Suara.com - Pelatih Timnas Indonesia U-23 Gerald Vanenburg mengisyaratkan bakal mencari striker baru bisa dari Belanda.
Langkah itu sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan bapuknya lini depan.
Sampai dengan saat ini skuad Garuda Muda bergantung pada Jens Raven sebagai ujung tombak di Piala AFF U-23 2025.
Pemain naturalisasi berdarah Belanda itu sudah mencetak tujuh dari gol yang diciptakan tim Merah Putih.
Sisanya dibuat bukan oleh striker yaitu Rayhan Hannan dan Arkhan Fikri. Satu lagi melalui gol bunuh diri lawan.
Jika melihat beberapa pertandingan di Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia U-23 bisa mencetak lebih banyak gol.
Tetapi, permasalahan penyelesaian akhir masih menjadi perhatian bagi tim Merah Putih. Jens Raven pun yang menjadi keran gol tim Merah Putih sering kesulitan melakukan eksekusi.
Sementara pemain pelapis seperti Hokky Caraka belum menunjukkan kualitasnya sebagai penyerang.
Nah, untuk mengatasi permasalahan tersebut di turnamen yang akan datang, Gerald Vanenburg mau mencari pemain lain. Bisa dari Indonesia atau merekrut pemain keturunan Belanda.
Baca Juga: Perang Taktik Gerald Vanenburg vs Kim Sang-sik, Timnas Indonesia Bisa Juara Piala AFF U-23 2025?
"Tapi untuk di turnamen selanjutnya, nanti kami akan lihat apakah kami akan cari pemain lain, entah dari Belanda atau Indonesia, untuk membantu tim ini yang agak kesulitan mencetak gol," ujar Vanenburg kepada awak media.
Lebih lanjut, untuk pertandingan terdekat yaitu final melawan Vietnam akan dicoba strategi lain mengatasi kesulitan cetak gol.
Timnas Indonesia U-23 akan berhadapan dengan Vietnam di final Piala AFF U-23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada 29 Juli 2025.
"Soal mencetak gol, memang saat ini kami susah mencetak gol, dan kami cuma punya Jens Raven yang bisa cetak gol, dan ada beberapa pemain lain selain Jens yang bisa cetak gol," ucapnya.
"Jadi saya ingin cari solusi untuk jangka pendek ini, di final, pemain-pemain mana yang bisa saya tugaskan mencetak gol," tutupnya.
Vietnam datang ke partai final Piala AFF U-23 2025 dengan status juara bertahan. Mereka sebelumnya menjuarai edisi 2023 dan tampil konsisten sepanjang turnamen kali ini.
Sepanjang fase grup hingga semifinal, Vietnam belum terkalahkan dan menunjukkan kekuatan mereka dalam menjaga keseimbangan permainan.
Di sisi lain, Timnas Indonesia U-23 tampil sebagai tuan rumah yang penuh ambisi. Meski sempat terseok di awal fase grup, skuad asuhan Gerald Vanenburg mampu bangkit dan menunjukkan permainan agresif serta kompak di laga-laga penting.
Kemenangan dramatis atas Malaysia di laga terakhir menjadi titik balik, sebelum kemudian menyingkirkan Thailand di semifinal dan melaju ke partai puncak.
Komposisi pemain Indonesia yang mayoritas bermain di Super League memberikan keunggulan dari sisi pengalaman.
Ditambah lagi, kedalaman skuad yang merata membuat Garuda Muda memiliki banyak opsi rotasi di setiap lini. Performa beberapa pemain muda seperti Dony Tri Pamungkas, Jens Raven, dan Rayhan Hannan menjadi sorotan, karena mampu memberikan kontribusi besar di lini serang.
Final ini akan menjadi panggung pembuktian bagi kedua tim. Vietnam ingin mempertahankan gelar sekaligus menunjukkan dominasi mereka di tingkat kelompok umur Asia Tenggara.
Sementara Indonesia memperkenalkan gelar perdana mereka di ajang ini, sekaligus menyelesaikan tuntas dukungan luar biasa dari para pendukung di tanah air.
Kehadiran puluhan ribu suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno diprediksi akan menambah semangat juang pemain Indonesia di atas lapangan.
Suasana kandang menjadi keuntungan tersendiri bagi Garuda Muda, yang akan berusaha tampil total sejak menit awal.
Persiapan yang matang juga telah dilakukan oleh tim pelatih, termasuk dalam menganalisis kekuatan dan kelemahan Vietnam.
Fokus pada transisi cepat dan penguasaan bola di lini tengah menjadi dua aspek penting yang terus diasah dalam sesi latihan terakhir jelang laga final.
Selain itu, faktor mental pemain juga menjadi perhatian. Tim pelatih membekali para pemain dengan motivasi serta pendekatan psikologis untuk menghadapi tekanan pertandingan final.
Hal ini penting agar para pemain tetap tenang dan mampu menjalankan strategi dengan baik di tengah ketegangan laga yang tinggi.
Partai final ini tidak hanya menjadi pertarungan dua kekuatan sepak bola muda Asia Tenggara, tetapi juga akan menjadi indikator perkembangan pelatihan pemain usia muda di masing-masing negara.
Indonesia yang sedang gencar memperkuat fondasi timnas dari level junior, memanfaatkan momentum ini untuk menunjukkan hasil kerja keras dalam beberapa tahun terakhir.
Apapun hasilnya, pencapaian Indonesia melangkah ke final sudah menunjukkan kemajuan yang positif. Namun, kemenangan tentu akan menjadi pelengkap sempurna dan awal baru bagi kebangkitan sepak bola Indonesia di level kelompok umur.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jelang AC Milan vs Sassuolo, Allegri Puji Sekaligus Peringatkan Jay Idzes Cs
-
Prediksi Michael Owen Soal Masa Depan Mohamed Salah Usai Cetak Assist Lawan Brighton
-
Arsenal Menang Beruntung, Kemampuan Viktor Gyokeres Makin Diragukan, Bakal Dibuang?
-
Inter Milan Disebut Gagal? Chivu Angkat Suara Jelang Duel Panas Kontra Genoa
-
Penyelamatan Gemilang Emil Audero Tak Mampu Selamatkan Cremonese, Begini Kata Davide Nicola
-
Kalah 1-3 dari Wolfsburg, Kevin Diks Blunder Lagi, Pelatih Gladbach Murka
-
Kata-kata Hugo Ekitike Usai Borong Dua Gol Liverpool ke Gawang Brighton
-
Sorakan di Anfield Jawab Semua Spekulasi Masa Depan Mohamed Salah, Pilih Kesampingkan Ego?
-
Gagal Total di SEA Games 2025, Peran Zainudin Amali di PSSI Jadi Sorotan Tajam
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab