- Allegri sukses mengubah Milan jadi tim solid dengan pertahanan kokoh dan serangan produktif.
- Rekrutan baru seperti Nkunku dan Rabiot langsung memberi dampak nyata.
- Energi positif kembali ke San Siro berkat harmoni tim dan dukungan Curva Sud.
Suara.com - Kembalinya Massimiliano Allegri ke AC Milan membawa angin segar bagi klub.
Tidak hanya soal strategi, tetapi juga atmosfer emosional yang membuat pemain dan suporter merasa nyaman.
Setelah periode sebelumnya yang sempat naik turun, Allegri kini menunjukkan versi terbaiknya, bahkan lima pertandingan awal musim ini memperlihatkan tren positif yang jelas.
Sebelum Allegri, Milan sempat mencoba pendekatan baru di bawah Paulo Fonseca, dengan fokus pada sepakbola menyerang dan identitas segar untuk tim.
Sayangnya, eksperimen itu gagal, dan pergantian pelatih menjadi sebuah keharusan.
Dengan pengalaman mumpuni di Juventus, Allegri kembali membawa filosofi klasiknya, sepakbola defensif yang efektif, namun tetap produktif di depan gawang.
Sejak awal era kedua Allegri, Milan sempat kalah dari Cremonese.
Namun, kekalahan itu menjadi pembelajaran penting.
Klub bergerak di bursa transfer untuk menambah kualitas tim, menghadirkan Christopher Nkunku dan Adrien Rabiot, yang langsung memberi dampak positif di lapangan.
Nkunku mencetak gol di Coppa Italia, sementara Rabiot menjadi tulang punggung strategi Allegri.
Baca Juga: On This Day: Lahirnya Bintang Ukraina Andriy Shevchenko, Legenda AC Milan
AC Milan 2.0 Era Allegri
Pertahanan yang kokoh – Milan menjadi salah satu tim dengan pertahanan terbaik Serie A sejauh ini, hanya kebobolan tiga gol dari lawan-lawan yang sudah mencetak total 30 gol.
Konsistensi sistem pertahanan Allegri, dari back-three atau back-four, menunjukkan kestabilan yang jauh berbeda dibanding musim lalu.
Produktivitas menyerang – Ironisnya, meski dikenal sebagai pelatih defensif, tim Allegri mampu mencetak banyak gol.
Milan berada di peringkat keempat dalam daftar pencetak gol Serie A, meski tanpa striker murni yang tajam.
Pemain seperti Alexis Saelemaekers dan Nkunku membuktikan kreativitas ofensif mereka, sementara Santiago Gimenez tetap memberikan kontribusi walau gagal memaksimalkan peluang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
32 Negara Sudah Lolos! Peta Persaingan Tiket Piala Dunia 2026 Makin Panas
-
Rp288 Miliar! Harga yang Dibayar Neymar untuk Kuasai Nama Pele
-
Kadek Arel: Timnas Indonesia U-22 Penuh 'Lubang' Usai Dibantai Mali, Apa Perbaikannya?
-
Cara Ruben Amorim Bikin Harry Maguire Muak dan Ingin Cabut dari Old Trafford
-
Liverpool Resmi Ditinggal Mohamed Salah pada Desember 2025
-
Erling Haaland Buka Suara Soal Duel Panas Lawan Mancini: Dia Bikin Kesal!
-
Bakat Muda Jawa-Belanda, Pemain Keturunan Indonesia Ikai Muhamad Torehkan 12 Gol!
-
Jurgen Klopp Comeback: Punya Pekerjaan Baru di Piala Dunia 2026
-
Apa Rahasia Timnas Norwegia Bisa Lolos ke Piala Dunia Setelah Absen 27 Tahun?
-
Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026, Pelatih Timnas Nigeria Klaim Kongo Pakai Ilmu Santet