Suara.com - Daerah pesisir Indonesia masih terus didera bencana alam. Kali ini, beberapa kawasan Provinsi Banten tersapu tsunami, Sabtu (22/12/2018). Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami terjadi di Pantai Carita, Banten dan menghantam pesisir di sekitar Selat Sunda, terutama di Pandeglang, Lampung Selatan, dan Serang.
Akibat kejadian ini ratusan orang meninggal, luka-luka bahkan banyak pula korban yang belum ditemukan. Dari sisi kerugian material ada sekitar 611 rumah, 69 villa, 60 toko rusak, 420 kapal dan sejumlah kendaraan juga dilaporkan rusak.
Berdasarkan data BNPB, Senin (24/12/18), daerah yang paling terdampak akibat bencana adalah permukiman dan situs wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita. Data sementara terus diperbaharui sejalan dengan perkembangan karena tidak seluruh wilayah yang terdampak telah terpantau.
Penyebab air pasang dan tsunami tersebut di duga akibat longsor di dasar laut sebagai dampak dari meletusnya Gunung Anak Krakatau yang dikombinasi dengan musim air pasang tinggi yang kerap terjadi pada bulan Desember.
Direktur Program Yayasan Plan International Indonesia, Dwi Rahayu, atas nama organisasi yang dipimpinnya menyampaikan ucapan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya bagi masyarakat yang terdampak.
“Yayasan Plan International Indonesia sebagai salah satu organisasi kemanusiaan nasional independen di Indonesia yang berafiliasi dengan Plan International siap berkoordinasi dengan Pemerintah dan organisasi kemanusiaan lainnya agar dapat memberi kontribusi bagi masyarakat di wilayah terdampak. Dengan pengalaman di Aceh, Lombok, serta baru-baru ini di Sulawesi Tengah, Plan Indonesia cukup mengerti situasi di wilayah bencana dan sudah menyiagakan Emergency Response team (ERT) guna melakukan proses penilaian terhadap kebutuhan cepat (Rapid Need Assessment/RNA),” jelas Dwi.
“Fokus dari respon kami adalah pada pendidikan dan perlindungan anak dalam keadaan darurat. Ketika bencana melanda, anak-anak selalu terkena dampak buruk bencana. Bagi anak-anak penyintas, mereka akan kehilangan orang tua, saudara kandung dan keluarga besar. Mereka juga akan kehilangan semangat untuk menjalani kehidupan yang masih membentang di hadapan mereka,” tambah Dwi.
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence