Suara.com - Robot pendarat InSight milik NASA berhasil merekam suara angin pertama di planet Mars berkat sensor sensitif yang terpasang di badan robot tersebut. Sensor tersebut terdiri dari sensor tekanan udara di dalam badan pendarat dan seismometer yang terletak di bagian dek.
Kedua instrumen tersebut merekam suara angin dengan cara yang berbeda. Sensor tekanan udara, bagian dari Auxiliary Payload Sensor Subsystem, yang mengumpulkan data meteorologi, merekam getaran udara ini secara langsung. Sementara itu, seismometer merekam getaran yang disebabkan oleh angin yang bergerak di atas panel surya pesawat ruang angkasa.
"Merekam suara angin ini adalah sesuatu yang tidak direncanakan. Tetapi salah satu hal yang didedikasikan untuk misi kami adalah mengukur gerakan di Mars dan tentu saja itu termasuk gerakan yang disebabkan oleh gelombang suara," ucap Bruce Banerdt, penyelidik utama InSight di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, seperti yang dikutip dari Earth Sky.
Diperkirakan, getaran dari angin tersebut bertiup 10 hingga 15 mil per jam dari barat laut ke tenggara. Rekaman tersebut dibagikan dalam sebuah video oleh JPL, di mana dalam video tersebut dijelaskan bahwa seismometer InSight mulai mendeteksi getaran.
Menurut Tom Pike, salah satu anggota tim sains dan desainer sensor InSight, cara InSight mengambil dan menerjemahkan suara mirip dengan cara kerja telinga manusia, di mana panel surya InSight berperan sebagai gendang telinga dan instrumennya seperti koklea.
Sayangnya, atmosfer CO2 yang tipis di Mars tidak menerjemahkan suara tinggi dengan baik, sehingga getaran yang direkam dari sensor InSight rendah pada spektrum audio di bawah 50 Hz dan membuatnya sulit untuk didengar. Namun, menurut BGR, NASA telah meningkatkan frekuensi hingga dua oktaf agar rekaman suara ini dapat didengar. Kini setelah rekaman tersebut dipercepat dan difilter, siapapun dapat mendengar suara angin yang berasal dari Mars.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
34 Kode Redeem FF 17 September 2025, Temukan Outfit Panda hingga Skin Scar Megalodon Alpha
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan