Hari ini, 74 tahun yang lalu, Edson Arantes do Nascimento lahir di Tres Coracoes, Brasil. Pele, begitu ia lebih akrab disapa. Lelaki yang mempersembahkan tiga gelar juara dunia bagi Brasil ini dianggap sebagai pesepakbola terbaik sepanjang masa.
Pele kecil tidak hidup bergelimang harta, malahan, keluarganya bisa dibilang miskin. Saking miskinnya, bocah yang juga dijuluki "Dico" itu sudah cukup girang bermain dengan bola yang dibuat dari kaos kaki berisi kain-kain bekas. Kala itu, mungkin tak seorangpun menyangka Pele bakal jadi seorang bintang besar.
Menginjak usia remaja, Pele berlatih bola di tim muda yang diasuh mantan pemain timnas Brasil, Waldemar de Brito. Melihat bakat, De Brito mengajak Pele mencoba peruntungannya bergabung dengan klub Santos. Ternyata sukses. Pele resmi masuk tim reguler di usia 15 tahun.
Tampil menawan di musim pertama, Pele direkrut tim nasional Brasil. Pada tahun 1958, untuk pertama kalinya dunia mengenal Pele dalam Piala Dunia di Swedia. Jutaan pasang mata di seluruh dunia dibuat terpukau oleh kecepatan, kelincahan, ketajaman Pele di lapangan hijau. Hattrick-nya di semifinal dan dua golnya di final mampu membuat Brasil berjaya dan menjuarai Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Pulang mengusung trofi paling bergengsi sejagat, Pele dielu-elukan sebagai pahlawan. Presiden Brasil kala itu Janio Quadros, menjadikan Pele sebagai "harta nasional". Sejak saat itu pula, julukan baru didapat Pele. Si Mutiara Hitam.
Sayang, lantaran dibekap cedera, Pele tak ikut ambil bagian saat Selecao mempertahankan gelar mereka di Chile tahun 1962. Empat tahun berikutnya di Inggris, lagi-lagi Pele tak turun. Brasil terdepak di fase grup.
Kejayaan kembali ke tangan Tim Samba saat si Mutiara Hitam tampil mengganas di Piala Dunia Meksiko tahun 1970. Pele mencetak empat gol di turnamen tersebut. Satu diantaranya dicetak di laga final kontra Italia. Ketika itu, Brasil mempecundangi Azzuri dengan skor 4-1.
Laga terakhir Pele berlangsung pada bulan Oktober 1977. Laga yang mempertemukan Santos dengan New York Cosmos itu jadi laga perpisahan bagi si pencetak 1.281 gol di 1.363 laga itu. Pencapaiannya itu membuatnya masuk Guinness World Records untuk kategori pencetak gol terbanyak sepanjang karier sepak bola.
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Kenapa Rizky Ridho Gagal Raih FIFA Puskas Award 2025?
-
Ada Lamine Yamal dan Cole Palmer, Ini Daftar 11 Permain Terbaik FIFA 2025
-
Hasil Copa Del Rey: Barcelona Usai Susah Payah Kalahkan Tim Kasta Ketiga
-
Hasil Piala Liga: Alejandro Garnacho Bawa Chelsea ke Semifinal Usai Jungkalkan Cardiff City
-
Rizky Ridho Batal Catatkan Sejarah, Ini Pemenang Puskas Award 2025
-
Jamie Carragher Tiba-tiba Melunak, Bujuk Mo Salah Balik Lagi ke Liverpool
-
Pep Guardiola Pastikan James Trafford Tetap di Manchester City, Chelsea Gigit Jari
-
Sah, PSG Dijatuhi Hukuman Bayar Rp1,1 Triliun ke Kylian Mbappe
-
Bongkar Taktik Aston Villa, Bikin Panik Arsenal dan Man City di Perebutan Gelar Premier League
-
Milomir Seslija Diharapkan Tingkatkan Kualitas Teknik dan Mental Pemain Persis Solo