Suara.com - Kesehatan mental orang Indonesia kian tahun makin mengkhawatirkan saja, pasalnya sejak tahun 2018 hingga saat ini datanya terus mengalami peningkatan.
Faktor penyebab masalah ini mulai dari kondisi ekonomi, pekerjaan hingga kondisi keluarga dan lingkungan.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan The University of Manchester, Badan Riset Nasional Indonesia (BRIN), Universitas Brawijaya, serta empat organisasi yang berfokus pada kesehatan mental (Into The Light, KPSI, Ubah Stigma, dan CISDI) melakukan riset kolaborasi tentang prevalensi gangguan mental terutama masalah kecemasan dan depresi yang terus meningkat sejak tahun 2018.
Riset ini didanai oleh NIHR Global Health Research for Sustainable Care for anxiety and depression in Indonesia (Award ID NIHR 134638) dengan menggunakan dana pembangunan internasional dari Pemerintah Inggris untuk mendukung penelitian kesehatan global.
Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (UI) sekaligus Ketua Peneliti STAND-Indonesia, Herni Susanti menjelaskan, riset ini untuk menemukan solusi yang lebih baik dari masalah kecemasan dan depresi di masyarakat.
"Program riset ini dikenal dengan nama Sustainable Treatment for Anxiety and Depression in Indonesia, atau disingkat STAND-Indonesia," katanya di Jakarta dikutip Jumat (17/5/2024).
Untuk menghadirkan solusi yang lebih baik dari masalah kecemasan dan depresi di Indonesia, program STAND telah dimulai dari tahun 2022 dan dijadwalkan berakhir pada tahun 2026.
Riset ini melibatkan empat provinsi di Pulau Jawa. Secara spesifik, riset ini meliputi enam daerah perkotaan dan enam daerah pedesaan yang berada di Kota Tangerang, Kabupaten Bogor, dan Kota Semarang, serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Jombang sesuai Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
Polemik terberat dari peningkatan angka kecemasan dan depresi di Indonesia adalah dari seluruh individu yang mengalami masalah tersebut, hanya 9% yang mendapatkan pengobatan di pelayanan kesehatan.
Baca Juga: Tiko Aryawardhana Kerja di Bank Apa? Viral Baju BCL di Acara Kantor Suami Jadi Sorotan
"Hal yang harus kita sadari adalah bahwa kondisi kecemasan atau depresi dapat dibantu, tetapi sebaliknya kondisi kecemasan atau depresi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas hingga kejadian kejadian bunuh diri bila tidak ditangani," ujarnya.
Hingga tahun 2021, tercatat bahwa jumlah tenaga profesional yang dapat memberikan perawatan kesehatan jiwa masih sangat minim di Indonesia.
"Oleh karena itu, fokus dari riset ini adalah mengembangkan sebuah model Perawatan Kesehatan Jiwa Sederhana bagi individu dengan cemas dan depresi yang dapat diberikan oleh kader yang terlatih," ucapnya.
Program riset ini meliputi 5 tahapan yang kompleks, sehingga selain membuahkan sebuah model perawatan bagi orang dengan kecemasan dan depresi, hasil riset juga dapat digunakan sebagai basis data dari Provinsi Jawa.
Pada tahun 2023, telah dilakukan tahap pertama yaitu suatu survei rumah tangga pada 19.236 individu dari 4 provinsi di Pulau Jawa. Didapatkan data angka depresi sebesar 4,42% dan angka kecemasan teridentifikasi sebesar 5,68%.
Prevalensi depresi dan atau kecemasan di Jawa Timur (Kabupaten Malang dan Jombang) menunjukkan angka yang lebih tinggi (8,79%), diikuti oleh Jawa Tengah (Kota Semarang dan Kab. Magelang) (7,86%). Temuan lainnya juga didapatkan data dari 1.480 orang yang teridentifikasi mengalami depresi dan atau kecemasan hanya 338 orang (22,9%) yang mencari perawatan kesehatan mental.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Pengusaha Ungkap Plus Minus Larangan Impor Baju Bekas Menkeu Purbaya
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM