-
Texas menuntut Roblox karena diduga membiarkan anak terpapar konten eksplisit dan praktik berbahaya.
-
Roblox membantah tuduhan, menegaskan komitmen keamanan lewat verifikasi usia dan kontrol pesan.
-
Kasus ini bagian dari tekanan hukum lebih luas terkait risiko moderasi konten di platform kreatif pengguna.
Suara.com - Beberapa negara bagian Amerika Serikat mengambil jalur hukum untuk menuntut Roblox, salah satunya Texas. Kali ini, Jaksa Agung Texas, Ken Paxton, secara resmi melayangkan gugatan terhadap Roblox Corporation.
Tuduhannya tidak main-main: perusahaan dituding secara terang-terangan mengabaikan hukum dan mengekspos jutaan pengguna mudanya pada "konten tak senonoh, eksplisit, eksploitasi, dan Grooming."
Langkah ini mengikuti jejak negara bagian lain seperti Florida, yang menunjukkan adanya tekanan hukum yang semakin masif terhadap raksasa permainan besutan Roblox Corporation.
Dalam pernyataannya yang keras, Paxton menuduh Roblox lebih mementingkan keuntungan daripada keselamatan anak.
"Roblox memilih untuk mengutamakan pedofil piksel dan keuntungan perusahaan daripada keselamatan anak-anak Texas. Kita tidak bisa membiarkan platform seperti Roblox terus beroperasi sebagai arena bermain digital bagi para predator, yang mengorbankan kesejahteraan anak-anak kita demi keserakahan perusahaan," ungkap Paxton.
Peringatan ini ditujukan tidak hanya untuk Roblox, tetapi juga perusahaan teknologi lain yang lalai dalam melindungi pengguna di bawah umur.
Tentu saja, Roblox tidak tinggal diam. Melalui juru bicaranya, perusahaan menyatakan "kecewa" atas gugatan tersebut, menyebutnya didasarkan pada "kesalahan representasi dan klaim yang dibesar-besarkan."
Roblox bersikeras bahwa mereka memiliki komitmen yang sama dengan Paxton untuk menjaga keamanan anak dan telah menerapkan berbagai langkah untuk menyingkirkan pelaku kejahatan dari platformnya.
Mengutip GameSpot, beberapa langkah yang telah diambil termasuk verifikasi usia menggunakan swafoto dan membatasi fitur pesan untuk anak di bawah 13 tahun tanpa izin orang tua.
Baca Juga: Top 10 Game Terpopuler di Indonesia 2025 yang Seru Dimainkan, Bukan Cuma Roblox
Namun, gugatan dari Texas ini bukanlah kasus tunggal. Investigasi Bloomberg pada Juni 2024 sebelumnya telah mengungkap adanya dugaan pedofil di platform, yang memicu gugatan serupa dari Louisiana hingga Kentucky.
Dengan basis pengguna harian mencapai puluhan juta, yang sebagian besar adalah anak-anak, tantangan moderasi konten di Roblox memang luar biasa besar.
Kekuatan utama platform ini—kemampuan pengguna untuk membuat game sendiri—juga menjadi pedang bermata dua yang memungkinkan munculnya konten berbahaya.
Kasus tersebut menjadi pengingat pahit bahwa di balik dunia virtual yang menyenangkan, ada risiko nyata yang mengintai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
Terkini
-
Oppo Reno 15 Pro Mini Bakal Hadirkan Chip Kencang dengan Bodi Compact
-
Budget 1 Jutaan Dapat Apa? Ini 5 Tablet Akhir 2025 yang Anti Lemot dan Layar Lega
-
Tablet Murah Infinix XPAD 30E Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chipset MediaTek
-
42 Kode Redeem FF 24 Desember 2025: Bocoran Booyah Pass Januari dan Bundle Heroic Gratis
-
Resmi Debut, Honor Play 10A Jadi HP 5G Murah Rp 1 Jutaan
-
Game Blue Protocol: Star Resonance Resmi Dirilis ke Mobile dan PC
-
24 Kode Redeem FC Mobile 24 Desember 2025: Klaim Mbappe dan Gems Melimpah
-
5 HP Wireless Charging Termurah Desember 2025: Mulai 2 Jutaan, Memori Ekstra Lega
-
Maksimalkan Kualitas, Peluncuran Game James Bond 007 First Light Ditunda
-
Oppo Reno 15 Versi Global Muncul di Geekbench, Chipset Lebih Rendah