- Arne Slot membawa revolusi taktik di Liverpool dengan mengubah gaya “heavy metal football” era Jurgen Klopp
- Slot menata ulang peran pemain dan sistem permainan, termasuk menggunakan pola 3–2 dalam build-up
- Fleksibilitas formasi dan rotasi pemain depan menjadi kunci utama
Suara.com - Setelah hampir satu dekade dikenal dengan gaya heavy metal football ala Jurgen Klopp yang penuh energi dan tekanan tanpa henti, kini Liverpool tampil lebih tenang, terstruktur, dan efisien.
Gaya baru ini bukan sekadar perubahan, melainkan evolusi total yang dijalankan Arne Slot.
Pelatih asal Belanda itu kini mengubah Liverpool dari 'urakan' menjadi panduan orkestra di lapangan hijau.
Dari Tekanan Gila ke Kontrol Cerdas
Ketika Klopp datang ke Anfield, Liverpool bermain dengan gaya gila-gilaan, menekan lawan sejak peluit pertama, menyerang dengan cepat, dan tak kenal lelah.
Strategi itu membuahkan hasil — membawa The Reds menjuarai Liga Champions 2019 dan Premier League 2020.
Namun sepak bola terus berkembang. Di bawah Arne Slot, Liverpool kini mengutamakan penguasaan bola dan kontrol tempo.
Tim masih agresif, tapi lebih sabar dan cerdas dalam memilih momen untuk menekan.
Alih-alih membombardir lawan tanpa henti, Slot mengajarkan timnya untuk “mencekik” lawan dengan struktur dan ketepatan posisi.
Baca Juga: Langka! 5 Pemain yang Pernah Bela Liverpool dan Manchester United
Full-Back Inversi dan Struktur Baru
Salah satu perubahan paling mencolok adalah peran bek sayap.
Jika di era Klopp, Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson sering maju ke sayap untuk mengirim umpan silang, kini keduanya justru masuk ke tengah.
Dengan pergerakan ini, Liverpool menciptakan kelebihan jumlah di lini tengah, memudahkan sirkulasi bola dan membuka ruang bagi penyerang sayap untuk bermain lebih bebas.
Hasilnya, permainan Liverpool terlihat lebih sabar, namun tetap berbahaya dalam setiap pergerakan.
Pola 3–2 Membangun Serangan
Berita Terkait
-
Langka! 5 Pemain yang Pernah Bela Liverpool dan Manchester United
-
Liverpool vs Manchester United: Siapa Klub Terbesar Inggris? Jawabannya Mengejutkan
-
Ruben Amorim Ngarep Manchester United Dapat Penalti Saat Lawan Liverpool
-
Pep Guardiola Was-was! Manchester City Terlalu Bergantung pada Haaland
-
Chelsea Bungkam Nottingham 3-0, Postecoglou Dipecat! Maresca Angkat Bicara
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 7 Fakta Nusakambangan, Penjara di Jawa Tengah yang Dihuni Ammar Zoni: Dijuluki Pulau Kematian
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Satu Syarat FC Twente Buat Mees Hilgers Jika Ingin Main Lagi: Take it or leave it!
-
Napoli Terkapar Diseruduk Banteng Turin, Conte Kehilangan 2 Pemain Penting
-
Langka! 5 Pemain yang Pernah Bela Liverpool dan Manchester United
-
Liverpool vs Manchester United: Siapa Klub Terbesar Inggris? Jawabannya Mengejutkan
-
Intip Kerasnya Tarkam Inggris: Perkelahian Massal Pemain vs Penonton
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Ruben Amorim Ngarep Manchester United Dapat Penalti Saat Lawan Liverpool
-
Rapor Miliano Jonathans Usai FC Utrecht Tekuk Volendam: Mauro Zijlstra Duduk Manis
-
Pep Guardiola Was-was! Manchester City Terlalu Bergantung pada Haaland
-
AS Roma Kalah dari Inter Milan, Gasperini Tak Merasa Bersalah, Kok Bisa?