Suara.com - Xiaomi, raksasa teknologi China dan pendatang baru di industri otomotif, mengalami fenomena menarik dengan peluncuran mobil listrik pertamanya, SU7. Di satu sisi, permintaan untuk SU7 jauh melebihi ekspektasi, dengan pesanan yang mencapai tiga hingga lima kali lipat prediksi awal. Di sisi lain, Xiaomi mengakui bahwa mereka mengantisipasi kerugian pada setiap unit SU7 yang terjual.
Popularitas merek Xiaomi, yang dikenal sebagai salah satu produsen smartphone terbesar di dunia, memainkan peran penting dalam kesuksesan awal SU7. Ditambah lagi, harga yang kompetitif, mulai dari $29.900 (486 jutaan rupiah), secara lebih rendah dibandingkan pesaing seperti Tesla Model 3, menarik minat banyak konsumen.
Penjualan Meningkat, Pengiriman Dimajukan
Laporan dari Carscoops menyebutkan bahwa Xiaomi telah menerima 50.000 pesanan dalam waktu singkat dan memulai pengiriman pada akhir Maret. 5.000 unit pertama yang dikirim adalah model "Edisi Founder", diikuti dengan pengiriman model standar di Beijing dan Shenzhen minggu ini. Xiaomi bahkan mampu memajukan pengiriman SU7 standar sebanyak 12 hari.
Xiaomi berkomitmen untuk menjaga kesegaran perangkat lunak mobil SU7 dengan pembaruan over-the-air (OTA) setidaknya sebulan sekali. Selain itu, perusahaan ini berencana meluncurkan model unggulan SU7 Max akhir bulan ini dan model kelas menengah SU7 Pro pada bulan Mei.
Kerugian per Unit Diakui, Strategi Jangka Panjang Masih Belum Jelas
Meskipun popularitas SU7 luar biasa, Xiaomi mengakui bahwa mereka mengantisipasi kerugian pada setiap unit yang terjual. Analis Citi memperkirakan kerugian bersih sebesar 4,1 miliar yuan (sekitar 566 juta) jika 60.000 unit diproduksi tahun ini, setara dengan kerugian sekitar Rp 152 jutaan per kendaraan.
Strategi jangka panjang Xiaomi di industri otomotif masih belum jelas. Lei Jun, kepala eksekutif Xiaomi, tidak memberikan tanggapan ketika ditanya tentang rencana untuk SUV. Namun, laporan menunjukkan bahwa pengembangan SUV baru sedang berlangsung, memanfaatkan platform baru dengan opsi range-extender.
Baca Juga: Indonesia Jadi Basis Perakitan Mobil Listrik GAC Aion di Asia Tenggara
Berita Terkait
-
Indonesia Jadi Basis Perakitan Mobil Listrik GAC Aion di Asia Tenggara
-
Wuling Rajai Pasar Mobil Listrik Indonesia di Kuartal I 2024, Chery Melesat Kencang
-
Kenalan dengan Zeekr 009 Grand: Kabin Mewah Sekelas Toyota Alphard, Kecepatan Serasa Mobil Sport
-
Kebalikan dari Xiaomi, Produsen Mobil Ini Malah Terjun Bikin Smartphone
-
Penjualan Hyundai Tergelincir di Awal Tahun, Tantangan Berat di Segmen Listrik
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
4 Rekomendasi Mobil MPV dengan Kabin Paling Kedap dan Lega, Anti Mabuk saat Perjalanan!
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah Rp50 Juta: Mesin Bandel, Operasional Irit untuk Keluarga Besar
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Lincah seharga Motor NMAX Baru: Body Ramping, Gesit di Jalanan
-
5 Rekomendasi Mobil Honda Andalan Keluarga Muda yang Irit dan Kabin Lega, Cek Harga Bekasnya
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas selain Brio yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Mulai 50 Jutaan
-
5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
-
Nissan Siapkan Mobil Keluarga 7 Seater Ekuivalen Calya dan Sigra, Pakai Mesin Magnite?
-
3 Destinasi Tersembunyi di Dekat Solo yang Masih Asri: Spot Idola untuk Touring
-
Makin Digandrungi Anak Touring, Ini 3 Destinasi Wisata Ekonomis di Salatiga
-
Bukan Cuma Kota Pensiunan, Intip 3 Destinasi Wisata Purwokerto yang Cocok untuk Touring