Suara.com - Hasil tes antibodi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Stanford University, menunjukkan bahwa infeksi virus corona di California 50 kali lebih berbahaya jika dibandingkan dengan awal kemunculannya.
Sebagaimana dilansir laman Daily Mail, Minggu (19/4/2020), hasil tes antibodi tersebut juga mencatat bahwa sebanyak empat persen dari populasi California mungkin sudah terinfeksi Covid-19.
Para ilmuwan dari Stanford University sendiri tengah mengembangkan tes antibodi untuk virus corona, yang mendeteksi virus ketika seseorang telah terinfeksi dan tubuh mereka telah menghasilkan sel-sel kekebalan yang dapat menawarkan perlindungan terhadap infeksi ulang.
Mereka menemukan bahwa antara 2,5 hingga 5,2 persen orang yang mereka uji positif memiliki antibodi. Ini berarti bahwa jauh lebih banyak orang yang terpapar virus corona daripada yang diperhitungkan dalam penghitungan resmi pemerintah Amerika Serikat.
Meski begitu, hasil studi tersebut masih diragukan sebagian pihak karena keakuratan tes antibodi yang masih dipertanyakan, begitu juga dengan sampel orang yang direkrut untuk studi.
Namun, tim ilmuwan dari Stanford mengklaim bahwa mereka berhasil mengembangkan tes setara yang sangat akurat. Dalam proses validasi mereka, tes ini memiliki tingkat akurasi 95 - 100 persen. Selain itu, tes inu juga dibuat khusus hanya untuk mendeteksi virus corona saja.
Dr. Eran Bendavid, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam studi tersebut mengatakan bahwa kemungkinan persentase seseorang untuk terinfeksi virus corona berbeda-beda.
Hanya saja, sekitar 80 persen dari sukarelawan dalam studi tersebut dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Sedangkan jumlah partisipannya berjumlah 3.000 orang yang berasal dari wilayah Santa Clara, California.
Tes ini sendiri menganalisis setetes darah yang diambil dari tusukan jari, yang ditempatkan pada strip kertas dengan garis-garis antibodi yang dikombinasikan dengan elemen lainnya.
Baca Juga: Tetap Berjualan di Tengah Pandemi, Bocah Penjual Donat Ini Jadi Sorotan
Berita Terkait
-
Seperti China, WHO Perkirakan Berbagai Negara Akan Revisi Kematian Covid-19
-
Belanja Pakai Kostum Power Rangers Hitam, Warganet: Ini APD Paling Keren
-
Alhamdulillah, Ilmuwan Turki Selesaikan Fase 1 Vaksin Covid-19
-
Indonesia Nomor Satu, Ini Daftar Jumlah Kasus Virus Corona di Negara ASEAN
-
Warganya Bandel, Rwanda Gunakan Drone Tangkap Pelanggar Karantina Covid-19
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga Vivo Y21d Indonesia: HP Murah Bersertifikasi Militer, Baterai Jumbo
-
51 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Klaim Skin Burning Lily dan Mythos Fist
-
Moto Pad 60 Neo Resmi ke Indonesia, Tablet Murah Motorola Harga Rp 2 Jutaan
-
Trik Pindahkan Microsoft Office Tanpa Ribet: Simak Langkah Mudah Berikut
-
iQOO Z10R vs realme 15T: Duel Panas HP 3 Jutaan, Mana Punya Kamera Paling Oke?
-
7 Rekomendasi HP 3 Jutaan untuk Gaming, Cocok untuk Anak Sekolah hingga Dewasa Muda
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 November: Klaim Pemain 111-113 dan Belasan Ribu Gems
-
Moto G67 Power Rilis: HP Murah dengan Kamera Sony dan Baterai 7.000 mAh
-
5 Pilihan HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik untuk Multitasking dan Gaming
-
YouTube Hipnotis Masyarakat! Waktu Nonton Melonjak 20%, Siapa Sangka Ini Alasannya