Planet Mars. [Shutterstock]
Curiosity, robot milik badan antariksa Amerika Serikat (NASA), di Mars berhasil menemukan bukti-bukti yang menguatkan dugaan bahwa planet merah itu bisa menampung air dalam bentuk cair.
Sejumlah pakar astrofisika NASA, yang bertanggung jawab atas data-data yang dikumpulkan Curiosity, pasa Senin (13/4/2015), mengatakan bahwa telah ditemukan calcium perchlorate di permukaan tanah Mars.
Zat itu adalah sejenis garam yang punya daya serap tinggi dan titik bekunya berada jauh di bawah titik beku air. Dengan demikian zat itu akan tetap dalam bentuk cair di sekitar permukaan Mars yang dikenal sangat dingin.
Garam itu, yang masih dalam bentuk cair dalam suhu -70 derajat Celcius, bisa menyerap uap air di atmosfer Mars, beber para peneliti yang hasil analisisnya diterbitkan dalam jurnal Nature.
"Saat malam tiba, sejumlah uap air di atmosfer berubah menjadi es di permukaan planet," kata Morten Bo Madsen, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi itu.
"Tetapi karena calcium perchlorate berdaya serap tinggi, maka ia bisa menciptakan lapisan air asin dengan air, jadi titik bekunya diturunkan dan es tadi berubah ke dalam bentuk cair," imbuh dia.
"Permukaan tanah Mars berpori-pori, sehingga air tadi diserap oleh tanah," jelas Madsen lagi.
Selain bukti keberadaan air, Curiosity juga mengirim beberapa gambar sebuah lokasi di Mars yang dinamai Mount Sharp. Kawasan itu dipenuhi dengan deposit sedimen yang pada masa lalu diduga dialiri oleh air. Diduga kaki gunung Mount Sharp tadinya adalah sebuah danau raksasa.
Sebelumnya pada Maret lalu Mars mengatakan bahwa sebagian besar dari belahan bagian utara serta selatan Mars dalah bekas lautan dengan kedalama 1,6 kilometer. Tapi kini 87 persen dari air itu sudah hilang di angkasa.
Para ilmuwan mengatakan bahwa penyebab hilangnya air dari Mars adalah karena raibnya medan magnet dari planet itu. Medan magnet itu berfungsi untuk melindungi permukaan Mars dari partikel-partikel energi Matahari. Tanpa medan magnet, proton-proton Matahari dengan mudah menghancurkan atmosfer Mars.
Tetapi para ilmuwan mengingatkan bahwa meski ada air di dekat permukaan Mars, kondisi di planet itu belum bisa mendukung kehidupan mahluk hidup di Bumi.
"Planet itu terlalu kering, terlalu dingin, dan radisasi kosmisnya terlalu kuat, yang mampu menembus setidaknya kedalaman satu meter di bawah permukaan tanah dan membunuh semua kehidupan yang ada," kata para peneliti.
Sejumlah pakar astrofisika NASA, yang bertanggung jawab atas data-data yang dikumpulkan Curiosity, pasa Senin (13/4/2015), mengatakan bahwa telah ditemukan calcium perchlorate di permukaan tanah Mars.
Zat itu adalah sejenis garam yang punya daya serap tinggi dan titik bekunya berada jauh di bawah titik beku air. Dengan demikian zat itu akan tetap dalam bentuk cair di sekitar permukaan Mars yang dikenal sangat dingin.
Garam itu, yang masih dalam bentuk cair dalam suhu -70 derajat Celcius, bisa menyerap uap air di atmosfer Mars, beber para peneliti yang hasil analisisnya diterbitkan dalam jurnal Nature.
"Saat malam tiba, sejumlah uap air di atmosfer berubah menjadi es di permukaan planet," kata Morten Bo Madsen, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi itu.
"Tetapi karena calcium perchlorate berdaya serap tinggi, maka ia bisa menciptakan lapisan air asin dengan air, jadi titik bekunya diturunkan dan es tadi berubah ke dalam bentuk cair," imbuh dia.
"Permukaan tanah Mars berpori-pori, sehingga air tadi diserap oleh tanah," jelas Madsen lagi.
Selain bukti keberadaan air, Curiosity juga mengirim beberapa gambar sebuah lokasi di Mars yang dinamai Mount Sharp. Kawasan itu dipenuhi dengan deposit sedimen yang pada masa lalu diduga dialiri oleh air. Diduga kaki gunung Mount Sharp tadinya adalah sebuah danau raksasa.
Sebelumnya pada Maret lalu Mars mengatakan bahwa sebagian besar dari belahan bagian utara serta selatan Mars dalah bekas lautan dengan kedalama 1,6 kilometer. Tapi kini 87 persen dari air itu sudah hilang di angkasa.
Para ilmuwan mengatakan bahwa penyebab hilangnya air dari Mars adalah karena raibnya medan magnet dari planet itu. Medan magnet itu berfungsi untuk melindungi permukaan Mars dari partikel-partikel energi Matahari. Tanpa medan magnet, proton-proton Matahari dengan mudah menghancurkan atmosfer Mars.
Tetapi para ilmuwan mengingatkan bahwa meski ada air di dekat permukaan Mars, kondisi di planet itu belum bisa mendukung kehidupan mahluk hidup di Bumi.
"Planet itu terlalu kering, terlalu dingin, dan radisasi kosmisnya terlalu kuat, yang mampu menembus setidaknya kedalaman satu meter di bawah permukaan tanah dan membunuh semua kehidupan yang ada," kata para peneliti.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Cara Blur WhatsApp Web dengan Mudah, Anti Intip Saat di Kantor
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
MediaTek Dimensity 6400 Setara Chipset Apa? Bersaing dengan Snapdragon Berapa?
-
Intip Harga HP Infinix per November 2025, Spek Terbaik Mulai Rp1 Jutaan
-
18 Kode Redeem FC Mobile 2 November 2025, Klaim Pemain Gratis OVR 113 Terbatas
-
40 Kode Redeem FF 2 November 2025 Bikin Akun Kamu Wangi Seharian, Luck Royale Voucher Gratis
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November 2025, Dapatkan Pemain OVR 109-113 dan Gems Gratis
-
ChatGPT Go Resmi Diluncurkan Pertama di Asia Tenggara, Gandeng Telkomsel, Bundling Mulai Rp 50.000
-
Tim Cook Janjikan Berbagai Teknologi AI Canggih di Apple Intelligence
-
Xiaomi Sedang Garap HP Redmi dengan Baterai 9.000 mAh