Suara.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 terus menimbulkan korban jiwa, angkanya tak sedikit. Selain isu kesehatan, kondisi ekonomi pun tak luput dari hantaman virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Ratusan bahkan ribuan pekerja terpaksa dirumahkan gara-gara pandemi ini, lapangan pekerjaan tak sedikit yang gulung tikar.
Kondisi tersebut membuat orang semakin panik bahkan bisa membuat orang depresi. Namun, melalui tulisannya, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengajak seluruh masyarakat untuk membangun optimisme.
Tujuannya supaya lebih tegar menghadapi pandemi ini dan bisa menjalani kehidupan seperti biasanya. Berikut ini ajakan Dahlan Iskan dalam sebuah tulisannya yang dikutip dari laman Disway.id.
Masih ada lagikah yang perlu Anda ketahui tentang Covid-19?
Rasanya tidak ada lagi. Anda sudah menjadi ahli Covid-19 sekarang ini --lebih ahli dari dokter. Dokter hanya mau membaca yang masuk-masuk akal saja. Kita membaca apa pun yang ada di medsos --asal dikait-kaitkan dengan Covid-19.
Enough is enough.
Sudah waktunya berhenti mengikuti medsos --bahkan jangan lagi membaca DI’s Way. Tidak ada lagi yang perlu Anda ketahui lebih jauh tentang Covid-19.
Saya bisa menduga --terhitung mulai hari ini-- siapa pun yang masih gila medsos berarti memang ingin gila beneran. Setidaknya ingin agar dirinya terkena penyakit depresi yang lebih dalam. Dan kalau depresi itu terjadi, Covid-19 lah yang horeee --termasuk cebonger dan kampreter.
Baca Juga: Momen Dahlan Iskan Menangis Ingat Perjuangan Dokter, Seperti di Wuhan
Cukup.
Cukuplah.
Sudah waktunya move on. Banting stir.
Yang jualan sayur berhentilah ragu-ragu. Mulailah jualan sayur dengan cara baru. Yang lebih cocok dengan zaman virus. Ibu-ibu kan tidak mau lagi ke pasar. Waktunya Anda yang jadi pasar keliling.
Tukang-tukang cukur, belilah APD. Promosikan gaya cukur baru Anda dengan pakaian APD. Minggu depan ini rambut bapak-bapak sudah pada panjang serentak.
Bikinlah kios cukur terbuka. Di bawah pohon. Dengan pakaian APD Anda, Anda memang kepanasan. Berpeluhan. Tapi bapak-bapak akan lebih senang cukur di bawah pohon. Dari pada di ruang salon yang ber-AC yang mencurigakan. Saya mau jadi yang orang yang pertama cukur di bawah pohon itu. Begitu rambut saya lebih panjang terasa lebih banyak putihnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI