Suara.com - Google Plus, jejaring sosial milik Google, bagi sebagian orang bisa dikatakan ibarat "kota hantu". Sebab nyatanya, apakah itu hendak menuliskan status liburan, atau sekadar ingin melihat foto bayinya teman, pengguna dunia maya tampaknya masih akan lebih memilih Facebook.
Toh, Google tidak khawatir soal itu. Meski disadari bahwa Google Plus tak akan bisa bersaing dengan Facebook, produk ini penting artinya bagi masa depan Google. Ia adalah semacam lensa yang membuat perusahaan itu mampu memandang lebih luas ke kehidupan digital orang --dalam hal ini terutama penggunanya.
Google Plus juga sebenarnya adalah semacam alat untuk menggali informasi personal yang lebih kaya, yang bisa dipakai untuk kegunaan iklan. Sejumlah analis bahkan meyakini bahwa Google (melalui Plus) bisa memahami lebih jauh aktivitas sosial pengguna internet ketimbang Facebook.
Bagaimana itu bisa terjadi? Kuncinya satu, yaitu ketika Anda mendaftar di Google Plus, maka itu sekaligus menjadi akun Anda untuk semua produk Google, mulai dari Gmail, YouTube, hingga Google Maps. Jadi, Google akan secara lebih jelas melihat siapa Anda, serta apa yang Anda kerjakan di berbagai layanannya, bahkan meski Anda tak pernah kembali lagi (login) ke Google Plus.
Sebelum Google merilis Plus, perusahaan itu bisa saja tak tahu bahwa Anda adalah orang yang sama saat melakukan pencarian, menyimak video, atau menggunakan layanan Maps. Tapi dengan akun Google Plus, perusahaan itu bisa menyimpan database dari berbagai kegiatan Anda di internet. Untuk diketahui, menurut pihak Google Plus pula, saat ini mereka punya 540 juta pengguna aktif bulanan --kendati hampir separuh tak lagi mengunjungi jejaring sosial itu.
"Google Plus memberi Anda kesempatan untuk menjadi diri sendiri, serta memberi Google pemahaman umum tentang siapa Anda," jelas Bradley Horowitz, Wakil Presiden bidang Manajemen Produk di Google Plus.
Nilai Plus bagi Google terutama tercatat meningkat sepanjang tahun lalu, di saat iklan pencarian sebagai sumber pendapatan utama perusahaan itu mulai berkurang hasilnya. Pada saat itulah, iklan berdasarkan jenis informasi yang ditarik dari apa yang dibicarakan, dikerjakan dan di-share orang di internet --tidak sekadar apa yang mereka ketik di mesin pencari-- menjadi jauh lebih penting.
Para pengiklan di Google selama ini sudah mengarahkan iklan-iklannya berdasarkan asumsi pada berbagai kategori, seperti misalnya perempuan yang suka menonton olahraga. Kini, iklan dapat lebih spesifik lagi diarahkan pada segmen tertentu, ketika katakanlah pengiklan tahu penggunanya adalah perempuan yang suka sepakbola, yang ternyata adalah juga seorang ibu penyuka film-film thriller serta tengah berencana membeli rumah.
"Database berdasarkan pemahaman itu bisa menjadi sumber amat penting bagi pemasangan iklan produk yang lebih efektif," papar Nate Elliott, seorang analis di Forrester yang mempelajari media sosial dan pemasaran.
Pihak Google sendiri mengungkapkan bahwa informasi tentang orang-orang yang didapatnya dari Google Plus, membantu menciptakan produk-produk yang lebih baik. Antara lain seperti mengirimkan traffic update ke ponsel-ponsel, atau untuk mengetahui apakah pencarian dengan kata kunci "Hillary" mengarah pada anggota keluarga tertentu ataukah memang sang mantan Menlu AS. Tentu saja juga, untuk menciptakan iklan-iklan yang lebih baik lagi.
"Ini adalah soal Anda hadir di Google dan merasakan pengalaman yang konsisten di berbagai produk (kami) sehingga rasanya seperti satu produk yang sama, dan itu membuat pengalaman Anda dengan setiap produk Google pun menjadi lebih baik," papar Horowitz lagi.
Yang jelas, berkat Plus, kini Google bisa tahu bagaimana hubungan pertemanan seseorang di Gmail, tempat-tempat yang mereka singahi di Maps, serta bagaimana mereka menjalani waktunya di lebih dari 2 juta situs yang masuk jaringan iklan Google. Dan Google terus saja mengumpulkan informasi demi informasi itu, kendati hanya sedikit orang yang menggunakan Plus sebagai jejaring sosial.
Berdasarkan data Nielsen, Plus tercatat memiliki 29 juta unique users bulanan di situsnya, serta 41 juta di telepon pintar, dengan sebagian di antaranya sebenarnya bisa saja orang yang sama. Angka itu masih jauh dibanding 128 juta pengguna bulanan Facebook di situsnya, serta 108 juta di smartphones. (New York Times)
Berita Terkait
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Apa Itu Yapping? Istilah Populer yang Paling Banyak Dicari di Google 2025
-
Tak Perlu Repot Download Aplikasi Tambahan: Gini Cara Aktifkan VPN Bawaan di Opera
-
4 Rekomendasi HP Tahan Air Paling Murah 2025, Keamanan Maksimal dengan Sertifikat IP68
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya