Suara.com - Warna Matahari yang dilihat dari Bumi baik saat terbit atau tenggelam di langit adalah kuning atau oranye kemerahan. Itulah mengapa yang membuat anak kecil membubuhkan warna tersebut saat menggambar Matahari. Namun, ternyata warna Matahari sesungguhnya adalah putih.
Pada dasarnya, Matahari memancarkan semua warna dalam spektrum cahaya secara bersama-sama, di mana akan tampak sebagai warna putih jika dilihat dari luar angkasa. Namun, warna tersebut akan berbeda jika melihat warna Matahari dari permukaan Bumi. Penyebabnya adalah karena adanya atmosfer Bumi.
Atmosfer Bumi memiliki lapisan yang lebih tebal di sekitar cakrawala dan akan menghamburkan cahaya Matahari yang masuk ke dalam lapisan atmosfer. Cahaya dengan panjang gelombang pendek (hijau, biru, ungu) mudah terhambur oleh atmosfer Bumi.
Sementara itu, cahaya dengan panjang gelombang panjang (merah, kuning, oranye) tidak mudah terhambur sehingga akan menembus lapisan atmosfer dan membuat mata manusia melihat warna Matahari dengan warna kuning, oranye, dan juga terkadang merah.
Meski memiliki warna asli putih, para astronom mengelompokkan Matahari dalam jenis bintang kerdil kuning. Pengelompokkan tersebut dikenal sebagai diagram Hertzsprung-Russell atau untuk lebih mudah disingkat dengan diagram H-R. Ini merupakan sebuah diagram hubungan antara luminositas dengan indeks warna bintang. Diagram ini dikembangkan secara terpisah oleh astronom asal Denmark, Eijnar Hertzsprung pada tahun 1911 dan astronom Amerika Serikat, Henry Norris Russell pada tahun 1913.
Dalam diagram H-R, Matahari termasuk dalam bintang kuning. Posisi bintang pada diagram H-R sendiri tergantung pada suhu dan luminositas bintang. Bintang akan diberi warna sesuai dengan suhu mereka, di mana warna biru untuk bintang panas dan warna merah untuk bintang dingin.
Karena suhu Matahari sudah diketahui, maka Matahari dikelompokkan bersama dengan bintang yang memiliki suhu yang dianggap berwarna kuning ketika diamati dari Bumi. Meski begitu, pengelompokkan ini hanya bertujuan untuk mengenali evolusi bintang dari warnanya karena warna bintang dalam diagram H-R tidak selalu mewakili warna sebenarnya dari bintang tersebut. [Scienceabc]
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
55 Kode Redeem FF 12 Desember 2025: Klaim Skin Salju Gratis dan Bundle Yeti
-
Takut Kehilangan? Ini Cara Mudah Menambahkan AirPods ke Find My iPhone
-
29 Kode Redeem FC Mobile 12 Desember 2025: Tips Berburu Mane dan Gaet Nedved 115 Gratis
-
7 Rekomendasi Memori HP MicroSD Card Terbaik, Kecepatan Baca Super Ngebut Anti Lemot
-
Clair Obscur Expedition 33 Borong Penghargaan di The Game Awards 2025
-
Redmi TV X 2026 Resmi Debut: Tawarkan Panel Mini LED 50 Inci, Harga Rp5 Jutaan
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 12 Desember 2025, Klaim Emote Moonwalk dan Skin Winterland
-
Dua Game Baru Tomb Raider Muncul di TGA 2025, Sasar Konsol dan PC
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Desember 2025, Klaim Kartu Glorious dan 5.000 Gems
-
Sony A7 V Resmi Dirilis: Cek Harga, Spesifikasi Lengkap, dan Promo Pre-Order Desember 2025