Suara.com - Roket buatan Blue Origin, perusahaan antariksa yang dibiayai pendiri Amazon, Jeff Bezos, menguji teknologi yang akan mendaratkan astronot ke Bulan pada tahun 2024.
Roket bernama New Shepard itu dapat mendarat secara vertikal di permukaan tanah setelah kembali dari ruang angkasa.
Roket itu membawa sensor, komputer, dan perangkat lunak yang dirancang membantu wahana antariksa mendarat secara presisi.
NASA ingin melihat bagaimana teknologi itu beroperasi di Bumi sebelum nantinya dikirim ke Bulan.
Peluncuran uji coba, Selasa (13/10), adalah yang ketujuh untuk kendaraan New Shepard Blue Origin. Wahana itu sebenarnya dirancang untuk membawa wisatawan ruang angkasa dalam perjalanan "sub-orbital" singkat.
- Siklus 26 bulan, Mars kini dalam posisi terdekat dan paling terang dari Bumi
- NASA akan kirim astronaut perempuan pertama ke bulan pada 2024
https://twitter.com/NASA_Technology/status/1316046059454582785
Wahana yang dibuat dengan sokongan dana Jeff Bezos itu nantinya akan membawa penumpang hingga ketinggian sekitar 100 kilometer di atas Bumi. Jarak itu memungkinkan mereka merasakan gayaberat mikro.
Para penumpang akan dibawa dalam kapsul kru yang dipasang di atas New Shepard.
Wahana bertekanan udara ini adalah kapsul berjendela terbesar yang pernah dikirim ke luar angkasa, menurut klaim Blue Origin.
Baca Juga: Bukan Jeff Bezos, Ini Orang Terkaya Sepanjang Masa
Setelah mencapai luar angkasa, kapsul ini akan terpisah dari mesin pendorongnya. Keduanya lalu jatuh ke Bumi.
Selama tes Selasa kemarin (dikenal sebagai istilah NS-13), kapsul dengan lembut diterjunkan ke bawah. Adapun roket mendarat secara vertikal dengan sempurna.
"Penerbangan ini memberi banyak masukan berharga. Simulasi pendaratan di Bulan dengan New Shepard adalah pendahuluan yang bagus untuk pencapaian program Artemis bagiAmerika," kata Bob Smith, pimpinan eksekutif Blue Origin.
Muatan yang dibawa New Shepard disebut Splice, yang merupakan singkatan dari Safe and Precise Landing - Integrated Capabilities Evolution (Pendaratan yang Aman dan Tepat - Evolusi Kemampuan Terintegrasi).
Splice terdiri dari dua sistem sensor, komputer dan algoritme lanjutan, yaitu serangkaian instruksi yang akan dijalankan komputer.
Tujuan pengiriman Splice melalui New Shepard adalah menguji bagaimana elemen berbeda dari muatan itu dapat bekerja secara terintegrasi.
"Kami menggunakan pengembangan sensor yang terbaik di NASA, satu atau dua penawaran komersial, menempatkannya pada modul penggerak New Shepard," kata Stefan Bieniawski, insinyur senior di Blue Origin.
"Apa yang benar-benar berharga tentang modul penggerak ini adalah datang jauh-jauh dari luar angkasa dan melakukan pendaratan pendorong, yang sangat mirip dengan apa yang ingin kami lakukan dengan pendaratan di Bulan."
Sistem sensor Splice pertama dikembangkan oleh Draper, sebuah organisasi penelitian yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.
Sistem ini dirancang untuk melakukan "navigasi relatif medan". Kamera dalam sistem ini mengumpulkan informasi tentang lingkungan sekitar, yang kemudian dibandingkan dengan peta yang dimuat sebelumnya.
Tujuannya adalah menentukan lokasi tepat kendaraan.
Karena pada tahun 1960-an NASA hanya memiliki peta Bulan beresolusi rendah, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin hampir jatuh di lapangan batu besar selama pendaratan bersejarah Apollo 11.
NASA ingin menghindari hal itu terulang lagi. Jadi sistem sensor seperti Draper dibuat agar pendaratan lebih aman.
"Target pendaratan Apollo berjarak beberapa mil, sementara target pendaratan kami 100 meter," kata Stefan Bieniawski.
Sistem sensor kedua wahana ini bernama Navigation Doppler Lidar, yang dikembangkan di Pusat Penelitian Langley milik NASA di Virginia.
Sistem sensor ini juga dirancang membantu kendaraan mendarat secara presisi. Namun mereka juga dapat mengirim sinar laser ke permukaan planet dan mendeteksi sinyal yang dipantulkan untuk menentukan kecepatan dan ketinggian kendaraan.
Blue Origin adalah merupakan anggota tim yang dikontrak NASA untuk mulai mengembangkan teknologi pendarat di Bulan. Jika berhasil, proyek ini akan mengembalikan manusia ke permukaan Bulan untuk pertama kalinya sejak tahun 1972.
Di bawah program Artemis, NASA berencana mengirim seorang pria dan seorang wanita ke kutub selatan Bulan. Tapi itu hanya langkah awal dalam rencana yang lebih besar untuk membangun kehadiran manusia secara jangka panjang di Bulan.
Roket New Shepard yang memiliki tinggi 18 meter diluncurkan dari fasilitas uji Blue Origin di dekat Van Horn, Texas. Wahana ini bisa mencapai ketinggian hingga 105 kilometer di atas permukaan Bumi.
Berita Terkait
-
Catatan Rekor Jadi Bahasa Diplomasi Baru: Inilah Inisiatif yang Mengubah Wajah Asia di Mata Dunia
-
Pesawat Haji Tak Lagi Terbang Kosong? Begini Rencana Ambisius Pemerintah...
-
Raksasa E-commerce Amazon Mau PHK 30 Ribu Karyawan
-
Viral Pengantin Baru Terkena Honeymoon Cystitis H+7 usai Menikah, Apa Itu?
-
Roket Reusable Zhuque-3 Milik China Siap Saingi SpaceX
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Komdigi Target 38 Kabupaten/Kota Punya Kecepatan Internet 1 Gbps di 2029, Ini Caranya
-
3 Cara Menghubungkan iPhone ke PC, Mudah dan Cepat untuk Transfer Data
-
BRIN Gelar INARI EXPO 2025: Dorong Kolaborasi dan Riset untuk Ekosistem Inovasi Berkelanjutan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 Oktober: Klaim 60.000 Token dan 9.500 Gems di Hari Sumpah Pemuda
-
Spesifikasi Moto G06 Power: HP Murah Sejutaan dengan Baterai Jumbo 7.000 mAh
-
HP Murah Honor X6b Plus Debut: Harga Sejutaan, Usung Helio G85 dan Memori 256 GB
-
Apa Tugas Wapres Menurut UU? Gibran Jadi Sorotan AI Usai Hadiri Acara Mancing Gratis
-
5 Fakta Petisi Pembatalan Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025
-
Berapa Harga Gas DME Pengganti LPG? Ini Kelebihan dan Kekurangannya
-
ChatGPT Atlas: Browser Pintar Baru Penantang Google Chrome