Suara.com - Kini siapapun dapat berkontribusi memperkirakan kesehatan hutan dunia hanya lewat sebuah aplikasi. NASA menghadirkan aplikasi GLOBE Observer yang dapat diunduh secara gratis di Google Play Store dan App Store.
Lewat aplikasi tersebut, pengguna diminta untuk melakukan pengukuran. Hal-hal yang diukur pun tidak hanya pohon, melainkan bisa berupa pengamatan awan, habitat nyamuk, dan lanskap di lingkungan sekitar. Untuk mengukur sebuah pohon, pengguna harus memilih pohon yang berdiri tegak karena pohon yang tampak bengkok dan patah tidak dapat diukur.
Pengguna cukup mengarahkan kamera ponsel ke arah pohon yang ingin diukur. Nantinya, data tersebut akan langsung dikirim ke satelit ICESat-2. ICESat-2 (Ice, Cloud, and land Elevation Satellite 2) sendiri merupakan sebuah misi satelit yang direncanakan untuk mengukur lapisan es elevasi massa, es laut, serta karakteristik topografi dan vegetasi.
Satelit ini membawa instrumen yang disebut ATLAS yang menembakan 60.000 pulsa cahaya ke permukaan Bumi setiap detik.
"Satelit ICESat-2 ini pada dasarnya adalah laser di luar angkasa," ucap Tom Neumann, ilmuwan proyek untuk ICESat-2 di NASA Goddard Space Flight Center.
Dengan mengukur posisi satelit, sudut, dan berapa lama sinar laser itu bangkit kembali dari permukaan, para ilmuwan dapat mengukur ketinggian es laut, es darat, lautan, air di daratan, dan pepohonan. Mengetahui seberapa tinggi pohon di Bumi dapat membantu para peneliti memperkirakan kesehatan hutan dunia dan jumlah karbon dioksida yang dapat diserap.
"Anda tidak dapat benar-benar meminta sekelompok anak sekolah di Pennsylvania untuk pergi ke Antartika untuk mengukur ketinggian lapisan es untuk Anda agar mendapatkan kalibrasi. Tetapi Anda dapat meminta mereka untuk membawa smartphone mereka ke luar. Itulah yang dilakukan NASA dengan aplikasi GLOBE Observer," jelas Neumann, seperti yang dikutip dari The Verge.
Sejak diluncurkan secara resmi pada akhir Maret lalu, aplikasi ini telah menerima sekitar 700 pengukuran untuk pohon dari sekitar 20 negara dan peneliti akan senang jika mereka bisa mendapatkan lebih banyak lagi data yang dikirim secara suka rela dari seluruh belahan Bumi.
Baca Juga: Waduh, NASA Ragu Apakah Bisa Kembali Mendaratkan Manusia di Bulan!
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Video Viral Mobil MBG Angkut Genteng, Klarifikasi Kepala Sekolah Jadi Sorotan
-
4 Perangkat Xiaomi Bakal Dapat Update OS 5 Kali, Ada Tablet dan HP Midrange
-
iPhone Air 'Versi Lebih Murah'? Harga Moto X70 Air Terungkap ke Publik
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 26 Oktober: Ada Bundle, Diamond, dan Skin Keren
-
27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
-
Trailer Fallout 4 Anniversary Edition Beredar, Siap Hadir ke Switch 2
-
Mode Battle Royale Battlefield 6 Dirumorkan Rilis Gratis Minggu Depan
-
FFWS 2025 Jakarta Mengguncang! Update Flame Arena Hadirkan Loadout, Taktik Baru, Booyah!
-
Canon Sukses Besar! Kelas Foto dan Video Pernikahan di Sumatera Ludes Terjual, Dukung Talenta Lokal
-
20 Kode Redeem FC Mobile 25 Oktober: Boost Skuadmu dengan Gems, Koin, dan Pemain Edisi Khusus