Suara.com - Riset International Data Corporation (IDC) memprediksi pasar layanan public cloud di seluruh Asia Tenggara tumbuh mencapai 11 miliar Dolar AS atau Rp 163 triliun di tahun 2025. Sementara tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) lima tahun bisa sebesar 21,5 persen.
Research Manager IDC Thailand, Prapussorn Pechkaew memprediksi layanan digital akan menguasai Asia Tenggara. Sebab satu dari tiga perusahaan akan menghasilkan lebih dari 15 persen pendapatannya dari produk dan layanan digital.
Menurutnya, beberapa area yang menjadi prioritas negara-negara di Asia Tenggara untuk mendorong ekonomi digital mereka di antaranya adalah menjadi perusahaan yang mengandalkan data dalam pengambilan keputusan, melakukan akselerasi layanan digital, beroperasi secara otonom/tanpa campur tangan manusia, mengutamakan kualitas pada seluruh interaksi dengan pelanggan (omni-experience), dan modernisasi rantai pasokan.
"Usaha untuk meningkatkan pendapatan dari produk dan layanan digital ini, meningkatkan peran teknologi cloud bagi kelangsungan dan ketahanan bisnis organisasi-organisasi di Asia Tenggara untuk bersaing di dunia yang mengutamakan digital," ucapnya dalam keterangan resmi, Senin (29/8/2022).
Lebih lagi, pandemi COVID-19 juga turut berdampak pada semakin banyaknya perusahaan yang memindahkan mission-critical workloads mereka ke public cloud.
Pemerintah di negara-negara Asia Tenggara juga membuka kesempatan bagi para pelaku industri yang sudah teregulasi seperti finansial, asuransi, layanan kesehatan, sektor publik, energi, telekomunikasi, dan manufaktur untuk mengadopsi penggunaan public cloud.
"Proses adopsi hybrid dan multi cloud juga semakin cepat karena perusahaan memiliki akses ke produk-produk yang lebih baik untuk melakukan integrasi data dan interoperabilitas aplikasi pada beberapa cloud," sambung Pechkaew.
IDC Future Enterprise Resiliency & Spending 2022 Survey – Wave 5 (2022) juga menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen organisasi di Indonesia, Malaysia, dan Singapura telah memprioritaskan program-program yang terkait dengan ketahanan infrastruktur digital.
Hal ini dilakukan untuk merespons kondisi yang serba tidak pasti akibat ketegangan geopolitik, inflasi, gangguan rantai pasokan, dan usaha penanggulangan pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung.
Baca Juga: Cloud Bisa Tingkatkan Efisiensi Pelayanan Publik
Lebih lanjut, sebanyak 76 persen organisasi di Asia-Pasifik menunjukkan indikasi akan melakukan peningkatan layanan cloud dalam 12 bulan mendatang. Peningkatan sebesar 81 persen ditunjukkan organisasi-organisasi di Indonesia, 86 persen di Malaysia, 88 persen di Filipina, dan 92 persen di Thailand.
"Angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan penggunaan layanan cloud yang lebih tinggi dari angka rata-rata regional," katanya.
Pechkaew menambahkan, ada lebih banyak perusahaan yang akan mencari cara untuk merancang strategi cloud mereka, sekaligus cara untuk menggunakan layanan cloud secara lebih efektif seiring dengan perkembangan layanan cloud pada berbagai sektor industri di kawasan Asia Tenggara.
"Kemampuan untuk memantau biaya penggunaan cloud dan penggunaan metode pengukuran yang tepat untuk mengontrol pengeluaran berlebih, menjadi salah satu perhatian utama di tingkat global. Membangun kemampuan di sekitar area ini akan bermanfaat untuk memajukan layanan cloud dalam aktivitas dan lingkungan yang lebih matang," jelas dia.
Berita Terkait
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
AI 'Bunuh' Media? Investor Kelas Kakap Justru Ungkap Peluang Emas, Ini Syaratnya
-
Wuling Cloud EV Lite Jadi Inovasi Lintas Industri Kembangkan Pasar Mobil Listrik
-
Bagaimana Cara Membedakan Sepatu On Cloud Asli dan Palsu? Begini 7 Panduannya
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Bos Xiaomi Blak-blakan Ungkap Kenapa Harga HP Makin Mahal
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain OVR 110113 Sekarang
-
OpenAI Kenalkan Browser Pesaing Google, Namanya ChatGPT Atlas
-
Xiaomi 17 Air Segera Hadir, HP Tipis Pesaing iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge
-
Apple Disebut Batal Rilis iPhone 19 di 2027, Ada Apa?
-
Oppo Reno 15 Diprediksi Usung Dimensity 8450 dan Sensor Samsung 200 MP
-
Untuk Pertama Kalinya, Seri Game Halo Siap Menuju PS5
-
Skor AnTuTu iQOO Z10R: HP Murah dengan Dimensity 7360 dan RAM 12 GB
-
Video Viral Mobil MBG Angkut Genteng, Klarifikasi Kepala Sekolah Jadi Sorotan
-
4 Perangkat Xiaomi Bakal Dapat Update OS 5 Kali, Ada Tablet dan HP Midrange