Efek Buruk Jadi Digital Hoarder
Seorang Digital Hoarding telah dikaitkan dengan kecemasan dan Dr. Emanuel Maidenberg, seorang profesor psikiatri di UCLA, menggambarkan penimbunan digital sebagai "versi baru dari tantangan psikologis lama."
Ini mirip dengan penimbunan fisik, penimbunan digital mungkin berbahaya.
Meskipun penelitian tentang efek penimbunan digital masih baru, sebuah makalah tahun 2018 menemukan bahwa penimbun digital mengalami peningkatan tingkat stres.
Gangguan penimbunan dianggap sebagai kondisi kesehatan mental dalam DSM-5, dan kini para peneliti mengamati bahwa konsekuensi negatif dari penimbunan digital mungkin serupa dengan penimbunan fisik.
Meskipun menyimpan terlalu banyak data di perangkat Anda berkaitan dengan hilangnya produktivitas dan penurunan kesejahteraan, hal itu juga meningkatkan risiko keamanan siber.
Semakin banyak data yang Anda simpan, semakin rentan Anda terhadap kehilangan data dan pencurian identitas.
Ciri-ciri Digital Hoarder
1. Sering Membiarkan Berkas Digital Menumpuk
Anda dengan mudah mengumpulkan berkas digital, meskipun tidak penting.
Baca Juga: Synology Catatkan Pertumbuhan Data Melonjak 400 Persen, Hadirkan Solusi AI dan Keamanan Data Tangguh
Hal ini kemungkinan besar melibatkan kotak masuk yang penuh sesak dengan email yang tak terhitung jumlahnya.
Atau bisa juga dengan menumpuknya folder berisi foto-foto digital yang sebagian besar tidak tersentuh, atau menimbun berkas administratif yang tidak perlu, semua itu dirasionalisasi oleh kecilnya kemungkinan Anda akan membutuhkannya di masa mendatang.
2. Anda Enggan Menghapus Berkas yang Tidak Terpakai
Setelah penimbun digital mengumpulkan banyak sekali berkas digital, mereka seringkali merasa sulit untuk menghapusnya, bahkan ketika berkas-berkas tersebut tidak terpakai dan tidak relevan di masa lalu, sekarang, atau masa depan.
Ada kesalahpahaman umum bahwa data digital ada secara tersembunyi, tersimpan di cloud tanpa menempati ruang fisik atau memerlukan energi untuk menyimpannya.
Meningkatkan pemahaman kita tentang apa itu pusat data dapat membantu mendorong para penimbun data digital agar lebih berhati-hati saat memutuskan data digital apa yang akan dikumpulkan dan disimpan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
Terkini
-
58 Kode Redeem FF Terbaru 10 Desember: Diamond Gratis, Mythos Fist, dan Skin M60 Menanti
-
Oppo Find X9 Series Bawa Revolusi: Baterai Terbesar di Flagship, Daya Tahan 2 Hari!
-
Fitur Utama Redmi Note 15 5G Terungkap, Ada Seri Master Pixel Edition
-
Apa Suara Paling Keras yang Pernah Tercatat di Bumi? Bukan Mesin Jet atau Bom
-
50 Kode Redeem FF 9 Desember 2025, Peluang Dapat HP dari Bang Yeti
-
24 Kode Redeem FC Mobile 9 Desember 2025: Siapkan Diri Gaet Del Piero Signature
-
Snapdragon 6s Gen 4 Setara dengan Chipset Apa? Cek Siapa Saja Pesaingnya
-
Perbandingan MediaTek Dimensity 7300 dan Snapdragon 7 Gen 3, Mana Raja Mid-Range Sejati?
-
Bocoran Game Assassin's Creed Anyar, Kemungkinan Hadirkan Dua Karakter Protagonis
-
7 Rekomendasi HP Mirip iPhone 17: Desain Sama Persis, Kualitas Spek Lebih Gahar!