Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), makin melorot pada perdagangan awal pekan ini. IHSG dibuka merosot di levek 6.833.
Mengutip data RTI Business, IHSG hingga pukul 09.06 WIB, IHSG masih memerah menuju level 6.766 atau turun 141,90 poin, secara presentase turun 2,04 persen.
Pada perdagangan waktu itu, sebanyak 2,96 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp1,61 triliun, serta frekuensi sebanyak 160.172 juta kali.
Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 67 saham bergerak naik, sedangkan 442 saham mengalami penurunan, dan 119 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menghijau pada waktu itu diantaranya, PTMR, RUIS, INPS, APEX, GRPM, MAPB, ENRG, SMKM, SICO, MEDC, TMAS.
Sementara saham-saham yang mengalami penurunan tajam di perdagangan waktu itu diantaranya, IOTF, PTBA, LABA, MBSS, SMIL, KRAS, TINS, MBMA, ASRI, PTRO, PYFA, SCMA, PANI, BREN.
Proyeksi Hari Ini
Menurut Fanny Suherman, CFP, Head of Retail Research BNI Sekuritas, tekanan terhadap IHSG diperkirakan masih akan berlanjut seiring memburuknya kondisi geopolitik global, khususnya setelah Amerika Serikat (AS) melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu.
"Setelah AS menyerang Iran weekend lalu, IHSG dapat kembali koreksi ke target minggu lalu di 6.800," ujar Fanny dalam riset hariannya, Senin (23/6/2025).
Baca Juga: Pergerakan IHSG Diproyeksi Makin Tenggelam Imbas Serangan AS ke Iran
Ia memproyeksikan, IHSG memiliki area support di kisaran 6.800–6.850, sementara level resistensi berada di rentang 6.950–7.000.
Arah pergerakan indeks diperkirakan akan sensitif terhadap perkembangan situasi di Timur Tengah dan respons pasar global terhadap potensi intervensi militer lanjutan dari Amerika Serikat.
Sentimen Global Tekan Pasar
Kekhawatiran investor terhadap eskalasi konflik antara Israel dan Iran terus membayangi pasar global. Pada Jumat (20/6), bursa saham AS ditutup bervariasi dengan kecenderungan melemah. Indeks S&P 500 turun 0,22 persen, Nasdaq melemah 0,51 persen, sementara Dow Jones naik tipis 0,08 persen.
Investor mencermati pernyataan Gedung Putih bahwa Presiden Donald Trump akan mengambil keputusan dalam dua minggu terkait potensi keterlibatan langsung AS dalam serangan ke Teheran.
Ketegangan ini kian meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer menyerang target strategis Iran, dan mendapat kecaman keras dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang menyebut tuntutan Trump sebagai “ancaman konyol”.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN