Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), masih nyaman berada di zona merah hingga akhir perdagangan awal pekan ini.
Mengutip data RTI Business, IHSG masih terus menurun ke level 6.787 atau turun 119,90 poin, secara presentase turun 1,74 persen.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 25,39 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp12,79 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,36 juta kali.
Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 128 saham bergerak naik, sedangkan 533 saham mengalami penurunan, dan 140 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menghijau pada waktu itu diantaranya, SICO, PTMR, RUIS, APEX, KRYA, OKAS, INPS, MXPL, CGAS, SSIA, FIRE, ENRG, SOCI.
Sementara saham-saham yang mengalami penurunan tajam di perdagangan waktu itu diantaranya, IOTF, PTBA, LABA, KRAS, KPIG, TINS, ISEA, CTRA, CBDK, ASRI, DSSA, SCMA, BKSL, PWON.
Sesuai Proyeksi
Menurut Fanny Suherman, CFP, Head of Retail Research BNI Sekuritas, tekanan terhadap IHSG diperkirakan masih akan berlanjut seiring memburuknya kondisi geopolitik global, khususnya setelah Amerika Serikat (AS) melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu.
"Setelah AS menyerang Iran weekend lalu, IHSG dapat kembali koreksi ke target minggu lalu di 6.800," ujar Fanny dalam riset hariannya, Senin (23/6/2025).
Baca Juga: IHSG Makin Nyungsep pada Awal Perdangan Hingga ke Level 6.800
Ia memproyeksikan, IHSG memiliki area support di kisaran 6.800–6.850, sementara level resistensi berada di rentang 6.950–7.000.
Arah pergerakan indeks diperkirakan akan sensitif terhadap perkembangan situasi di Timur Tengah dan respons pasar global terhadap potensi intervensi militer lanjutan dari Amerika Serikat.
Kekhawatiran investor terhadap eskalasi konflik antara Israel dan Iran terus membayangi pasar global. Pada Jumat (20/6), bursa saham AS ditutup bervariasi dengan kecenderungan melemah. Indeks S&P 500 turun 0,22 persen, Nasdaq melemah 0,51 persen, sementara Dow Jones naik tipis 0,08 persen.
Investor mencermati pernyataan Gedung Putih bahwa Presiden Donald Trump akan mengambil keputusan dalam dua minggu terkait potensi keterlibatan langsung AS dalam serangan ke Teheran.
Ketegangan ini kian meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer menyerang target strategis Iran, dan mendapat kecaman keras dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menyebut tuntutan Trump sebagai “ancaman konyol”.
Pasar saham AS juga tertekan oleh sektor teknologi, terutama saham-saham semikonduktor, usai laporan The Wall Street Journal yang menyebutkan adanya pertimbangan pencabutan izin khusus oleh pemerintah AS terhadap produsen chip.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
-
Akankah Dolar AS Tembus Rp17.000?
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
Terkini
-
Spesifikasi Shenyang J-35, Jet Tempur Gen 5 China yang Saingi F-35 Milik AS
-
Ada Temuan Belatung di Menu MBG, Ternyata Bos BGN Ahli Serangga
-
Pegadaian Raih Kembali Sertifikat ISO 22301:2019, Semakin Perkuat Ketahanan Operasional
-
Dijual Online Berkedok Pakaian Dalam, Bea Cukai Ngaku Kesulitan Berantas Rokok Ilegal
-
Menkeu Purbaya Bantah Perintah Himbara Naikkan Bunga Deposito Valas
-
Risiko dan Peluang Pemangkasan Suku Bunga saat Tekanan Inflasi masih Berlangsung
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
-
Pegawai BGN dalam Program MBG Apakah Terima Gaji dan Tunjangan? Ini Rinciannya
-
Tata Kelola Pupuk Bersubsidi Makin Transparan, Kementan Pastikan Tepat Sasaran
-
Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga