Suara.com - Kawanan gajah Asia, setidaknya 20 ekor, mati setelah memakan plastik di Sri Lanka.
Memilukannya lagi, dua ekor diantaranya dilaporkan mati karena menelan sisa-sisa sampah manusia yang dibuang akhir pekan lalu.
Seperti yang dilaporkan Associated Press (AP) dikutip Gizmodo, Sabtu (15/1/2022), tempat pembuangan sampah itu terletak di dekat desa Pallakkadu di bagian timur negara itu.
Seorang dokter hewan yang diwawancarai AP mengatakan, dua gajah yang mati telah menelan sejumlah besar plastik, pembungkus makanan, dan plastik lainnya.
Lebih buruk lagi, tidak ada tanda-tanda makanan yang biasanya dimakan gajah ditemukan di tubuh mereka.
Menurut AP, degradasi habitat alami gajah telah memaksa mereka untuk bermigrasi lebih dekat ke manusia dan tempat pembuangan sampah mereka.
Putus asa untuk makanan, gajah telah memasuki tempat pembuangan sampah untuk mencoba peruntungan mereka.
Tetapi hal itu membuat gajah Asia berisiko memakan barang-barang yang tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi, termasuk plastik atau benda tajam lainnya.
Pemerintah Sri Lanka telah memiliki rencana setidaknya selama empat tahun untuk mendaur ulang plastik di tempat pembuangan sampah terbuka.
Baca Juga: Ini Sebab Banyak Sampah Gelas Plastik Tercecer dan Tidak Diolah
Selain itu, memasang pagar listrik di sekelilingnya untuk mencegah kekacauan ini terjadi. Sayang, upaya tersebut belum sepenuhnya terwujud.
Daily Sabah mencatat bahwa karena habitat gajah menyusut, itu juga meningkatkan risiko konflik manusia-gajah.
Hewan-hewan besar telah ditemukan berjalan-jalan ke kota atau melalui ladang.
Sedikitnya delapan gajah mati pada 2016 setelah memakan sampah plastik beracun dari tempat pembuangan sampah terbuka di Air Terjun Victoria, Zimbabwe.
Gajah 3,5 ton lainnya berusia sekitar 20 tahun mati pada 2020 setelah menelan plastik di Thailand.
Masalah plastik juga meluas ke satwa liar lainnya. Penyu terkenal tertarik makan plastik, sebagian karena baunya seperti makanan.
Berita Terkait
-
200 Desa di Bali, Tukar Sampah Plastik dengan Beras Bantu Warga Terdampak Pandemi
-
AFF 2020: Jadi Runner-Up, Garuda Muda Tunjukkan Semangat Tak Pernah Padam
-
Masih Terdapat Warga Jakarta Berkerumun Rayakan Tahun Baru 2022
-
Indonesia Masuk Tiga Besar Penghasil Sampah Plastik di Dunia, Apa Bahayanya?
-
Diduga Tersengat Listrik, Gajah Sumatera Ditemukan Menyusui dalam Kondisi Mati
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
-
POCO M8 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia, HP Murah Anyar dengan Baterai Jumbo
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 November: Raih Glorious 107-115 dan Ribuan Gems
-
5 Rekomendasi Tablet Gaming Terbaik 2025, Performa Selevel Konsol
-
Honor Watch X5 Rilis sebagai Pesaing Redmi Watch: Harga Terjangkau dengan GPS
-
Rover NASA Temukan Batu Misterius di Mars, Diduga Berasal dari Luar Planet
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
POCO X8 Pro Siap Masuk ke Indonesia: Usung Chipset Kencang, Skor AnTuTu Tinggi
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Vivo X200T Muncul di Database IMEI, Pakai Kamera Zeiss