Suara.com - Nissan, salah satu produsen otomotif terbesar dunia, tengah menghadapi krisis finansial yang semakin mengkhawatirkan.
Perusahaan ini diperkirakan akan mencatatkan kerugian bersih sekitar 700-750 miliar yen Jepang, atau setara dengan Rp 82-87 triliun untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret lalu.
Angka ini menjadi kerugian terbesar dalam sejarah Nissan, jauh lebih buruk dibandingkan prediksi awal yang hanya mencapai 80 miliar yen (sekitar Rp 9,37 triliun).
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai masa depan perusahaan, apakah Nissan mampu bangkit atau justru terancam kolaps.
Berikut rinciannya menurut laporan yang telah dirangkum dari Carscoops.
Akar Masalah
Kerugian besar ini sebagian besar disebabkan oleh "impairment charges," istilah akuntansi untuk penurunan nilai aset pada laporan keuangan perusahaan.
Nissan mencatatkan beban sebesar ¥500 miliar (Rp 58,59 triliun) untuk wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, dan Jepang. Selain itu, restrukturisasi yang dilakukan perusahaan juga menambah beban sebesar ¥60 miliar (Rp 7,03 triliun).
Langkah restrukturisasi ini mencakup penutupan pabrik, pengurangan 9.000 tenaga kerja, dan penyederhanaan lini produk.
Baca Juga: GAC Group Pamer Jajaran Mobil Canggih di Shanghai Auto Show 2025, Ada Mobil Tanpa Pengemudi
Tujuannya adalah untuk menghemat lebih dari $2,5 miliar atau setara dengan Rp 42 triliun. Namun, langkah tersebut belum cukup untuk menstabilkan keuangan Nissan yang terus terpuruk.
Merger yang Gagal dan Strategi Baru
Salah satu upaya Nissan untuk menyelamatkan diri adalah melalui pembicaraan merger senilai $60 miliar (lebih dari Rp 1 kuadriliun) dengan Honda.
Namun, negosiasi tersebut gagal setelah Nissan menyadari bahwa Honda ingin menjadikannya sebagai anak perusahaan, bukan mitra setara.
Kegagalan ini memaksa Nissan untuk mencari strategi baru, termasuk menjalin kemitraan dengan Foxconn, raksasa teknologi asal Taiwan.
Foxconn menyatakan minat untuk bekerja sama, tetapi menegaskan tidak berniat membeli saham di Nissan.
Berita Terkait
-
GAC Group Pamer Jajaran Mobil Canggih di Shanghai Auto Show 2025, Ada Mobil Tanpa Pengemudi
-
Mobil Bekas Eropa Murah di Bawah Rp50 Juta, Ini Rekomendasinya Lengkap dengan Spesifikasi dan Pajak
-
Ini 5 Rekomendasi Mobil Bekas Daihatsu di Bawah 100 Juta, Pajaknya Murah Meriah
-
Mobil Lubricants Ajak Pengguna Mobil Lakukan Penggantian Oli Mesin pasca Libur Lebaran
-
5 Opsi Mobil Bekas Trendi 60 Jutaan: Irit Bensin, Tampang Cocok untuk Anak Muda, Segini Pajaknya
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Apa Itu Bio Etanol? Bahan Bakar yang Diklaim Bisa Bikin Pertalite Naik Kasta Jadi Pertamax
-
Penjualan BYD Merosot untuk Pertama Kali di Tengah Gempuran Perang Harga
-
Nissan Terindikasi Siapkan Penantang Honda HR-V dan Toyota Corolla Cross
-
Jajaran Produk Modifikasi Daihatsu Siap Mejeng di IMX 2025
-
7 Fakta Impor BBM: Pertamina Terlanjur Borong Minyak, Swasta Ogah Ambil
-
7 Rekomendasi Motor Listrik Harga 5 Jutaan Bulan Oktober 2025
-
Pebalap Binaan Astra Honda Siap Melesat Amankan Home Race IATC Mandalika
-
Klarifikasi Pemotor yang Hadang Laju Bus di Turunan: Bukan Niat Arogan, tapi Urai Kemacetan
-
Harga Toyota Rush Bekas Kini Mulai Sentuh Rp90 Jutaan
-
Budget Pas-pasan? Cek Dulu Update Harga Honda BeAT Oktober 2025 sebelum ke Diler