Suara.com - Persis Solo akhirnya telah resmi memperkenalkan pelatih asal Belanda, Peter de Roo, sebagai juru taktik barunya di Liga 1 2025/2026. Lantas, bagaimana rekam jejak dan reputasinya sebelum ini?
Munculnya nama Peter de Roo telah dirilis secara resmi oleh Persis Solo pada Jumat (27/5/2025). Juru taktik asal Belanda itu bakal menjadi debutan dan merasa sangat antusias mengasuh Laskar Sambernyawa.
“Senang sekali telah bergabung dengan Persis. Saya telah melihat para penggemar dan membaca banyak hal tentang klub ini. Saya pikir, ada potensi yang besar,” kata Peter de Roo dikutip dari situs resmi klub.
“Dan saya tidak sabar untuk memulai dan membangun tim yang akan membuat para pendukung kami bangga menjadi bagian di dalamnya. Bermain sepakbola yang menarik dan bermain tanpa rasa takut, terlepas dari siapa pun lawan kita,” lanjutnya.
Dirinya turut membagikan sedikit gaya permainnya, yakni permainan atraktif dengan penguasaan bola untuk meraih kemenangan.
“Seperti pelatih lainnya, saya ingin menang, tetapi saya sangat yakin bahwa kami juga bermain untuk menghibur para pendukung. Saya percaya bahwa untuk menang, Anda harus mencetak gol. Untuk mencetak gol, Anda harus menguasai bola. Jadi, saya percaya pada sepak bola berbasis ball possesion, tetapi tentu saja menguasai bola bukanlah tujuannya,” terang Peter.
"Yang penting adalah penguasaan bola dan menciptakan peluang untuk mencetak gol. Ketika kami tidak menguasai bola, kami menginginkannya kembali; jadi saya tidak percaya menunggu lawan kehilangan bola. Begitu juga ketika kami bertahan, kami akan bersikap proaktif daripada reaktif.”
Lantas, bagaimana rekam jejak dan reputasi pelatih asal Belanda tersebut sebelum menukangi Persis Solo di Liga 1 2025/2026? Sehebat apa kariernya selama ini? Berikut Suara.com menyajikan ulasannya.
Profil Peter de Roo
Baca Juga: Persis Solo Umumkan Kedatangan Peter De Roo, Juru Taktik Baru Asal Belanda
Peter de Roo, pria berkebangsaan Belanda ini, datang dengan reputasi mentereng sebagai seorang "profesor taktik". Dia tercatat lahir di Amsterdam pada 16 Februari 1970 dan menjadi debutan di Liga 1 musim depan.
Peter dikenal bukan hanya sekadar pelatih yang meracik strategi di lapangan, melainkan juga seorang pemikir ulung yang mengedepankan pengembangan pemain muda dan fondasi permainan yang kuat.
Jejak kariernya membuktikan hal itu. Sebelum berlabuh di Solo, pelatih berusia 55 tahun ini sempat malang melintang di berbagai posisi penting. Salah satu sorotan utamanya adalah kiprahnya di Malaysia dan Singapura.
Ia pernah menjabat sebagai Direktur Teknik FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) pada 2017-2020, posisi yang krusial dalam membangun piramida sepak bola dari akar rumput hingga tim nasional senior.
Di sana, Peter bertanggung jawab penuh atas kurikulum kepelatihan, pengembangan pemain usia muda, hingga filosofi bermain Timnas. Sebuah peran yang membutuhkan visi jauh ke depan dan pemahaman mendalam tentang sepak bola.
Tak hanya di Malaysia, De Roo juga pernah menorehkan jejaknya di Australia. Ia terlibat dalam pengembangan sepak bola Negeri Kanguru, menunjukkan kapasitasnya sebagai individu yang sangat memahami ekosistem sepak bola modern.
Berita Terkait
-
Persis Solo Umumkan Kedatangan Peter De Roo, Juru Taktik Baru Asal Belanda
-
Malaysia Dapat Keamanan Maksimal Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-23, Kenapa?
-
Kontras Persiapan Timnas Indonesia dan Malaysia Jelang Piala AFF U-23, Merah Putih Tanpa Uji Coba
-
Apakah Malaysia Ketakutan Lawan Timnas Indonesia U-23? Pelatih Nafuzi Zain Kasih Isyarat
-
Profil Mikel Jauregizar, Pemain Athletic Bilbao yang Membantah usai Diklaim Punya Darah Malaysia
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Detik-Detik Mencekam Ian Rush Saat Melawan Maut Akibat Serangan Super Flu
-
John Herdman In, Jordi Cruyff Out dari Timnas Indonesia
-
Jangan Berhenti Mencari, Pesan Haru Keluarga Pelatih Valencia yang Hilang di Labuan Bajo
-
Profil Lengkap Fernando Martin, Pelatih Valencia yang Alami Kecelakaan Tragis di Labuan Bajo
-
Erling Haaland Ejek Donnarumma Usai Man City Menang Dramatis
-
Selisih 3 Poin dari Arsenal, Unai Emery Malah Bilang Aston Villa Bukan Penantang Gelar
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Chelsea Double Combo! Dipermalukan Aston Villa Plus Berpotensi Kena Sanksi Gegara Botol Terbang
-
Antoine Semenyo Bikin Sakit Hati MU, Lebih Pilih ke Etihad Dibanding Old Trafford
-
Juventus Susah Payah Kalahkan Pisa, Luciano Spalletti: Kami Beruntung Bisa Menang