Suara.com - Kekalahan telak 6-0 dari Jepang jadi alarm keras bagi Timnas Indonesia untuk segera berbenah jelang ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Oktober mendatang.
Pertandingan di Suita City Football Stadium, Osaka memperlihatkan betapa jauhnya kualitas Garuda dibandingkan tim-tim elite Asia seperti Jepang.
Samurai Biru tampil dominan sejak menit awal dan mengendalikan pertandingan dengan intensitas tinggi, memaksa Timnas Indonesia untuk bertahan sepanjang laga.
Salah satu masalah utama adalah ketidakmampuan Indonesia menghadapi pressing tinggi yang diterapkan lawan sejak menit pertama.
Aliran bola kerap terputus karena pemain panik saat ditekan, membuat banyak bola terbuang sia-sia dan membuka celah bagi Jepang untuk terus menekan dari segala lini.
Tanpa ritme yang jelas, permainan Indonesia terlihat berantakan sepanjang 90 menit pertandingan.
Jepang tak hanya menang dalam penguasaan bola, tetapi juga memanfaatkan setiap kelemahan individu maupun kolektif dari skuad Garuda.
Masalah kedua yang mencolok adalah lemahnya fisik dan mental pemain dalam duel satu lawan satu.
Para pemain Indonesia terlalu mudah kehilangan bola ketika beradu dengan lawan yang lebih kuat secara fisik, dan kalah cepat dalam transisi permainan.
Baca Juga: Resmi Timnas Indonesia di Pot 3, Daftar Calon Lawan Kuat di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Ketahanan fisik yang buruk membuat penguasaan bola Indonesia tak bertahan lama.
Ini menjadi sinyal bahwa tim belum siap secara fisik dan mental menghadapi level kompetisi tinggi seperti kualifikasi putaran ketiga ini, di mana intensitas dan tekanan pertandingan berada pada level tertinggi.
Selain itu, variasi serangan Indonesia masih sangat minim dan terlalu bergantung pada satu pemain.
Ole Romeny menjadi target utama serangan, namun strategi ini mudah dibaca dan dihentikan oleh Jepang.
Penyerang kelahiran Belanda itu terisolasi di lini depan tanpa sokongan berarti dari lini kedua.
Ketika Ole berhasil diisolasi, serangan Garuda langsung kehilangan efektivitas. Terbukti, sepanjang pertandingan, Indonesia gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran.
Kluivert perlu menyiapkan pola serangan alternatif agar tim tidak kaku saat skema utama gagal, termasuk memperbanyak pergerakan tanpa bola dan variasi serangan dari sisi sayap.
Hal yang paling krusial untuk dibenahi adalah konsentrasi dan mental bertahan.
Jepang mampu mencetak gol-gol cepat hanya dalam hitungan menit setelah satu gol tercipta, menunjukkan betapa rapuhnya fokus pemain Indonesia usai kebobolan.
Kondisi ini diperburuk oleh performa lini belakang yang tidak solid, terutama Mees Hilgers.
Bek keturunan Belanda itu kembali dipercaya mengisi pos pertahanan menggantikan Rizky Ridho yang cedera, namun gagal tampil maksimal.
Ia tampak kesulitan mengimbangi kecepatan pemain Jepang seperti Shuto Machino dan Daichi Kamada, yang beberapa kali dengan mudah menembus lini belakang Indonesia.
Penampilan ini menambah daftar performa kurang meyakinkan Hilgers bersama Timnas Indonesia.
Dalam empat penampilannya sejak debut pada Oktober 2024, Hilgers belum sekalipun mencicipi kemenangan.
Dari empat laga tersebut, Indonesia menelan tiga kekalahan dan satu hasil imbang, dengan total kebobolan 15 gol dan hanya mencetak empat.
Dalam debutnya melawan Bahrain, Hilgers tampil cukup baik dan mencatat satu assist, namun performanya menurun drastis di laga-laga berikutnya.
Ia sempat absen dalam beberapa pertandingan, termasuk saat Indonesia meraih dua kemenangan penting atas Bahrain dan China—dua laga di mana Hilgers tidak dimainkan.
Kini, publik mulai mempertanyakan kontribusi Hilgers. Apakah kehadirannya justru membawa ketidakstabilan di lini belakang?
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa adaptasi di level internasional membutuhkan waktu, terlebih menghadapi lawan dengan kualitas sekelas Jepang atau Australia.
Mentalitas bertahan dan daya juang harus diperkuat jika ingin melangkah lebih jauh menghadapi tim-tim kuat Asia.
Tak hanya soal strategi, tetapi juga kesiapan individu dalam menjaga fokus dan konsistensi sepanjang laga.
Jika masalah-masalah ini tidak segera dibenahi, Garuda akan kesulitan berbicara banyak di ronde keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
Berita Terkait
-
Apa yang Salah dengan Mees Hilgers? Kutukan di Timnas Indonesia Berlanjut
-
Jam Rolex Prabowo dan Sarapan Aburizal Bakrie Berujung Timnas Indonesia Hancur Lebur
-
Jadwal Drawing Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Pot Berapa?
-
Statistik Timnas Indonesia Makin Hancur! Perbandingan Dibantai Jepang Era Kluivert dan STY
-
Sengaja Serius, Pebandingan Susunan Pemain Timnas Jepang saat Lawan Australia dan Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Shin Tae-yong dan Louis van Gaal Dicoret, Sisa 3 Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Arsenal ke Perempat Final, Bocah15Tahun Bikin Kagum Mikel Arteta
-
Profil Bojan Hodak, Calon Pelatih Timnas Indonesia Setelah Patrick Kluivert Gagal Lolos Piala Dunia
-
Bojan Hodak Tanggapi Komentar Jeje Soal Eliano Reijnders
-
Bojan Hodak Sebut Eks Penerjemah Shin Tae-yong Omong Kosong
-
Fenomena Popularitas Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Bikin Heran Rekan Kevin De Bruyne
-
Alasan Bojan Hodak Cocok Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Rekomendasi Legenda Persib Bandung
-
Bojan Hodak Kini Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
-
Penyesalan Bintang Belgia Tak Pilih Timnas Indonesia, Kini Pintu Sudah tertutup
-
Atep Yakin Indra Sjafri Bisa Antar Timnas Indonesia Juara SEA Games 2025 karena Ini