Suara.com - Perang konsol game bakal memasuki babak baru, Sony telah mengkonfirmasi menggarap perangkat yang disebut-sebut sebagai PlayStation 5.
Konsol game baru Sony ini tidaklah sendiri, karena microsoft juga menyiapkan dengan nama project Xbox Scarlett. Keduanya akan memakai chip yang sama buatan AMD.
Mengutip Wall Street Journal melalui VG247, PlayStation 5 ini nanti akan menargetkan pada gamer hardcore alias gamer kelas berat.
Disebutkan kalau Sony menyiapkan strategi khusus untuk konsol game baru ini. Nantinya Sony bakal menarik perhatian gamer hardcore lewat game-game AAA (budget besar).
Dari laporan meeting strategi terbaru, Chief Executive Sony, Kenichiro Yoshida mengatakan kalau game menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Baca Juga : Persaingan Makin Panas, PlayStation 5 Disebut Lebih Kuat dari Xbox Scarlett
Ini artinya, Sony akan mengurangi konsentrasi untuk menampilkan game independen (indie). Namun lebih banyak memberikan penawaran kelas atas (AAA).
Meski begitu, Sony tidak serta-merta meninggalkan game-game indie. Namun memberikan ruang lebih bagi publisher-publisher besar mengenalkan game mereka.
Selain itu, Sony juga mengungkap kalau akan memfokuskan dalam pengembangan game dengan budget besar melalui studio atau game developer milik mereka.
Baca Juga: PlayStation 5 Disebut-sebut Lebih Kuat dari Xbox Scarlett, Ini Bocorannya
Sehingga ke depannya kita tidak hanya melihat game-game AAA dari publihser ternama, namun juga dri studio atau game developer eksklusif PlayStation.
Baca Juga : Platinum Games Sebut PlayStation 5 Bisa Saja dan Tak Inovatif
Menurut petinggi Sony, orang membeli konsol game untuk memainkan game berkualitas tinggi yang hanya tersedia di platform tersebut (eksklusif) bukan game-game kecil.
Sony berharap strategi ini akan berfokus pada konsumen yang menginginkan sesuatu yang terbaru dan terbaik yang tersedia juga menjadi perbedaan paling mencolok dari sang kompetitor.
Microsoft selalu menjadi musuh dari Sony untuk konsol game. Uniknya mereka tidak menjadikan Nintendo Switch sebagai kompetitor langsung.
Hal ini karena Nintendo selalu menarik audien yang lebih muda dibandingkan core demographic PlayStation. Sehingga mereka tidak menganggapnya sebagai kompetitor langsung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Pemesanan Dibuka, Xiaomi Pad 8 Siap Meluncur pada Bulan Ini
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
-
10 Prompt Gemini AI Pasangan Prewedding, Lengkap Kasual hingga Tradisional
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Kisah Pilu Mary Ann Bevan: Perjuangan di Balik Julukan "Wanita Terjelek"
-
Tren Aneh Foto Ala ODGJ, Ini Prompt Gemini AI dan Tutorial Mudahnya
-
Early Access Game EA FC 26 Alami Eror? Begini Cara Mengatasi Masalah Login-nya
-
Vivo Y50i Debut: HP Murah Ini Bawa RAM 12 GB dan Baterai 6.000 mAh
-
Anti Lemot! Ini 5 Rekomendasi HP Rp1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik September 2025
-
Xiaomi Umumkan Jadwal dan Perangkat yang Siap Menerima Update HyperOS 3.0 Stabil