Komite III DPD RI menyambut baik wacana pembentukan Badan Otoritas Pariwisata yang digagas Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Pembentukan Badan Otoritas Pariwisata ditujukan untuk menggenjot promosi sepuluh destinasi wisata Indonesia. Demikian disampaikan Ketua Komite III DPD Hardi Slamat Hood dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara.com, Rabu (3/2/2016).
Pada rapat kemarin, Arief Yahya memaparkan bahwa tahun ini, pemerintah memprioritaskan promosi 10 destinasi pariwisata utama, yakni Tanjung Klayang (Belitung), Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
“Kami menargetkan jumlah wisatawan mancanegara pada tahun ini sebesar 12 juta, atau meningkat 20 persen dibanding tahun lalu. Sementara, target untuk wisatawan nusantara mencapai 260 juta perjalanan. Untuk itu diperlukan promosi secara gencar untuk mencapai target itu,” ujarnya.
Kementerian telah memperkenalkan branding Wonderful Indonesia dan terus melakukan promosi ke berbagai negara dengan tujuan untuk meningkatkan reputasi Indonesia. Hasilnya, kata Arief, branding terus berkibar di mancanegara dan valuenya semakin menanjak, bahkan mengungguli Malaysia dengan branding Truly Asia-nya.
Namun, Arief menambahkan tugas lanjutannya adalah advertising dan selling. Dibutuhkan penataan pariwisata dalam negeri sehingga tidak mengecewakan para wisatawan.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komite III DPD Darmayanti Lubis menilai langkah pemerintah untuk membentuk Badan Otoritas sudah tepat. Ia mencontohkan untuk destinasi wisata Danau Toba yang memiliki potensi sangat besar namun tidak bisa dikelola dengan baik akibat tidak adanya kesepakatan diantara para bupati di sekitar Danau Toba.
Sedangkan Emma Yohana mengkhawatirkan kemampuan sektor pariwisata dalam negeri untuk memenuhi “janji manis” dari promosi yang dilakukan. Senator asal Sumatera Barat ini meminta pemerintah harus secara serius untuk membenahi sektor pariwisata dalam negeri sehingga tidak mengecewekan.
“Saya khawatir dengan “promise” yang disampaikan pada saat promosi, apabila tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan dan menjadi kecewa. Apakah janji itu bisa dipegang, jangan sampai jadi kapok pada akhirnya,” kata Emma.
Sementara itu, sejumlah anggota mempertanyakan tempat wisata di daerah pemilihannya yang tidak masuk dalam 10 destinasi pariwisata utama. Diantaranya, Mervin Komber dari Papua Barat yang mempertanyakan faktor-faktor yang digunakan dalam menentukan 10 tempat wisata sehingga menyebabkan Raja Ampat tidak masuk di dalamnya.
Senada dengan Mervin, Daryanti Uteng dari Jambi juga mempertanyakan beberapa tempat wisata di Jambi yang tidak masuk prioritas. Padahal, menurut Daryanti, Jambi memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik seperti Bukit Kaliyang, Jembatan Gentala dan kehadiran Suku Anak Dalam. Tak hanya itu, Anggota DPD RI dari Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna menilai Bali seharusnya menjadi destinasi wisata utama karena Bali merupakan pulau terbaik ke 2 di dunia dan terbaik pertama di Asia.
“Indonesia memiliki Bali sebagai destinasi wisata yang terbaik ke dua di dunia dan pertama di Asia. Bali seharusnya dikembangkan menjadi Bali Wood seperti Hollywood dan Chinawood,” ujarnya.
Aspirasi lain yang mencuat dalam raker tersebut adalah mengenai kebijakan penerbangan langsung (direct flight) dari luar negeri ke destinasi wisata. Anggota Komite III DPD RI asal Maluku Novita Anakotta meminta pemerintah untuk mengkaji kebijakan penerbangan langsung dari luar negeri ke daerah wisata.
Sementara itu, Ketua DPD RI Irman Gusman yang turut hadir membuka rapat kerja mengatakan dirinya optimis pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar untuk negara. Hal yang diperlukan saat ini adalah strategi promosi yang tepat dan langkah pembenahan sektor pariwisata dalam negeri.
Untuk itu, ia menilai pemerintah harus menggandeng daerah untuk bersinergi dan memiliki komitmen yang sama dalam membangun sektor pariwisata di masing-masing daerah.
“Saya optimis pariwisata akan jadi penghasil devisa terbesar seperti yang disampaikan pak Menteri, melalui strategi promosi yang tepat dan koordinasi dengan daerah maka potensi pariwisata bisa dikembangkan jauh lebih maju lagi,” tutur senator asal Sumatera Barat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
Terkini
-
Gudang Garam Lakukan PHK Massal, KSPI: Selamatkan Industri Rokok!
-
5 Jenis Bahan Pintu Rumah Terbaik yang Bikin Hunian Nyaman dan Tampak Elegan
-
10 Warna Cat Rumah Sejuk dan Terang yang Cocok untuk Segala Gaya Hunian
-
Jangan Ketinggalan! LOTTE Grosir Gelar Promo SERBA MURAH
-
Kuras Anggaran Rp4,1 Triliun, WSKT Ungkap Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
-
Link Saldo DANA Kaget Untuk Long Weekend, Segera Klaim Sebelum Diburu
-
Malam Minggu Ceria: Rebutan DANA Kaget Hingga Rp249 Ribu! Siapa Cepat Dia Dapat
-
Rezeki Akhir Pekan: 3 Link Saldo DANA Kaget Siap Diklaim, Berpeluang Dapat Rp245 Ribu!
-
5 Pilihan Cat Genteng Anti Sinar UV, Bikin Atap Rumah Awet dan Sejuk!
-
Transmart Hadirkan Promo Paket Super Hemat yang Bikin Dompet Tersenyum Lebar!