Suara.com - Para ilmuwan memperingatkan, perlombaan membuat atau mendapatkan vaksin virus Corona (Covid-19), dapat berisiko memperburuk pandemi.
Para ahli yang menasihati Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa vaksin yang tidak efektif, lebih buruk daripada tidak ada sama sekali. Pasalnya, akan membuat orang berpuas diri.
Seorang ilmuwan terkemuka di Universitas Oxford juga mengecam perlombaan 'kapitalistik' untuk menemukan obat Covid-19.
Para menteri Inggris mengumumkan pada Jumat (28/8/2020) bahwa negaranya akan mengambil kekuatan darurat untuk mendorong vaksin apapun melalui proses regulasi.
Sementara Donald Trump juga mengatakan vaksin dapat tersedia di Amerika Serikat sebelum pemilihan presiden pada 3 November. Namun, para ahli menyarankan WHO untuk berhati-hati.
"Penyebaran vaksin yang sangat efektif sebenarnya dapat memperburuk pandemi Covid-19, jika pihak berwenang salah berasumsi bahwa hal itu menyebabkan penurunan risiko yang substansial atau jika individu yang divaksinasi percaya dengan salah bahwa mereka kebal," kata Solidarity Vaccines Trial Expert Group, seperti dikutip Dailymail, Selasa (1/9/2020).
Para pakar merekomendasikan bahwa vaksin setidaknya harus 50 persen efektif untuk disetujui. Sir Richard Peta, Ahli epidemiologi Universitas Oxford, menambahkan bahwa terburu-buru untuk menyetujui suatu vaksin dapat menjadi patokan yang buruk bagi vaksin di masa depan.
"Saya pikir ada dorongan besar, dorongan nasionalistik dan juga aliran kapitalistik, untuk menjadi yang pertama kali mendaftarkan vaksin dan itu sebenarnya akan mempersulit evaluasi vaksin lain. Kami memang membutuhkan vaksin yang berhasil dengan segera," ucap Peto kepada The Guardian.
Ia memperingatkan bahwa para ahli benar-benar membutuhkan bukti kemanjuran yang cukup kuat dari vaksin. Jika vaksin dengan kemanjuran rendah disetujui, itu akan menetapkan standar bahwa semua vaksin masa depan akan diukur.
Baca Juga: Waspada! Lebih Banyak Virus Mirip Covid-19 Akan Muncul
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
Terkini
-
Kumpulan Prompt Foto Nuansa Bunga ala Model Pro di Gemini AI agar Terlihat Realistis
-
7 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo September 2025
-
Cobain Laptop AI Lenovo di MRT! Bikin Itinerary Sampai Main Guitar Hero, Semua Bisa!
-
Walkot Prabumulih Arlan dari Partai Apa? Viral Punya 4 Istri, Kini Heboh Kasus Kepsek
-
Fitur-fitur SIASN 2025: Update Terbaru untuk Manajemen Pegawai
-
Samsung Galaxy S25 FE Resmi, HP Premium Versi Murah Harga Mulai Rp 10 Jutaan
-
Pakai Chip Anyar, Performa Vivo X300 Ungguli Vivo X200 Ultra
-
Bak Bumi Langit: Instagram Kepsek SMPN 1 Prabumulih Banjir Dukungan, IG Walkot Dihujat
-
5 Prompt Edit Foto Gemini AI ala Bos Yakuza, Lengkap Close-up hingga Bersama Anak Buah
-
Cara Mudah Bikin Miniatur Kota di Gemini AI, Lengkap Prompt Biar Hasilnya Keren