Suara.com - Yandex baru saja memperkenalkan layanan signifikan yang dapat memantau penyebaran abu vulkanik dan melakukan mitigasi terhadap dampak yang ditimbulkan pada masyarakat dan ekosistem. Ini menandakan langkah signifikan Yandex dalam menanggapi permasalahan bencana alam yang dimiliki oleh seluruh dunia.
Abu vulkanik membawa partikel yang berbahaya dan bisa merusak lingkungan dengan dampak yang luas. Misalnya letusan dari Gunung Merapi di Indonesia, Fagradalsfjall di Islandia, dan Shiveluch di Rusia yang menimbulkan emisi abu dalam jumlah besar, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan risiko terhadap keselamatan publik dan infrastruktur.
Yandex menyoroti pentingnya mekanisme pemantauan dan respon yang efektif sebagai upaya meminimalisir perluasan dampak pasca letusan. Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan keahlian dalam machine learning, analisis data dan meteorologi.
Menggunakan model matematika yang canggih, neural networks (jaringan syaraf tiruan/JST) dan peta interaktif untuk pemantauan awan abu pasca letusan secara real-time. Cara ini jadi salah satu langkah memberdayakan pihak berwenang dan masyarakat untuk mengimplementasikan model mitigasi penyebaran abu vulkanik.
“Penggunaan teknologi cloud dan layanan machine learning jadi solusi mumpuni dalam mengatasi beragam tantangan sosial, termasuk pemantauan fenomena alam. Mekanisme prakiraan penyebaran abu vulkanik penting untuk dibarengi dengan akses yang efektif dan cepat ke layanan pengujian hipotesis dan pelatihan model. Proyek kami siap diskalakan untuk memantau gunung berapi di seluruh dunia, mengatasi masalah mendesak mengenai letusan gunung berapi dan dampaknya,” komentar Anna Lemyakina, Direktur Proyek Strategis di Yandex Cloud dalam keterangan resmi Yandex (21/02/2024)
Layanan peta interaktif baru model ini tidak hanya melacak pergerakan abu vulkanik secara real-time, namun juga menyediakan prakiraan cuaca 24 jam, sehingga memfasilitasi langkah-langkah proaktif untuk mengurangi dampak abu vulkanik.
Dengan memanfaatkan Yandex DataSphere, machine learning yang dilatih pada beragam sumber data, seperti citra satelit dan pengamatan meteorologi, yang kemudian akan berkembang untuk mencakup data tinggi dan kepadatan abu. Akses ke peta tersedia berdasarkan permintaan dari organisasi internasional.
Saat ini inovasi pemetaan abu sedang berjalan untuk pemantauan gunung berapi di semenanjung Kamchatka di Rusia. Kedepannya, layanan dapat diperluas ke wilayah lain di dunia.
Yandex tetap berkomitmen menggunakan teknologi demi kepentingan masyarakat dan lingkungan. Melalui upaya kolaboratif ini, Yandex berharap dapat mengatasi tantangan global yang ditimbulkan oleh penyebaran abu vulkanik, sehingga berkontribusi nyata terhadap masyarakat, untuk menciptakan mitigasi yang lebih aman dan tangguh di seluruh dunia.
Baca Juga: Cara Memakai Yandex di PC, Panduan Lengkap Memakai Mesin Pencari Saingan Google Search
“Di Yandex, salah satu prioritas kami adalah menggunakan teknologi untuk kebaikan yang lebih besar. Kami sangat senang bahwa upaya bersama seperti ini dapat menghasilkan proyek-proyek inovatif yang berpotensi memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan kesejahteraan mereka.” Tutup Alexander Popovskiy, VP Strategy di Yandex Search.
Sebagai informasi, Yandex adalah perusahaan teknologi yang menciptakan produk dan layanan AI yang didukung oleh implementasi machine learning. Sejak tahun 1997, Yandex telah memberikan layanan search engine kelas dunia yang relevan secara lokal.
Selain itu, Yandex juga mengembangkan layanan transportasi on-demand, produk navigasi, dan aplikasi seluler lainnya untuk jutaan konsumen di seluruh dunia.
Berita Terkait
-
Cuaca Ekstrem saat Pencoblosan, DPR Minta Kesiapan Mitigasi Bencana
-
Cara Memakai Yandex di PC, Panduan Lengkap Memakai Mesin Pencari Saingan Google Search
-
Yandex Resmi Dijual ke Rusia, Hancur di Negeri Sendiri Gegara Perang Ukraina
-
Yandex Gelar Seminar AI di Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Padjajaran
-
UGM Gelar Seminar AI Pertama Kali, Gandeng Yandex dan Kominfo Bahas Etika Penggunaan
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
Terkini
-
Perbandingan Spesifikasi Sampai Harga Samsung Galaxy S25 Edge Vs Galaxy S25 FE
-
Belum Menyerah, Sony Rilis HP Baru: Desain Mirip Pixel dan iPhone Air
-
Meutya Hafid Klaim Satelit Nusantara Lima Sediakan Akses Internet di Maluku-Papua Setara Jakarta
-
Fitur dan Harga Football Manager 26 Terungkap: FM26 Bakal Debut November 2025
-
Far Cry 7 Bakal Bawa Perubahan Besar, Utamakan Multiplayer
-
Samsung Perkenalkan Universal Gesture: Kontrol TV Tanpa Remote Cukup dengan Gerakan Tangan
-
5 Rekomendasi HP yang Bisa Pakai eSIM Mulai Rp3 Jutaan: Praktis, Spesifikasi Canggih
-
Samsung Galaxy Tab S10 Lite Masuk Indonesia, Tablet Kaya Fitur AI Harga Rp 4 Jutaan
-
XLSMART Gandeng Telkom Hadirkan 3 Inovasi Layanan Ini Siap Mengubah Pengalaman Pengguna
-
Satelit Nusantara Lima Sukses Diluncurkan, Siap Perkuat Internet di Indonesia