Suara.com - Jarum menit pada "Jam Kiamat" bergerak maju sejauh 30 detik, yang menjadi pertanda sekaligus peringatan bahwa peradaban manusia semakin rentan terjerembab dalam kehancuran total. Kini jarum menit pada Jam Kiamat hanya berjarak 150 detik dari pukul 00.00 - angka yang melambangkan kiamat.
Para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists pada pekan lalu mengumumkan bahwa jarum menit pada Jam Kiamat - sebuah jam yang secara simbolis melambangkan kerentanan manusia menjerumuskan Bumi dalam kehancuran total - bergeser 30 detik dari posisinya pada awal 2016 lalu.
Jarum Jam Kiamat terakhir kali diubah pada 22 Januari 2015, ketika itu waktu pada jam itu menunjukkan pukul 11.57 malam atau tiga menit menuju kiamat. Konstelasi ini tak berubah pada 2016.
Pergeseran itu dilakukan setelah Bulletin of the Atomic Scientists, organisasi pengagas Jam Kiamat, setelah berkonsultasi dengan tim-tim pakar, yang di dalamnya turut bergabung 15 orang ilmuwan penerima anugerah Nobel.
Pembaruan pada 26 Januari lalu, berdasarkan catatan sejarah, adalah posisi terdekat manusia dengan kiamat dalam 60 tahun terakhir.
Ada dua faktor yang membuat para ilmuwan yakin dunia kian dekat dengan kiamat. Pertama adalah ancaman perang nuklir (termasuk di dalamnya jumlah hulu ledak nuklir yang ada di dunia dan keamanan material nuklir yang tersedia saat ini) dan kedua, perubahan iklim (kenaikan permukaan laut dan jumlah karbon dioksida di atmosfer).
Uji coba nuklir Korea Utara dan ketegangan antara India vs Pakistan - dua negara pemilik senjata nuklir - adalah pemicu utama kerisauan akan perang nuklir.
Sementara soal perubahan iklim, kekhawatiran terbesar datang dari pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump. Presiden ke-45 AS ini diketahui tak mempercayai adanya perubahan iklim drastis di dunia yang sedang mengancam dunia saat ini.
Adapun Jam Kiamat pertama kali diciptakan pada 1947, dua tahun setelah AS menjatuhkan bom atom ke Jepang pada Perang Dunia II. Ketika itu kiamat diramalkan sejauh tujuh menit dari tengah malam.
Bulletin of the Atomic Scientists didirikan pada 1945 oleh para ilmuwan di balik Manhattan Project, sekelompok orang pintar yang bertanggung jawab atas pembuatan bom nuklir AS pada Perang Dunia II, yang merasa bersalah melihat hasil karya mereka sendiri.
Sepanjang sejarahnya, waktu kiamat paling dekat terjadi pada 1953. Ketika itu jarum menit hanya berjarak dua menit dari 00.00, karena Uni Soviet dan AS sedang giat berlomba menguji coba bom hidrogennya.
Berikut adalah tahun-tahu penting dalam perjalanan Jam Kiamat:
1953
Saat itu jarum menit berada di titik terdekat dengan tengah malam. AS dan Soviet menguji bom hidrogen.
1981
Jarum menit hanya berjarak empat menit dari 00.00. Di tahun sebelumnya, Soviet memutuskan untuk menginvasi Afghanistan dan Presiden AS, Jimmy Carter menarik atlet-atletnya dari Olimpiade Moscow.
1991
Jarum menit menjauh sebanyak 17 menit dari 00.00. Pada 1990 Perang Dingin dinyatakan berakhir, ketika AS dan Rusia mulai memangkas jumlah senjata-senjata nuklirnya. Tembok Berlin juga runtuh di tahun itu.
1998
Jarak jarum menit ke pukul 00.00 hanya tinggal sembilan menit. Penyebabnya, India dan Pakistan menggelar uji coba senjata nuklir.
2015
Jarum berada hanya tiga menit dari 00.00. Buletin itu menyebut perubahan iklim yang tak terkendali sebagai alasan dunia berada lebih dekat dengan kiamat. Selain iklim, pembaruan senjata nuklir juga jadi alasan. (Live Science/AP)
Tag
Berita Terkait
-
Lokasi Sungai Eufrat Ada di Mana? Tempat Lahirnya Peradaban hingga Disebut Muncul Tanda Kiamat
-
Fakta Mengejutkan Sungai Eufrat: Dari Emas Palsu Hingga Tanda Kiamat
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Hadits Nabi Muhammad Tentang Tanda Kiamat, Dikaitkan Fenomena Cari Emas di Sungai Eufrat
-
Heboh Warga Cari Emas di Sungai Efrat: Benarkah Tanda Kiamat Seperti Hadis Nabi?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Xiaomi Umumkan Jadwal dan Perangkat yang Siap Menerima Update HyperOS 3.0 Stabil
-
Biodata Zeys: Pemain Profesional hingga Pelatih Berprestasi di Esports
-
7 Hewan dengan Kekuatan Superpower Alami yang Luar Biasa
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau