Tekno / Sains
Kamis, 11 September 2025 | 13:51 WIB
Roket Falcon 9 yang akan meluncurkan Satelit Nusantara Lima dari di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (SpaceX)
Baca 10 detik
  • Peluncuran Satelit Nusantara Lima oleh SpaceX kembali ditunda karena cuaca buruk dan masalah teknis Falcon 9.
  • Penundaan ini sudah terjadi tiga kali sejak jadwal awal pada 8 September 2025.
  • Satelit Nusantara Lima buatan Boeing akan memperluas akses internet Indonesia dan Asia Tenggara, beroperasi mulai 2026.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Perusahaan penerbangan antariksa SpaceX memutuskan untuk kembali menunda peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nasional (PSN) pada hari Rabu (10/9/2025) waktu Orlando atau Kamis (11/9/2025) WIB.

Roket Falcon 9 yang direncana mengantarkan satelit itu belum bisa lepas landas dari Launch Space Complex 40 di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. 

Penundaan ini terjadi karena beberapa faktor seperti kombinasi faktor cuaca buruk, termasuk adanya awan cumulonimbus dan risiko petir.

Selain itu, adanya masalah teknis pada roket Falcon 9 milik SpaceX membuat satelit nasional ini batal mengorbit.

Pihak SpaceX melakukan verifikasi tambahan terhadap beberapa komponen roket yang ditemukan tidak sesuai standar setelah upaya peluncuran di hari sebelumnya dihentikan saat hitung mundur tersisa 30 detik.

Peluncuran ulang dijadwalkan pada Kamis (11/9) dengan jendela pukul 18.59-20.59 waktu setempat atau Jumat (12/9) pukul 07.59-09.59 WIB pagi.

Jika diperlukan, kesempatan cadangan tersedia pada hari Jumat, 12 September waktu setempat, dengan jendela 118 menit yang dibuka pukul 7:58 malam waktu setempat (ET).

Ditunda untuk Ketiga Kalinya

Penundaan ini menjadi kali ketiga dari waktu yang direncanakan. Jadwal awal peluncuran satelit nasional ini ditetapkan tanggal Senin, 8 September 2025 pukul 20.02 waktu setempat atau Selasa, 9 September 2025 pukul 07.02 WIB. 

Dikutip dari florida today (8/9/2025), peluncuran direncanakan lepas landas dengan jendela peluncuran 116 menit, dari pukul 20.02 hingga 21.58 waktu setempat.

Baca Juga: Alasan Starlink Stop Layanan Internet di Indonesia

Namun, hujan dan badai yang datang terus menerus menyebabkan peluncuran dibatalkan (scrub). 

Skuadron Cuaca ke-45 Florida hanya memperkirakan hanya ada peluang 30–45% cuaca mendukung peluncuran. Awan kumulus, petir, dan medan listrik di permukaan menjadi ancaman utama.

Hal yang sama terjadi pada hari selasa, 9 September 2025 waktu setempat atau Rabu, 10 September 2025 WIB.

SpaceX Falcon 9 yang meluncurkan Crew-3 ke luar angkasa pada 3 November 2021. [NASA]

Peluncuran satelit Nusantara Lima oleh SpaceX kembali mengalami scrub atau pembatalan mendekati waktu lepas landas, tepatnya saat hitung mundur tinggal 30 detik.

Laporan dari Spaceflight Now (10/9/2025), menjelaskan bahwa pada hari selasa, peluang lepas landas sebesar 30 persen saat jendela peluncuran dibuka, yang meningkat menjadi 45 persen menjelang akhir peluncuran. 

Para ahli meteorologi setempat mengatakan ancaman badai petir merupakan kendala utama peluncuran, dan mencatat bahwa "hembusan angin berkecepatan 35 hingga 45 mph mungkin terjadi di dekat badai yang lebih kuat."

Misi Peluncuran Satelit Nusantara Lima

Misi Nusantara Lima, yang dipimpin oleh Pasifik Satelit Nusantara (PSN), melibatkan peluncuran satelit telekomunikasi untuk menyediakan akses yang lebih baik di seluruh Indonesia dan wilayah sekitarnya.

Dibangun oleh Boeing pada platform satelit 702MP, Nusantara Lima menawarkan total kapasitas lebih dari 160 gigabyte per detik (Gbps) untuk kebutuhan akses digital di kawasan.

Satelit ini dirancang untuk mendukung daerah-daerah yang kurang terlayani, menyediakan konektivitas yang andal ke daerah-daerah terpencil, termasuk rumah sakit dan sekolah di pedesaan.

Satelit ini akan melayani Indonesia, dengan kapasitas tambahan yang ditujukan untuk negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina, dengan target operasi mulai 2026. 

Satelit ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk menjembatani kesenjangan digital, menyediakan akses internet di daerah-daerah dengan infrastruktur komunikasi yang belum memadai.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

Load More