Suara.com - Simon Tahamata baru saja diumumkan menjadi Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia. Dia bukan orang sembarangan di sepak bola Belanda.
Simon Tahamata dikenal sebagai mantan pemain Timnas Belanda yang pernah memperkuat klub-klub papan atas seperti Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam.
Kiprahnya yang cemerlang menjadikannya panutan dan simbol keberhasilan diaspora Maluku di Belanda.
Namun, di balik karier gemilangnya, Simon juga dikenal memiliki keterikatan kuat dengan akar identitasnya sebagai orang Maluku.
Ia kerap dikaitkan dengan organisasi Republik Maluku Selatan (RMS), yang memiliki sejarah panjang dalam pergerakan politik di era pascakemerdekaan Indonesia.
Latar Belakang Keluarga dan Asal Usul Maluku
Simon Tahamata lahir pada 26 Mei 1956 di Kamp Vught, sebuah barak militer di Belanda yang menjadi tempat penampungan bagi keluarga-keluarga Maluku pasca-pembubaran KNIL.
Ayahnya, Lambert Tahamata, merupakan mantan tentara KNIL yang dipindahkan ke Belanda setelah konflik di Indonesia mereda.
Sementara sang ibu, Octovina Leatemia, memainkan peran penting dalam membesarkan dua belas anak di tengah situasi sosial yang tidak mudah.
Baca Juga: Skuat Timnas Indonesia vs China dan Jepang Kegemukan? Sumardji: Itu Pilihan Kluivert
Pada usia lima tahun, keluarganya pindah ke kota kecil Tiel. Di sinilah Simon mulai mengenal dunia luar dan perlahan menyadari posisi identitasnya sebagai keturunan Maluku di negara yang sering kali tidak memberikan ruang bagi sejarah komunitasnya.
Ketika beranjak remaja, Simon mulai menyadari bahwa banyak orang mengira dirinya berasal dari Suriname.
Ketidaktahuan masyarakat Belanda terhadap identitas orang Maluku membuat Simon terdorong untuk lebih vokal dalam menyuarakan asal-usulnya.
Pada usia 19 tahun, ia mulai menunjukkan keterbukaan terhadap gerakan RMS dan pentingnya memperjuangkan eksistensi budaya serta sejarah komunitasnya.
Kiprah Sosial dan Kritik terhadap Pemerintah Belanda
Simon Tahamata dikenal bukan hanya sebagai atlet berprestasi, tetapi juga sebagai sosok yang tak ragu menyampaikan pendapatnya terhadap isu-isu sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Optimis! Jay Idzes Tegaskan Lolos ke Piala Dunia 2026 Bukan Hal Mustahil
-
Patrick Kluivert Kantongi Kelemahan Pakar Set Piece Arsenal di Arab Saudi?
-
Patrick Kluivert Rahasiakan Kondisi Ole Romeny Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Patrick Kluivert: Tak Ada Alasan Khawatir Sama Wasit
-
PSSI Jual Tiket Uji Coba Timnas Indonesia U-23 vs India Murah-meriah
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Pemain yang Pernah Tersandung Kasus Judi Disebut Gelandang Terbaik Premier League
-
Baru 6 Laga! Kans Inter Milan Raih Scudetto Musim Ini Anjlok, Ada Apa?
-
Jelang Lawan Arab Saudi, Tiga Bek Diaspora Timnas Indonesia Cetak Momen Gila
-
Adu Tembok Pertahanan Timnas Indonesia, Arab Saudi, dan Irak, Siapa Lebih Kuat?