Suara.com - Respons di media sosial dalam bentuk Like bisa semakin membuat ketagihan para pengguna media sosial, demikian kata ilmuwan yang juga Kepala Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Rizki Edmi Edison PhD.
"Era internet dan berkembangnya media sosial membawa fenomena baru. Banyak orang ketagihan mendapat Like di media sosial dan berkorban banyak untuk mendapatkan respons tersebut," kata Rizki kepada Antara, Jumat (19/10/2018).
Ia mencontohkan, banyak orang yang sengaja bepergian ke berbagai negara, mencari restoran mahal, mengenakan barah mewah untuk kemudian difoto lalu diunggah di Facebook atau Instagram dan akhirnya mendapatkan Like.
"Respons Like itu jadi kepuasan diri yang membuat ketagihan. Padahal sebenarnya bisa jadi kondisi keuangannya pas-pasan," katanya.
Ketika seseorang pertama kali mengunggah foto di media sosial dan mendapat Like dari lima orang, ujarnya, orang tersebut awalnya akan merasa puas. Tetapi setelah beberapa kali unggahan, ia tidak akan lagi merasa puas dan akan mencoba mengganti stimulus.
Stimulus dalam sisi ini adalah unggahan foto yang diperkirakan akan lebih banyak lagi mengundang perhatian dan meningkatkan jumlah Like.
"Namun ketika jumlah Like bertambah, tidak lama ia menjadi kurang puas dan terus ingin meningkatkan jumlah Like tersebut dengan berbagai cara yang akhirnya menjadi ketagihan," katanya.
Rasa puas, tuturnya, terkait dengan organ di otak tengah, yakni ventral tegmental area (VTA) yang mengeluarkan hormon dopamin, senyawa yang menghantarkan sinyal rangsangan antarsel saraf. Dopamin yang ditangkap oleh nucleus accumbens di otak depan akan memberikan sensasi puas, ujarnya.
"Namun sensasi puas tersebut seiring berjalannya waktu akan beradaptasi dan jadi terasa biasa saja, sehingga dibutuhkan penggantian stimulus lain yang lebih meningkatkan kepuasan. Begitu seterusnya, kepuasan membuat ketagihan," katanya.
Menurut dia, media sosial penting untuk berkomunikasi, namun jika menimbulkan ketagihan sehingga fungsi komunikasinya hilang, maka hasilnya menjadi negatif, dan harus dikendalikan.
"Apalagi jika hal itu hanya menghabiskan waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal lain yang lebih produktif, ditambah lagi jika sampai melupakan orang-orang yang sedang bicara di hadapannya di dunia nyata yang sekarang dikenal sebagai phubbing. Ini justru membuat komunikasi jadi negatif," katanya.
Berita Terkait
-
Vine Hadir Kembali dengan Nama Baru, Anti Konten AI
-
Ketahuan Like Video Mantan, El Rumi Klarifikasi karena Syifa Hadju yang Kena Hujat
-
Beraksi Siang Bolong! Jambret Bersenjata di Bekasi Gagal Rampas Rp450 Juta Usai Kepergok Warga
-
Adultifikasi di Medsos Bikin Anak Kehilangan Masa Kanak-Kanak
-
Saat Like dan Views Jadi Penentu Harga Diri: Bagaimana Medsos Meracuni Otak Kita?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
5 Tablet dengan RAM 12 GB Plus Baterai Jumbo, Multitasking untuk Pekerjaan Berat
-
Spesifikasi RedMagic 11 Pro: Calon HP Gaming Gahar di Indonesia, Chip Super Kencang
-
HP Murah Oppo Misterius Lolos Sertifikasi, Usung Baterai 7.000 mAh
-
5 Smartwatch Anti Air yang Bisa Dipakai Berenang, Aman hingga Kedalaman 50 Meter
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru
-
Resident Evil Requiem Rilis 2026, Begini Bocoran Campaign dan Gameplay-nya
-
XLSMART Sukses Terapkan Zero Waste di AXIS Nation Cup 2025
-
4 Smartwatch Xiaomi yang Layak Dibeli 2025, Budget Mulai Rp300 Ribuan Aman