Suara.com - Organisasi yang memperjuangkan hak asasi hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), baru-baru ini mendesak Nintendo agar mendesain ulang karakter sapi pada game Mario Kart. Mereka nampak mempermasalahkan anting pada hidung hewan tersebut.
Target mereka? Karakter sapi yang menggemaskan dari Moo Moo Meadows, salah satu pembalap baru populer di Mario Kart World.
PETA mendesak Nintendo untuk menghapus anting hidung yang dikenakan oleh karakter tersebut, dengan pernyataan jenaka namun tajam: “Serahkan saja urusan cincin pada Sonic”.
Argumen PETA berpusat pada simbolisme anting hidung tersebut. Bagi mereka, ini bukan sekadar aksesori, melainkan representasi alat kekejaman yang digunakan di industri daging dan susu dunia nyata.
Organisasi ini menjelaskan bahwa cincin tersebut ditusukkan secara paksa melalui septum, salah satu bagian tubuh sapi yang paling sensitif, untuk mengendalikan dan mengeksploitasi mereka.
PETA menegaskan dalam petisinya, "Cincin kuningan di hidung Sapi adalah pengingat menyakitkan akan industri yang memperlakukan sapi sungguhan seperti mesin."
Mereka juga menyoroti penggunaan cincin berduri pada anak sapi untuk mencegah proses menyusui yang menyakitkan bagi induknya.
Menanggapi argumen klasik "ini hanya sebuah permainan", PETA memberikan jawaban lugas.
"Kita tahu Mario Kart World hanyalah sebuah permainan – dan itulah mengapa anting hidung Cow perlu dihilangkan," ujar organisasi tersebut dikutip dari EuroGamer.
Baca Juga: Trailer Game Football Manager 26 Beredar, Sega Janjikan Efek Visual Imersif
Menurut mereka, video game memiliki kekuatan untuk membentuk cara pandang masyarakat terhadap hewan.
Menampilkan alat yang diasosiasikan dengan penderitaan dalam sebuah game yang seharusnya menyenangkan dianggap mengirimkan pesan yang salah, terutama kepada audiens yang lebih muda.
PETA percaya bahwa karakter sapi yang menggemaskan ini pantas untuk balapan dengan bebas, tanpa pengingat akan kekejaman di wajahnya.
Aksi ini bukanlah yang pertama bagi PETA dalam mengkritik Nintendo. Sejarah mencatat kampanye mereka terhadap kostum Tanooki di Super Mario 3D Land yang dianggap mempromosikan kekerasan terhadap hewan, hingga parodi game seperti Pokémon Black and Blue yang mengkritik konsep pertarungan monster.
Dengan basis pemain Mario Kart yang masif, kampanye ini kembali memicu perdebatan tentang batas antara realitas dan fiksi dalam video game.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
Terkini
-
Kumpulan Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Background Aurora, Hasil Realistis
-
Perplexity Rilis AI Comet Gratis untuk Semua Pengguna
-
Viral Pejabat Polisi Kedapatan Nenteng iPhone 17 Pro Max, Ini Harga dan Spesifikasi Lengkapnya
-
Honor Magic 8 dan Magic 8 Pro Siap Meluncur, Dilengkapi Sensor Kamera "Maple Merah"
-
18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
-
Segera Debut 8 Oktober, Realme 15 Pro Game of Thrones Bawa UI Khusus
-
26 HP dan Tablet Xiaomi Ini Segera Nikmati Fitur Hyper Island di HyperOS 3
-
Tutorial Membuat Situs Web Berita dalam 12 Langkah Sederhana
-
7 Sim Racing Games Terbaik untuk Pencinta Balapan: Grafis Realistis, Virtual Imersif
-
Biznet Garap Proyek Kabel Laut BNCS-2, Siapkan Internet dari Jawa hingga Sulawesi