Marga Lekatompessy, yang berasal dari Kota Ambon, merupakan salah satu marga asli yang turut memperkaya keberagaman budaya di Maluku.
Bersama dengan marga Huwae, marga ini memiliki akar sejarah yang dalam di Negeri Latuhalat, sebuah wilayah yang dikenal akan kekayaan budaya dan cerita rakyatnya yang menarik.
Negeri Latuhalat menyimpan banyak legenda dan mitos, salah satunya yang berhubungan dengan asal-usul marga Lekatompessy.
Meskipun jejak sejarah yang pasti sulit dilacak, cerita-cerita rakyat setempat menyebutkan bahwa marga ini terhubung dengan sejumlah peristiwa penting dalam perjalanan sejarah wilayah tersebut.
Marga Lekatompessy, bagi masyarakat yang menyandangnya, lebih dari sekadar sebuah nama, melainkan sebuah simbol dari nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun.
Identitas marga ini juga memberikan warna dalam perkembangan budaya Maluku.
Tradisi, adat istiadat, dan seni yang ada di Negeri Latuhalat tidak lepas dari pengaruh sejarah panjang marga Lekatompessy.
Sebagai bagian dari khazanah budaya, marga ini turut menyumbang dalam melestarikan warisan leluhur.
Seiring berjalannya waktu, keturunan marga Lekatompessy tersebar jauh hingga ke Belanda.
Baca Juga: Rekor Calon Pemain Timnas Indonesia Laurin Ulrich: Lakoni 1412 Menit Laga
Mereka termasuk dalam rombongan 6.000 tentara KNIL asal Maluku yang beremigrasi ke Belanda pada masa pasca-perang.
Proses migrasi ini terjadi antara 1951 hingga 1953, ketika gerakan anti-kolonialisme semakin meluas di Indonesia.
Nah, dari peristiwa tersebut, lahirlah keturunan marga Lekatompessy yang dikenal hingga saat ini, termasuk nama-nama seperti Tijjani Reijnders dan Eliano Reijnders.
Berita Terkait
-
Akhirnya Salaman, Pemain Keturunan Mauro Zijlstra: Saya Senang
-
Pemain Keturunan Bandung Mauro Zijlstra Resmi Salaman
-
3 Pemain Keturunan Berpotensi Debut Main di GBK Lawan China dan Jepang Juni 2025
-
Selamat Datang Pemain Keturunan! Andalan Timnas Indonesia U-17 Tak Takut dan Siap Bersaing
-
Pemain Keturunan Kebumen Ucapkan Selamat Tinggal ke Timnas Indonesia, Catatkan Debut di Jerman
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
CEO Timnas Malaysia: Kami Terkejut dengan Keputusan FIFA
-
Mees Hilgers Ketahuan Latihan Pakai Jersey Tim Malaysia, Kok Bisa?
-
Manchester United dan Chelsea Berebut Dusan Vlahovic, Siapa yang Lebih Butuh?
-
AFC Konfirmasi Timnas Malaysia Selamat dari Sanksi FIFA, Kok Bisa?
-
Gerak Cepat Indra Sjafri Usai Ditunjuk Jadi Pelatih Timnas U-23: Daftarkan 50 Pemain
-
Pernah Dipecat PSSI, Kenapa Indra Sjafri Mau Jadi Pelatih Timnas Indonesia di SEA Games 2025?
-
Xavi Siap Ambil Alih Manchester United, Masa Depan Ruben Amorim di Ujung Tanduk
-
Alex Pastoor Banggakan Hasil Kerja Keras STY Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Kenapa?
-
Minus 7 Pemain Ilegal, Pelatih Malaysia Pusing Siapkan Strategi Lawan Laos
-
Indra Sjafri Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia di SEA Games, Bagaimana Nasib Gerald Vanenburg?