Suara.com - Implementasi solusi internet of things (IoT) untuk mencapai smart manufacturing harus dilakukan secara bertahap, untuk mengurangi resistensi pelaku usaha dan mencapai tingkat efisiensi yang maksimal.
“IIoT haruslah menjadi solusi atas masalah yang terjadi di lapangan sehingga memberikan manfaat yang nyata agar penerimaan terhadap teknologi tersebut meningkat,” ujar Fariz Alemuda, Squad Leader Manufaktur PT Telkom, Tbk dalam keterangan resminya, Jumat (13/5/2022).
Fariz menjabarkan manfaat yang diberikan tentunya harus memberikan keuntungan bagi pengguna seperti peningkatan produksi, peningkatan efisiensi, penurunan biaya operasional dan kecepatan pengambilan keputusan.
Berdasarkan keuntungan tersebut, maka pengusaha mendapatkan keuntungan kompetitif secara bisnis.
Sementara itu, Martin B. Chandra Sekretaris APINDO Jawa Barat menjelaskan masih ada beberapa hambatan dalam implementasi smart manufacturing.
Seperti investasi baru yang memerlukan biaya tinggi, mayoritas pengambil keputusan masih di tangan generasi baby boomers, keterbukaan arus finansial, SDM memerlukan pelatihan khusus.
Tidak hanya itu, risiko PHK, khawatir akan dampak politis terhadap teknologi yang dibeli dari negara tertentu, dan ketergantungan terhadap sesuatu yang beyond control.
Firmans Nur Gafi, Key Account Manager Signify Indonesia melihat, solusi IoT yang diperlukan setiap industri pasti berbeda karena permasalahan yang dihadapi berbeda satu sama lain.
“Tentu saja ada aspek solusi yang bisa diimplementasikan untuk membantu perusahaan melakukan efisiensi dan meningkatkan margin usaha tanpa harus mengorbankan sumber daya manusia,” ujarnya.
Baca Juga: Kolaborasi Telkomsel dan Ancol, Kembangkan Smart & Green Theme Park
Sedangkan Fadli Hamsani, GM Industrial IoT Telkomsel menilai tidak semua hal harus diubah menjadi solusi IoT.
Menurutnya, diperlukan penilaian dan evaluasi di awal untuk melihat titik-titik pemasalahan di mana aja dan solusi IoT terbaik dari sisi kinerja maupun biaya yang bisa diimplementasikan.
"Telkomsel telah memiliki rekam jejak implementasi IoT untuk manufaktur. Kata kuncinya ada perlu adanya pemetaan kebutuhan di awal, melihat aspek mana yang perlu di IoT-kan," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
LG Hadirkan Solusi Display dan HVAC Berbasis AI dan Hemat Energi, Demi Genjot Sektor B2B
-
7 HP dengan Kamera Leica Terbaik 2025, Hasil Foto Premium Bak Profesional
-
5 Rekomendasi HP Murah Spek Dewa untuk Lansia: RAM Lega, Layar Besar
-
5 Rekomendasi HP untuk Content Creator 2025: Kamera Tajam, Performa Ngebut
-
TikTok Perkuat Keamanan Platform Sepanjang 2025, Fokus Lindungi Remaja
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 16 Desember 2025, Klaim Skin Langka dan Bundle Winterlands Gratis
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 Desember 2025, Ada Paket Record Breaker dan 1.000 Gems
-
Hasil Timnas MLBB di SEA Games 2025: Men dan Women Kalah dari Filipina, Raih Perunggu
-
Fischmas 2025: Cara Membuka Hatch dan Akses ke Cryoshock Cellar
-
Laptop Gaming Lenovo Legion Y9000P Edisi Diablo IV Rilis, Usung RTX 5080