Suara.com - Pemeriksaan baru terhadap enam meteorit Bulan yang ditemukan di Antartika, mengungkapkan bukti pertama bahwa Bulan mewarisi unsur-unsur kimia dari interior Bumi.
Penemuan ini menambah dukungan pada teori bahwa Bulan tercipta ketika sesuatu yang masif menghantam Bumi di masa lalu, yang dikenal sebagai teori tumbukan raksasa.
Selama penelitian yang dilakukan di ETH Zurich, Swiss, para ahli menemukan jejak helium dan neon.
Keduanya adalah gas mulia dalam enam meteorit Bulan dari koleksi Antartika milik NASA.
Meteorit terdiri dari batuan vulkanik yang disebut basal, yang terbentuk sebagai magma yang keluar dari bagian dalam Bulan dan mendingin dengan cepat.
Proses pendinginan ini menciptakan partikel kaca Bulan di dalam sampel yang mempertahankan jejak kimia dari gas Matahari.
Setelah basal terbentuk, lapisan batuan tambahan menyelimutinya, melindungi kaca dari partikel bermuatan, baik yang berasal dari aliran angin Matahari maupun dari luar tata surya, yang disebut sinar kosmik.
Menurut para ahli, proses isolasi mempertahankan jejak ini dan menjamin asal-usul gas yang terperangkap di dalamnya.
Para ilmuwan mampu mendeteksi jejak helium dan neon di meteorit berkat spektrometer massa gas mulia yang sangat sensitif, yang dijuluki Tom Dooley.
Baca Juga: Asteroid Berpotensi Berbahaya Seukuran Paus Biru, Lintasi Bumi Besok
Temuan ini mendukung gagasan bahwa tumbukan raksasa di Bumi pada masa lalu menciptakan Bula.
Salah satu versi teori tumbukan raksasa mengusulkan bahwa sebuah protoplanet bernama Theia menabrak Bumi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Dampak tumbukan yang sangat besar menciptakan ejacta dari interior Bumi yang mampu tetap berada di orbit dan bergabung ke pecahan lain.
Bukti lain yang mendukung teori ini termasuk fakta bahwa Bulan ringan dan kekurangan zat besi dalam jumlah besar di bagian dalamnya.
Batuan mantel Bulan juga memiliki komposisi yang mirip dengan komposisi Bumi serta keduanya sangat berbeda dari meteorit Mars.
Para peneliti berharap bahwa pemahaman ini akan memberi manfaat untuk para ilmuwan lainnya.
Berita Terkait
-
Dampak Kekeringan Ekstrem di Sungai Italia, Ilmuwan Temukan Bom Utuh Era Perang Dunia II
-
Roket India Gagal Luncurkan Satelit di Orbit Bumi
-
KATANYA: Lembah Dry Valleys Benua Antartika, Lembah Terkering di Dunia? #2
-
Pertama Kalinya, Mikroplastik Ditemukan di Salju Antartika
-
Gunung Berapi Bawah Laut di Antartika Picu 85 Ribu Gempa Bumi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Bocoran HP Lipat Tiga Pertama Samsung: Layar Sebesar Tablet, Harga Setara 2 Motor
-
Samsung Galaxy Tab A11 Plus Resmi, Tablet Rp 5 Jutaan dengan Baterai 7.040 mAh
-
RRQ dan Evos Wakili Indonesia di Grand Final FFWS Global Free Fire
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 13 November 2025: Tersedia Skin, Bundle, dan Diamond Gratis
-
8 HP RAM 16 GB Termurah untuk Gaming Lancar, Mulai Rp7 Jutaan
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November 2025, Klaim Gems dan Pemain 113 Gratis
-
33 Kode Redeem FF 13 November 2025, Dapatkan Shotgun Mematikan Permanen di Momen Ini
-
Vivo X300 dan X300 Pro Rilis 20 November, Debut OriginOS ke Indonesia
-
26 Kode Redeem FC Mobile 13 November 2025, Banjir Pemain OVR 113 Cuma-cuma
-
Cara Membuat Identitas Kependudukan Digital (IKD) Setara KTP