Suara.com - Agen pemegang merek Toyota di Indonesia, PT. Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan bahwa di masa depan bisa saja aliansi baru antara Toyota dengan Mazda berdampak ke Indonesia. Tetapi, kalau pun itu terjadi, efek ke Indonesia bakal terjadi dalam jangka panjang karena fokus aliansi saat ini diarahkan ke Amerika Serikat (AS).
Toyota Motor Corporation, pada awal Agustus, membeli 5 persen saham Mazda Motor Corporation. Sebaliknya, pihak Mazda juga membeli 0,25 persen saham Toyota. Pergerakan ini membuat Toyota membentuk aliansi baru dengan Mazda.
Executive General Manager TAM, Fransiskus Soerjopranoto, mengatakan bahwa aliansi Toyota dengan Mazda untuk sekarang dimaksudkan untuk pasar 'Negeri Paman Sam'. Belum ada rencana untuk memperluas kerja sama ke negara-negara lain.
Namun, ia tak menutup kemungkinan bahwa dam jangka panjang aliansi ini dapat berefek ke Indonesia.
"Kita lihat saja ke depannya seperti apa karena teknologi Mazda seperti SkyActiv dan sebagainya mungkin saja suatu saat dikombinasikan dengan teknologi Toyota," kata Soerjopranoto kala ditemu di sela-sela Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, 10-20 Agustus di Indonesia Convention Exhibition, Serpong, Tangerang, Banten.
Di negara adikuasa tersebut, Toyota serta Mazda sepakat mendirikan pabrik berkapasitas 300.000 unit per tahun yang nantinya dipergunakan keduanya. Rencananya, pabrik bernilai investasi 1,6 miliar dollar AS (Rp21 triliun) itu beroperasi pada 2021.
Keduanya juga bersepakat untuk bersama-sama mengembangkan teknologi mobil listrik, mobil terkoneksi, dan mobil swakemudi.
Menanggapi soal tren aliansi antar pabrikan, Soerjopranoto menjelaskan bahwa penyebabnya ialah biaya riset dan pengembangan teknologi yang kini makin tinggi untuk mobil ramah lingkungan dan mobil swakemudi. Hal ini membuat pabrikan-pabrikan global memutuskan untuk membagi beban bersama.
"Sinergi, kolaborasi seperti ini dalam dunia bisnis kita biasanya sebut collaborative competition. Kompetisi tapi juga berkolaborasi yang kooperatif. Kita harapkan bisa ada sinergi jadi biaya enggak terlalu besar. Bisa saling melengkapi," paparnya.
Berita Terkait
-
Duit 30 Jutaan Dapat Mobil Irit Bensin? Ini Dia 3 Jagoannya yang Cocok Untuk Mahasiswa
-
Jangan Tergiur Harga Miring, Waspadai Mobil Bekas Tabrakan Berisiko Tinggi
-
Toyota Tegaskan Sistem Otomatisasi Pabrik Tak Hapuskan Posisi Tenaga Kerja Manusia
-
New Agya GR Sport TGRI Mendominasi Podium Kejurnas Slalom Yogyakarta 2025
-
SEVA Berikan Tips dan Trik Beli Mobil Baru di GIIAS Semarang 2025
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Brand Eropa Gusar, Invasi Mobil China Mulai Makan "Korban"
-
Samai Rekor Rossi, Ini 10 Fakta Gila Marc Marquez yang Bikin Dia Jadi Raja Comeback!
-
Wuling Rilis Mobil Listrik Rp140 Jutaan, Fast Charging Cuma 35 Menit
-
Honda Beat Deluxe vs Beat Street: Sama-Sama Irit, Siapa Paling 'Genit'?
-
Bocoran Honda Vario 125 2025: Setang Telanjang dan Dua Versi Sekaligus? Siap-siap Heboh
-
Kekayaan Rp1,65 Triliun, Isi Garasi Agus Suparmanto Cuma Segini? Ketum PPP Versi Aklamasi
-
Duit 30 Jutaan Dapat Mobil Irit Bensin? Ini Dia 3 Jagoannya yang Cocok Untuk Mahasiswa
-
Pajak Motor Listrik Bikin Kaget, Cuma Seupil Dibanding Honda BeAT! Yakin Nggak Tertarik?
-
Piaggio Sambut IEU CEPA, Impor Motor Vespa dari Italia Lebih Murah
-
Pemerintah Tengah Mengkaji Gratiskan Pajak BBNKB