Suara.com - Sejak didatangkan oleh Bhayangkara FC, Radja Nainggolan belum memberikan dampak apapun. Apakah ini pertanda bahwa Liga 1 atau Liga Indonesia terlalu sulit baginya?
Pada bursa transfer kedua Liga 1 musim 2023/2024 kemarin, Bhayangkara FC secara mengejutkan mengontrak sosok Radja Nainggolan dengan status bebas transfer.
Pria keturunan Batak yang lahir dan besar di Belgia itu datang ke Bhayangkara FC sesaat setelah dirinya ditunjuk sebagai Piala Dunia U-17 2023.
Transfer ini terbilang mengejutkan. Sebab, Radja Nainggolan punya nama besar di kancah sepak bola dengan pernah menjadi bagian Inter Milan, AS Roma, dan Timnas Belgia.
Di samping itu, meski statusnya bebas transfer, Bhayangkara FC harus menggelontorkan dana besar untuk memakai jasa pemain berusia 35 tahun itu.
Tak tanggung-tanggung, klub berjuluk The Guardian itu dikabarkan harus membayar gaji Radja Nainggolan sebesar Rp5 miliar untuk kontrak setengah musim saja.
Dengan nama besar, kiprahnya, serta bayaran yang fantastis tersebut, ekspektasi besar pun mampir di pundak Radja Nainggolan untuk membawa Bhayangkara FC bisa keluar dari zona degradasi.
Tapi apa daya, dalam beberapa laga yang dilakoninya, Radja Nainggolan justru tak memberi dampak penting bagi permainan Bhayangkara FC.
Alami Penurunan Performa
Baca Juga: BRI Liga 1: Takluk dari Madura United, Pelatih Persikabo 1973 Sesalkan Performa Timnya
Sejak diikat kontrak oleh Bhayangkara FC, Radja Nainggolan tercatat telah memainkan empat pertandingan, dengan rincian tiga laga bermain penuh dan satu laga sebagai pengganti.
Debutnya bersama Bhayangkara FC dilakoninya pada Desember 2023 lalu saat masuk di menit ke-56 menggantikan Muhammad Ragil.
Di laga debutnya itu, Radja Nainggolan membuat gebrakan dengan hampir mencetak gol lewat sontekan jarak jauh yang masih bisa diblok kiper lawan.
Debutnya itu pun menuai decak kagum. Terlebih lagi, Bhayangkara FC mampu meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 3-0 atas Persita Tangerang.
Akan tetapi, debut apik itu tercoreng di laga-laga selanjutnya. Di tiga laga lanjutan, Bhayangkara FC tak melihat kontribusi penting dari Radja Nainggolan.
Padahal di tiga laga kontra Persebaya Surabaya, PSS Sleman, dan Borneo FC, Radja Nainggolan bermain sebagai starter dan bermain penuh selama 90 menit.
Dilansir dari Lapang Bola, Radja Nainggolan hanya mampu melepaskan 29 operan sukses saat Bhayangkara FC kalah 0-1 dari Persebaya, sehingga ia hanya mendapat rating 6,06.
Lalu saat Bhayangkara FC takluk 1-4 dari PSS Sleman, Radja Nainggolan tak bisa berkontribusi banyak dengan melepaskan 29 operan sukses dan menerima kartu kuning, sehingga mendapat rating 5,82.
Kemudian di laga kontra Borneo FC, eks pemain Cagliari ini juga tak berbuat banyak dengan melepaskan 19 operan sukses dan mendapat 1 kartu kuning, sehingga Bhayangkara FC kalah 0-4 dan mendapat rating 6,15.
Melihat catatan dan ratingnya tersebut, terlihat ada penurunan performa dari Radja Nainggolan sejak debutnya. Sebagai informasi, ia mendapat rating 6,2 dalam debutnya melawan Persita Tangerang.
Apakah penurunan performa ini karena usianya yang menua? Ataukah performa buruk ini menjadi bukti bahwa Liga Indonesia terlalu sulit bagi Radja Nainggolan yang punya karier apik di Eropa?
Kontributor: Felix Indra Jaya
Berita Terkait
-
BRI Liga 1: Takluk dari Madura United, Pelatih Persikabo 1973 Sesalkan Performa Timnya
-
Link Live Streaming Dewa United vs RANS Nusantara FC, Liga 1 27 Februari
-
Persija Main Bagus tapi Kalah Terus, Thomas Doll Bongkar Biang Keroknya
-
Persib Tak Bisa Tenang Lawan PSIS Semarang, Bojan Hodak Wajib Maksimalkan 2 Pemain Ini untuk Gancor
-
Kisruh Antara Timnas Indonesia U-23 dan Klub Liga 1, Ini Tanggapan Menpora RI
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Eks Wasit yang Pernah Hina Jurgen Klopp Terjerat Kasus Video Asusila Anak
-
Diminati Calon Presiden Baru Benfica, Jurgen Klop: Saya Tidak Ingin Melatih Lagi
-
Ucap Syukur Usai Debut, Eliano Reijnders Tak Sabar Tampil di Liga Champions
-
Mees Hilgers Resmi Bertahan di FC Twente
-
Kata Bojan Hodak Usai Persib Tumbangkan Persebaya di GBLA
-
Media Prancis Bahas Jay Idzes, Ada Klub yang Tertarik Merekrut?
-
Media Belanda Sorot Persiapan Timnas Indonesia Kurang Maksimal Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Saga Transfer Mees Hilgers Belum Padam, Dirtek FC Twente Cari Jalan Keluar
-
Bos Persija Desak Larangan Suporter Away Dicabut: Jakmania Harus Jadi Contoh
-
Roy Keane Prediksi Hasil Derby Manchester ke-197: Kedua Tim Sama-sama Limbung