Suara.com - Selama beberapa minggu terakhir, permainan smartphone Pokémon Go mendongkrak dari dua kali lipat harga saham Nintendo. Sebagai pengembang game, Nintendo menjali kemitraan dengan berbagai perusahaan yang relatif tidak dikenal.
Sebut saja Niantic, sebuah startup San Francisco dengan kurang dari 100 karyawan, telah mengembangkan teknologi pemetaan yang memungkinkan permainan mengejar makhluk digital di dalam lingkungan dunia nyata Pokemon Go.
Tentu banyak pihak yang ingin mengetahui, siapa di balik pembuatan konsep pemetaan tersebut, yang membuat gamer berada di dunia game sesungguhnya.
Pemetaan menjadi bagian yang telah lama didalami Chief Executive Officer, John Hanke. Pria ini sempat menjadi bagian dari pembuatan Google Earth, merupakan platform pencarian berskala besar pada 2004.
Hanke merupakan 'dalang' dibalik kesuksesan sistem pemetaan pada permainan Pokemon Go ini. Pria yang mencintai game itu membuat pemetaan game berdasarkan pada dunia nyata.
"Sangat menarik berwisata cukup duduk manis di sofa dengan Google Earth. Tetapi kemudian saya berfikir bagaimana mentransfer pengalaman tersebut ke sebuah mobile dan membuatnya lebih mudah menemukan berbagai tempat baru," kata Hanke seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (22/7/2016).
Dengan menggunakan pelacakan lokasional dibangun ke ponsel pemain, dapat mendorong mereka berkumpul di tempat-tempat tertentu untuk mencari Pokemon.
"Tujuan kami adalah orang akan menjadi sadar terhadap lingkungan mereka," katanya.
Game pertama hasil produksi Niantic adalah Ingress, dirilis pada tahun 2012. Game ini menggunakan mekanisme pemetaan bercita rasa lebih ilmiah.
Keberhasilan Pokémon Go adalah pada tingkat lain. Sejak dirilis menjadi salah satu aplikasi diunduh paling populer di iOS dan Android. Beberapa analis memperkirakan, game ini telah diunduh lebih dari 20 juta kali.
Hanke mengatakan Niantic juga berencana menjual sponsorship sehingga memungkinkan toko-toko membayar untuk menjadi PokéStops, di mana pemain dapat mengumpulkan item untuk meningkatkan permainan mereka.
"Popularitas tidak selalu berarti umur panjang," ujar Analis Wedbush Securities, Michael Pachter. Pokemon Go dikenal menguras banyak daya baterai. Permainan ini dirasa kurang cocok jika dimainkan dalam cuaca dingin.
Dia membandingkan dengan permainan Draw Something, aplikasi yang sempat menjadi hit hingga 20 juta download dalam beberapa minggu selama 2012. Tetapi kemudian berhenti begitu saja.
"Orang-orang hanya bosan dengan itu," kata Pachter.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
DJI Mau Terjun ke Pasar Kamera Mirrorless, Tantang Canon-Sony dkk
-
Oppo A6 Pro Dirilis, Punya Baterai Badak 7.000 mAh dan Kamera 50MP
-
Wajah Miniatur AI Aneh? Ini 5 'Prompt Rahasia' untuk Memperbaikinya
-
Bikin Gantungan Kunci Action Figure Diri Sendiri? Gampang Pakai Gemini AI! Ini 7 Prompt Andalannya!
-
Telkom Pastikan SKKL Papua Pulih 14 September, Kecepatan Internet Melambat Mulai Hari Ini
-
Nothing Headphone (1) Sudah Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Harganya
-
Poco C85 Resmi ke Indonesia, HP Murah Sejutaan Kembaran Redmi 15C
-
5 Rekomendasi HP Murah RAM Besar di Bawah 2 Juta, Pilihan Terbaik September 2025
-
3 HP Murah di Bawah Rp 2 Juta dengan Baterai Besar, Ramah di Kantong Awet Berhari-hari
-
Terbongkar! Ini 'Prompt Sakti' Miniatur AI yang Dipakai Semua Orang, Tinggal Copy Paste