- Etos kerja dan disiplin tinggi pemain Jepang menjadi keunggulan utama
- Budaya sepak bola Jepang sangat patuh terhadap instruksi, namun kurang dalam aspek kreativitas.
- Ketahanan fisik dan pola hidup sehat membuat karier pemain Jepang lebih panjang.
Suara.com - Eks pemandu bakat Manchester United yang kini menjabat Direktur Teknik RKC Waalwijk, Bernard Schuiteman, mengungkap sejumlah hal menarik tentang Ayase Ueda dan pemain Jepang lainnya yang berkarier di Eredivisie.
Schuiteman membahas soal etos kerja, budaya disiplin, dan keunggulan fisik pemain asal Negeri Sakura yang membuat mereka berbeda dari pesepak bola Eropa.
“Ueda adalah pemain yang melakukan segalanya untuk mencapai level tertinggi. Jumlah larinya, sprint-nya, dan pergerakannya luar biasa. Ia juga semakin kuat secara fisik,"
"Tapi ia perlu mulai berhati-hati agar tidak terlalu memaksakan diri. Saya pikir ini belum versi terbaik dari dirinya,” ujar Schuiteman dilansir dari Sportnieuws.nl
Menurutnya, Ueda masih punya ruang besar untuk berkembang. “Dia akan makin matang kalau lebih sering tampil di level tertinggi seperti Liga Champions. Itu akan membuatnya lebih pintar dan percaya diri,” tambahnya.
Namun yang menarik, Schuiteman menilai bahwa usia bukan kendala utama bagi pemain Jepang.
“Ueda memang bukan 23 tahun, dia sudah 27. Tapi saya melihat pemain Jepang punya ketahanan fisik luar biasa. Mereka baru menurun di usia yang jauh lebih tua dibanding pemain Eropa,"
"Banyak dari mereka masih fit di usia 38 atau bahkan 40 tahun. Itu karena pola hidup dan kebiasaan makan mereka yang sangat teratur,” jelasnya.
Schuiteman juga menyinggung soal perbedaan besar antara budaya sepak bola Jepang dan Belanda.
Baca Juga: Kisah Tragis Junko Furuta, Remaja Jepang yang Menjadi Korban Kekerasan dan Pembunuhan
Ia mengatakan, pemain Jepang sangat patuh terhadap instruksi dan disiplin dalam berlatih.
“Di Jepang, kalau pelatih bilang: ‘kita latihan 40 menit menembak pakai kaki kiri dan kanan’, mereka akan melakukannya tanpa bertanya,"
"Karena itu, banyak pemain Jepang bisa menggunakan dua kaki dengan sama baiknya. Tapi di Belanda, pemain akan bertanya dulu, ‘kenapa harus begitu?’,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurutnya, sifat patuh itu membawa kelebihan sekaligus kekurangan.
“Karena terlalu patuh, pemain Jepang jarang mempertanyakan alasan di balik latihan tertentu. Sedangkan pemain Belanda lebih kritis dan kreatif, mereka bisa memahami dan menafsirkan permainan dengan cara yang lebih bebas,” katanya.
Schuiteman, yang pernah bekerja di Urawa Red Diamonds, salah satu klub top Jepang, juga membagikan pengalamannya tentang gaya komunikasi di sana.
Berita Terkait
-
Kisah Tragis Junko Furuta, Remaja Jepang yang Menjadi Korban Kekerasan dan Pembunuhan
-
Ruud Gullit Sebut Pemain Ini Salah Gabung ke MU, Hengkang ke Serie A Jadi Solusi
-
Nostalgia Era Tahun 2000, Kiss of Life Resmi Debut Jepang Lewat Lagu Lucky
-
Cristiano Ronaldo Sindir Manchester United: Tak Punya Mental Juara, Arsenal Lebih Siap!
-
Sinopsis Game Change, Drama Jepang Terbaru Motoki Nakazawa dan Ren Ishikawa
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jadwal Pertandingan Persib Bandung vs Malut United Pekan ke-12 Ditunda, Jadi Kapan?
-
Timnas Indonesia U-17 Terlempar dari Zona Lolos Peringkat Ketiga Terbaik Piala Dunia U-17 2025
-
Link Live Streaming PSBS Biak vs Persita Tangerang di BRI Super League Kamis 6 November 2025
-
Inter Milan Cuma Menang 2-1, Cristian Chivu Tak Puas Singgung Kualitas Buruk
-
Hampir Adu Jotos dengan Ademola Lookman, Ivan Juric Malah Bawa-bawa Kevin De Bruyne
-
Persija Jakarta Persiapkan Diri Habis-habisan Jelang Hadapi Arema FC
-
Bomber Brasil Kepikiran Timnas Indonesia U-17, Jangan Lengah Buat Menang
-
Efek Domino Skandal Naturalisasi: Vietnam Tunggu Keputusan FIFA Soal Menang WO vs Malaysia
-
Momok Timnas Indonesia U-17 Mejeng di Daftar Top Skor Piala Dunia U-17 2025
-
Media Vietnam Soroti Keputusan Nova Arianto Jelang Timnas Indonesia U-17 vs Brasil