Suara.com - Pendarat InSight milik NASA di Mars mendeteksi dua gempa baru di Planet Merah, dengan kekuatan lebih dari magnitudo 3.0.
Misi ini mendarat di Mars pada November 2018 dan instrumen seismometernya mulai merasakan gempa Mars.
Misi tersebut mengidentifikasi lebih dari 500 gempa di tahun pertama Mars.
Sebelumnya, angin kencang menjadi kendala dan menghalangi pendeteksian sinyal.
Sekarang, cuaca di Mars telah berubah dan pada Maret, InSight mendeteksi dua gempa tersebut.
"Sangat menyenangkan bisa mengamati gempa Mars lagi setelah sekian lama merekam suara angin. Karena sudah makan tahun di Mars, kami sekarang lebih cepat dalam mengkarakterisasi aktivitas seismik di Planet Merah," kata John Clinton, seismolog yang memimpin Marsquake Service InSight.
Dilansir dari Space.com, Selasa (6/4/2021), dua gempa baru tersebut terdeteksi pada 7 dan 18 Maret di wilayah yang disebut Cerberus Fossae.
Itu adalah area yang sama di mana dua gempa terbesar pernah terdeteksi oleh InSight pada tahun pertama misi di Mars, menunjukkan bahwa area tersebut sangat aktif.
Menurut NASA, para ahli sangat tertarik karena keempat gempa tersebut tampaknya cocok secara geofisika.
Baca Juga: Persiapan Terbang, Ingenuity Sentuh Permukaan Mars
"Selama misi, kami telah melihat dua jenis gempa Mars, yang satu lebih mirip gempa di Bulan dan lainnya mirip seperti di Bumi. Menariknya, keempat gempa besar yang berasal dari Cerberus Fossae ini seperti gempa di Bumi," ucap Taichi Kawamura, seismolog di Institut de Physique du Globe de Paris.
Di sisi lain, InSight juga sedang mengerjakan tugas yang diharapkan akan mempertajam pengamatan gempa Mars saat misi berlanjut selama satu tahun Mars berikutnya.
Tim misi menduga bahwa perubahan suhu yang besar antara siang dan malam di Mars, mungkin menciptakan suara letupan dan lonjakan dalam data seismometer, saat kabel yang menghubungkan instrumen ke pendarat utama mengembang dan menyusut.
Untuk mencoba melindungi kabel dari perubahan ini, tim InSight menggunakan lengan robot pendarat untuk menyendok tanah Mars ke kabel.
Namun, NASA memperingatkan ini adalah waktu yang sulit bagi InSight, yang mendapatkan tenaganya dari panel surya.
Meskipun musim badai debu di Mars telah berakhir, tetapi panel InSight masih tertutup debu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru
-
Resident Evil Requiem Rilis 2026, Begini Bocoran Campaign dan Gameplay-nya
-
XLSMART Sukses Terapkan Zero Waste di AXIS Nation Cup 2025
-
4 Smartwatch Xiaomi yang Layak Dibeli 2025, Budget Mulai Rp300 Ribuan Aman
-
Update Xiaomi HyperOS November 2025: Atasi Bug dan Perbaikan HP Mati Mendadak
-
Nubia V80 Max Lolos Sertifikasi di Indonesia, Desain Mirip iPhone Lagi?
-
Akselerasi Adopsi AI dan Cloud, Ekosistem Mitra Teknologi di Asia Pasifik Diperkuat Solusi Canggih
-
Game Survival Baru dari Kreator PUBG Telah Tiba, Early Access Dibuka
-
Item GTA 6 Muncul di GTA Online? Petunjuk Baru di Tengah Penantian Panjang
-
Studi Baru Ungkap Lebah Bumblebee Bisa Dilatih Mengenali Kode Morse