Naturalisasi Mauro Zijlstra Tertunda karena Masa Reses DPR, Kapan Prosesnya Dilanjut?

Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan pembaruan penting mengenai proses naturalisasi calon bomber Timnas Indonesia, Mauro Zijlstra.

Kabar ini menjadi angin segar bagi para pendukung Skuad Garuda yang menantikan kehadiran sosok penyerang baru di lini depan.

Beberapa waktu lalu, PSSI secara resmi mengonfirmasi niatnya untuk menambah kekuatan tim nasional dengan pemain keturunan, dan nama Zijlstra muncul sebagai kandidat utama.

Penyerang berusia 20 tahun yang saat ini membela klub Belanda, FC Volendam, dianggap sebagai profil yang sangat dibutuhkan untuk lini serang skuad Garuda.

Dengan postur menjulang 188 cm, ia diharapkan bisa menjadi predator tajam di kotak penalti lawan.

Dasar dari proses naturalisasi ini adalah garis keturunan Zijlstra yang memiliki darah Sunda dari.

Ekspektasi publik pun melambung tinggi, terutama karena kondisi lini serang Timnas Indonesia yang sedang darurat.

Penyerang andalan, Ole Romeny, yang sebelumnya menjadi tumpuan, kini tengah menjalani pemulihan cedera dan partisipasinya di ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia masih diragukan.

Menjawab penantian tersebut, Erick Thohir mengungkapkan bahwa proses naturalisasi Zijlstra telah mencapai tahap krusial.

Baca Juga: Kata Kadek Arel Soal Kans Timnas Indonesia Juara Grup Kualifikasi Piala Asia U-23

Menurutnya dokumen permohonan sang pemain, bersama dengan tiga calon pemain untuk Timnas Putri Indonesia , sudah mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.

"Nah, sekarang saya mengucapkan terima kasih. Bapak Presiden sudah menandatangani surat naturalisasi Mauro dan tiga pemain putri," kata Erick Thohir.

Erick Thohir melanjutkan bahwa berkas-berkas tersebut kini telah dilimpahkan ke jenjang berikutnya.

"Ini sudah ada di DPR," jelasnya.

Namun, proses tersebut tidak bisa langsung berjalan mulus. Terdapat sedikit penundaan karena agenda legislatif.

Erick menjelaskan bahwa DPR saat ini tengah memasuki masa reses atau periode istirahat, sehingga pembahasan berkas naturalisasi harus menunggu.