Hasilnya pun terlihat, Rita meraih catatan waktu 7,001 detik saat melaju di jalur kedua (Lane B), mengalahkan Billa yang meraih catatan waktu 8,151 detik saat melaju di jalur pertama (Lane A).
Catatan waktu Rita memang tampak semakin baik sejak babak perempat final ketika melawan Mudji Mulyani. Rita mengalahkan Mudji dengan catatan waktu 7,601 detik berbanding 8,617 detik.
Di semifinal, catatan waktunya bertambah baik saat mengalahkan juara dunia panjat tebing nomor speed perorangan putri Aries Susanti Rahayu dari Jawa Tengah.
Rita yang melaju dari Lane B menaklukkan Aries yang melaju di Lane A dengan catatan waktu 7,376 detik berbanding 11,167 detik.
Aries Susanti Rahayu kalah start dari Desak Made Rita Kusuma Dewi yang melaju dengan baik sejak awal hingga sampai ke puncak tebing.
Untuk itu, atlet putri yang lahir 24 Januari 2001 itu pun mengucapkan terima kasih, dan ia mempersembahkan kemenangan itu kepada seluruh masyarakat Bali yang sudah ikut mendoakan dan mendukungnya hingga saat ini.
"Untuk masyarakat Bali, terima kasih banyak atas dukungannya," ungkap Rita.
Sementara itu, pelatih panjat tebing kontingen Bali Suhardi berharap emas pertama itu akan menjadi motivasi tambahan bagi Rita yang akan bertanding kembali untuk merebut medali emas lainnya dari nomor combine.
Ia mengatakan Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali menargetkan tiga medali emas kepada kontingen Bali. Sementara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali menargetkan dua medali emas.
"Tapi baru dapat satu. Mudah-mudahan yang dua menyusul, dan Desak (Made Rita) sendiri juga akan turun di nomor combine. Mudah-mudahan di combine juga bisa mempersembahkan medali," harap Suhardi
Ia juga berharap pencapaian di PON Papua ini bisa menjadi tolok ukur bagi Rita yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Olimpiade 2024 di Paris.
"Mudah-mudahan ke depan prestasinya bisa terus bersinar. Apalagi dia diproyeksikan untuk Olimpiade. Mudah-mudahan kesehatan, fisik dan semangatnya tetap terjaga sehingga harapan Indonesia pada Desak bisa terwujud di Olimpiade 2024," tandas Suhardi.
[Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
KONI Isyaratkan PON 2028 Prioritaskan Cabor Olimpiade
-
Dhinda 'Meledak' di Korea Masters 2025: Tembus Perempat Final dan Makin Percaya Diri
-
Lolos 8 Besar Korea Masters 2025, Ubed Belum Puas!
-
Korea Masters 2025: Kalah dari Unggulan Pertama, Yohanes Saut Akui Hilang Fokus
-
Ingin Ulangi Kesuksesan, Rizki Juniansyah Bertekad Pecahkan Rekor di SEA Games 2025
-
KONI Bertekad Tuntaskan Dualisme Cabang Olahraga di Indonesia
-
39 Atlet Indonesia Ikuti Islamic Solidarity Games 2025 di Arab Saudi, Ada Balap Unta
-
Desentralisasi Pembinaan: PBSI Luncurkan Pelatnas Wilayah
-
Kembali ke Mandalika, Jorge Lorenzo Bicara Tentang Kecepatan, Strategi, dan Hidup Setelah MotoGP
-
Korea Masters 2025: Tiga Ganda Putri Indonesia Langsung Tersingkir