar. Makanya pasarnya tak mungkin diharapkan naik tinggi-tinggi," tutup Amelia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
5 Mobil Bekas 'Raja' Diesel Matic di Bawah Rp100 Juta, Mesin Bandel Irit Bahan Bakar
-
3 Motor Listrik Mirip Honda Scoopy Harga di Bawah 15 Juta, Nyaman dan Irit
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga 7 Seater untuk Mudik Libur Nataru
-
Kolaborasi Lini TIGGO & 2 Robot Cerdas AiMOGA Awali Perjuangan Para-Atlet di AYPG 2025
-
Hyundai Ioniq 9 Siap Masuk Indonesia, Jarak Tempuh Tembus 620 Kilometer
-
Turun Jauh, Kini Lebih Murah dari Vario: Berapa Harga Motor Bekas Yamaha XSR 155?
-
5 Motor Bekas yang Cocok untuk Pekerja Usia 30 Tahunan: Kencang, Harga Mulai Rp5 Jutaan
-
Sebelum Jatuh Hati sama Honda HR-V: Simak Dulu Harga Mobil Bekas Lengkap dengan Pajak dan Ongkos BBM
-
Sebanyak 30 Persen Oli Motor yang Beredar Dipasaran Ternyata Oli Palsu
-
5 Motor Matic untuk Touring dengan Jok Empuk dan Suspensi Nyaman