Suara.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, hingga saat ini kebutuhan akan jumlah vaksin Covid-19 di Indonesia belum jelas, begitu juga dengan anggaran yang diperlukan.
Hal tersebut dikatakan Suharso dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI yang dikutip secara virtual, Selasa (8/9/2020).
"Kita (Bappenas) sedang menghitung potensi penyediaan vaksin dan berapa anggarannya, yang sampai hari ini belum jelas," kata Suharso.
Suharso menambahkan, saat ini hitung-hitungan komitmen penyediaan vaksin sebanyak 212,6 juta dosis, ini adalah vaksin yang di produksi oleh GAVI, Biofarma, dan Kalbe Farma.
Untuk mencapai herd immunity diperlukan 328,8 juta dosis, dimana setiap orang mendapatkan 2 kali dosis vaksin.
Sejauh ini vaksin akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan kelompok penduduk rentan berisiko atau 45 tahun ke atas.
"Ini sedang kita susun, bagaimana cara kita memvaksin, siapa yang mau di vaksin, bagaimana operasionalnya bagaimana membayarnya ini kami susunkan," papar Suharso.
Ketua Umum Partai PPP ini juga bilang saat ini kebutuhan anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan vaksin juga belum jelas. Dari kebutuhannya mencapai 328,8 juta dosis, saat ini kebutuhan anggarannya masih belum pasti.
"Kalau kita mau mencapai herd immunity, kira-kira kebutuhan anggarannya mencapai Rp 46 triliun hingga Rp 62 triliun. Rp 46 triliun itu kalau harganya 10 Dolar AS (per vaksin) kalau Rp 62 triliun itu kalau harganya 15 dolar AS," katanya.
Baca Juga: 13 Pegawai Bappenas Positif Corona, Suharso Monoarfa Minta Swab Test Lagi
Peneliti INDEF Ariyo DP Irhamna menaksir anggaran yang diperlukan pemerintah untuk pengadaan vaksin virus corona atau Covid-19 sebesar Rp 75 triliun. Angka ini didapat dari perhitungan yang ia buat sedemikian rupa.
Dirinya mengatakan perkiraan biaya Rp 75 triliun tersebut dibuat berdasarkan harga vaksin dari Sinovac yaitu sekitar 30 dolar AS per orang, maka dengan menggunakan kurs Rp 14.000 harga vaksin per orang adalah sekitar Rp 400 ribuan.
Sementara target penduduk yang akan di vaksin mencapai 170 juta jiwa, itu berarti kebutuhan anggarannya mencapai Rp 75 triliun.
“Ini masih kasar karena belum menghitung biaya logistik, tenaga medis, dan lain yang masuk cost dalam vaksin,” kata Ariyo dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (3/9/2020).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sekaligus Ketua Pelaksana dalam Komite Kebijakan pada Komite Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional menyebutkan bahwa harga vaksin corona untuk satu orang sekitar 25 dolar AS hingga 30 dolar AS atau sekitar Rp 366.500 hingga Rp 439.800 (kurs Rp 14.660 per dolar AS).
"Harga vaksin ini untuk satu orang dua kali suntik kurang lebih harganya 25 sampai 30 dolar AS, tapi ini Bio Farma lagi menghitung ulang," kata Erick.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham