Suara.com - AlphaGo, sistem kecerdasan buatan Google, kembali membuktikan kedigdayaannya dalam permainan Go, salah satu permainan tradisional paling rumit di dunia, saat bertanding melawan juara dunia asal Cina, Ke Jie.
AlphaGo memenangkan laga pertama melawan pemuda 19 tahun itu dalam pertarungan yang digelar di kota Wuzhen, Cina, pekan ini. Keduanya masih akan bertarung dua kali lagi untuk menentukan juara dalam kontes itu.
Sebelumnya AlphaGo telah mengalahkan juara dunia asal Korea Selatan, Lee Sedol pada awal 2016 lalu. Sedol kalah dari otak komputer Google itu dengan skor 4-1.
Jie sendiri usai pertandingan itu terlihat sangat kebingungan dan mengakui bahwa AlphaGo terlalu kuat untuk manusia. Ia menjuluki AlphaGo sebagai "Dewa Go".
"Saya rasa permainannya semakin menjadi-jadi, layaknya 'Dewa Go'. Sungguh, ia sangat brilian," kata Jie seperti dikutip The Guardian.
Jie dan AlphaGo akan kembali bertarung pada 25 dan 27 Mei mendatang.
Kedigdayaan AlphaGo oleh para developer disebut sebagai sebuah tonggak teknologi kecerdasan buatan generasi terbaru, karena menjadi bukti bahwa kecerdasan buatan tak hanya bisa digunakan pada ponsel pintar atau mobil, tetapi juga dimanfaatkan untuk membantu manusia mencari solusi bagi masalah-masalah rumit di bidang sains, teknis, dan medis.
Sebelumnya memang ada beberapa program komputer yang berhasil mengalahkan manusia dalam kontes adu kecerdasan. Salah satu yang paling termasyur adalah kemenangan Deep Blue besutan IBM saat bertanding catur melawan grandmaster Garry Kasparov pada 1997.
Tetapi permainan Go, menurut para ahli, jauh lebih rumit dari catur.
Permainan strategi, yang diperkirakan muncul di Cina sekitar 2.500 tahun lalu itu, punya aturan sederhana tetapi memiliki konfigurasi yang lebih banyak ketimbang atom-atom dalam alam semesta.
"Ini mungkin permainan yang paling rumit yang pernah diciptakan oleh manusia," kata Demis Hassabis, pakar ilmu komputer dari Google DeepMind, laboratorium yang mengembangkan AlphaGo ketika diwawancarai AFP tahun lalu.
AlphaGo sendiri dirancang untuk bisa beroperasi berdasarkan "intuisi dan perasaan", menggunakan pendekatan yang disebut "deep learning" - jaringan yang memiliki jutaan koneksi mirip syaraf pada otak manusia.
Dalam jaringan ini analisis dan hitungan dilakukan pada beberapa lapis hierarki yang tersusun secara terorganisasi. Data akan dianalisis dari lapisan paling rendah hingga paling tinggi.
Ada dua perangkat jaringan dalam AlphaGo. Pertama adalah jaringan nilai (value network), yang bertugas melihat posisi bidak pada papan Go dan memutuskan siapa yang akan menang dan mengapa ia menang. Kedua adalah jaringan kebijakan (policy network), yang memutuskan langkah apa yang akan diambil.
Dalam proses pengembangannya AlphaGo terus dilatih dengan bermain menghadapi program-program komputer Go lainnya. Ia memenangkan 499 dari 500 laga yang digelar.
Berita Terkait
-
China Larang Perusahaan Beli Chip AI NVIDIA: Saham Anjlok, Jensen Huang Kecewa
-
6 Bahaya Mengedit Foto Menggunakan AI: Ancaman Tersembunyi di Balik Tren Viral
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Indonesia Menuju Kepemimpinan Global dalam Pengembangan AI
-
Ketika Perpustakaan dan Kecerdasan Buatan Duduk Bersama di Senja Hari
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Telkomsel Pertajam Kepiawaian Generasi Muda Manfaatkan Teknologi AI lewat IndonesiaNEXT Summit 2025
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 19 September 2025: Ada Skin Scar, XM8, dan Diamond
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Peluncuran iPhone 17 Picu Penipuan Online di Seluruh Dunia
-
15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 September: Ribuan Gems dan Pemain 111 Menanti
-
AMD Ryzen AI 300 Series Otaki Laptop AI Tercanggih Hadir di Lenovo Yoga Pro dan IdeaPad!
-
EA FC 26 Sudah Bisa Dimainkan: Daftar Ikon Terungkap, Gameplay Tuai Pujian
-
Render Vivo V60 Lite 4G Beredar: Desain Mirip iPhone 17, Harga Lebih Murah
-
4 Rekomendasi iPhone Bekas Terbaik, Lengkap dengan Harganya di September 2025
-
Redmi 15C 5G Resmi, HP Murah Xiaomi dengan Kamera 50MP dan Baterai 6.000 mAh